Jumat, 03 April 2020

Nilai Harga Saham MelemahTerhadap Permintaan Meningkat Dalam Menghadapi Covid19

Oleh : Hikmah Ramadhanty Nihayah (17510001)
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas H
Dosen Pembimbing :M.Nanang Choiruddin,SE., MM.

Nilai wajar bagi saham yang akan dibeli maupun dijual sangat penting untuk diketahui oleh investor, sebab hal ini aka mempermudah investor dalam memperkirakan kemungkinan dalam keuntungan serta kerugian yang akan terjadi dimasa depan. 

Nilai harga saham terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu; nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsic (intrinsic value).Banyaknya saham dengan berbagai dari beberapa nilai perlu diperhatikan adanya sesuatu. 

Menurut Arifin (2002:89) mendefinisikan nilai buku per lembar saham sebagai rasio untuk membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku (book value) sebenarnya.  Untuk perusahaan yang berjalan baik investor akan tertarik untuk bertransaksi. Bursa saham juga merupakan salah satu indikator perekonomian suatu negara maka diperlukan suatu perhitungan tentang transaksi yang terjadi dalam bursa sepanjang periode tertentu. Untuk itu dalam indonesia salah satuperhitungan tersebut adalah perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Nilai Saham Indonesia saat saat ini telah mengalami masa masa meningkat dan melemah dikarenakan adanya keadaan yang mengakibatkan ini terjadi. Meskipun banyaknya permintaan pasar yang meningkat dan harga saham yang semakin menurun karena pasar yang meningkat dalam kondisi menghadapi Covid19 ini mengharuskan beberapa orang untuk harus tetap jaga jarak dengan orang lain. Virus ini adalah infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (Droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin, karena waktu paparan virus dari 1-14 hari dengan rata-rata 5 hari. 

Pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah dalam kondisi yang tak menentu sejak mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia. Banyak saham emiten berguguran, termasuk perusahaan-perusahaan negara alias BUMN. Pada perdagangan kemarin, Selasa (24/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup negatif. IHSG turun 51 poin (1,3 persen) ke level 3.937. Penurunan IHSG melengkapi kinerja rupiah yang juga tengah terpuruk. Kompas.com merangkum perbandingan harga saham berdasarkan informasi perdagangan BEI selama 60 hari perdagangan terakhir atau sejak 30 Desember 2019 hingga penutupan perdagangan terakhir pada 24 Maret 2020.

Waktu terjadinya Covid19 ini banyaknya permintaan masyarakat akan adanya permintaan dengan handsanitizer dan masker dan lain sebagainya. Pemerintah akan memanfaatkan dana tersebut untuk penanganan kesehatan dan jaringan pengaman sosial.Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menyebutkan, sentimen tersebut hanya akan memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara sesaat. Buktinya, ia menambahkan, perdagangan hari ini ditutup melemah kembali ke level 4.466,301, terkoreksi 72,893 poin atau 1,61%.

"Saya lihat sepertinya IHSG sudah merespons kenaikan kemarin dan hari ini. Di sesi II IHSG sudah turun lagi. Artinya hanya bersifat jangka pendek," jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (1/4). Stimulus yang diberikan oleh pemerintah belum mampu mengerek IHSG karena pasar masih menunggu perkembangan dari kasus Covid-19.

Pelayanan masyarakat akan adanya bantuan dari pemerintah juga tidak sepenuhnya semua ke tangan rakyat rakyat lainnya. Karena banyaknya perdangangan yang ditutup pada Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) hanya untuk sesaat ini ternyata membuat kondisi yang melemah, baru pada tanggal (31/3) mengalami kenaikan tetapi pada (1/4) turun lagidan membuat melemah akan waktu jangka pendek.

Dari beberapa banyak hal pertimbangan akan hal ini membuat pemerintah meminta bekerjasama dengan masyarakat agar tujuan yang ingin dalam mengurangi wabah akan segera berakhir dengan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan sering mencuci tangan.

Selain itu, stimulus tersebut hanya mampu menghijaukan pasar kemarin karena hari ini, Rabu (1/4), pasar lebih banyak dipengaruhi konferensi pers Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyampaikan bawa Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) memungkinkan minus.

Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana bilang adanya “alokasi dana untuk meminimalisir dan mengatasi Covid-19 memang bisa menjadi sentimen positif untuk jangka panjang.” 
Banyaknya yang dapat dilakukan oleh pmerintah akan kebutuhannya masyaakat indonesia dalam keadaan wabah Covid19 ini. Dan APBN yang sudah dianggarkan ini kelihatannya belum tentu untuk mencukupi dalam penanganan wabah Covid19 ini untuk mengatasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).


DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh, BPFE-Yogyakarta, 2016
Heri Abrianto, Amin hikmanto, Analisis Penilaian Beberapa harga Saham di BEI dengan Pendekatan Nilai Buku (Price to Book Value), Jurnal Politeknik Negeri Jakarta Hal.407.
https://money.kompas.com/read/2020/03/25/182353726/10-bumn-yang-sahamnya-rontok-parah-saat-corona-menyerang.
https://investasi.kontan.co.id/news/penambahan-rp-405-triliun-di-apbn-untuk-tangani-covid-19-belum-mampu-ungkit-ihsg
https://kominfo.go.id/content/detail/25170/pemerintah-luncurkan-situs-resmi-covid-19/0/berita
https://katadata.co.id/tags/bursa-efek-indonesia
https://katadata.co.id/berita/2020/03/30/ihsg-diprediksi-turun-lagi-dipengaruhi-aksi-ambil-untung-dan-corona

3 komentar:

  1. Lalu calon investor baiknya membeli saham yang bagaimana?🙏

    BalasHapus
  2. Sangat bermanfaat, semoga ilmunya bermanfaat dan bisa dapat nilai A kak

    BalasHapus