Oleh : Achmad Haris Setiawan, Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen
Sebagai Investor di Bursa Saham di Indonesia, pasti kita mengenal beberapa cara dalam menganalisis saham seperti : analisis fundamental, analisis teknikal, value investing, dst. Akan tetapi kita lupa bahwa sistem pergerakan harga saham sendiri sebenarnya dibentuk oleh apa yang sering kita sebut dengan supply-demand, apabila suatu saham memiliki demand yang kuat maka harganya akan naik, meskipun secara fundamental dan teknikalnya tidak menunjukkan bahwa saham itu memiliki potensi akan naik. Maka dari sini kita simpulkan bahwa analisis apapun tidak akan berguna apabila hukum supply-demand tidak bekerja.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri dominasi investor asing masih menguasasi ekuitas di pasar modal Indonesia tercatat berdasarkan nilai efek yang tersimpan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 9 Agustus 2019, investor asing menggenggam sebesar Rp1.907 triliun setara 51,46 persen dari total ekuitas. Sementara, porsi investor domestik tercatat Rp1.799 triliun atau setara 48,54 persen. Hal ini menyebabkan BEI sangat terpengaruhi oleh aksi jual-beli dari investor asing (Foreign Flow).
Beberapa saham yang banyak di kuasai oleh asing adalah saham-saham yang ada di LQ45, salah satunya adalah Bank Central Asia. Seminggu terakhir saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami kenaikan yang cukup tinggi yakni sebesar 22,78 %. Kenaikan ini dipicu oleh Net Foreign Flow asing yang tercatat dalam seminggu terakhir mencapai 571,6 miliar. Angka yang cukup fantastis apabila diliat dari kondisi market yang lesu akibat dari pandemic virus corona.
Gambar 1 kenaikan saham BBCA dalam seminggu terakhir
Saham Bank Central Asia Tbk sendiri merupakan saham perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, dan merupakan Bank Swasta terbaik di Indonesia, akan tetapi mayoritas saham yang dijual di public melalui Bursa Efek saat ini sudah banyak dikuasai oleh asing. Hal ini terbukti dengan total kepemilikan asing yang mencapai 62,65% dari total saham yang beredar di Bursa, maka dari itu Foregn Flow sangat berpengaruh bagi pergerakan harga bank BCA.
Gambar 2 Foreign Flow & Ratio Kepemilikan Saham
Setelah kita melihat gambar diatas kita bisa tau apabila Foreign Flow merupakan faktor utama pergerakan dari harga saham Bank Central Asia Tbk di era Pandemi virus corona saat ini, karena apabila analisa fundamental dan teknikal yang baik pun tidak akan berarti apabila suatu saham tidak ada penggeraknya, dalam kasus BBCA kali ini penggeraknya merupakan Investor asing yang bisa di lihat dari Net Foreign Flow atau total pembelian bersih asing terhadap saham tersebut.
Sumber :
Adhi Wicaksono. 2019. Modal Bursa Saham RI Masih di Kuasai Asing. www.cnnindonesia.com
Data, Grafik Net Foregn Flow. RTI Bussines.
Mantapp , jadi tahu ada cara lain untuk menganalisis suatu sektor dengan supply dan demand , terimakasih mas haris 👍
BalasHapusMakasih infonya mas, sangat bermanfaat untuk para investor
BalasHapusAkhirnya, dapet ilmu baru.. Terimakasii
BalasHapusWaah ilmunya sangat bermanfaat sekali, terimakasi kak
BalasHapusTerimakasih mas haris atas ilmunya
BalasHapusterimakasih banyak mas, sangat bermanfaat 🙏
BalasHapusBermanfaat dan sangat membantu informasi yang diberikan.. Terimakasih :)
BalasHapus