Oleh : Majdah Makkiyah Guntur/ 17510071, Analisis Sekuritas, Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen
Dosen Pengampu: M. Nanang Choiruddin SE., MM
Dosen Pengampu: M. Nanang Choiruddin SE., MM
Pandemi virus corona (COVID-19) menjadi momok menakutkan yang membuat pelaku pasar melakukan aksi jual di pasar saham global, tak terkecuali pasar saham RI. Ketidakpastian yang tinggi dan panik jual inilah yang menyebabkan hampir seluruh bursa saham global terjungkal. Mengacu data BEI, sejak awal tahun hingga 24 Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 37,49% senada dengan ambrolnya bursa saham di Asia Tenggara seperti bursa saham Filipina, melemah 38,91%. Diikuti pelemahan bursa Thailand 34,37% dan Bursa Vietnam anjlok 31,40%.Namun demikian, di tengah pandemi COVID-19, Investment & Product Specialist PT BNP Paribas Asset Management Franky Rivan mengungkapkan masih ada sejumlah sektor yang tahan banting dari virus corona. Dalam riset yang dipublikasikan dan diterima CNBC Indonesia, Franky menyebutkan ada empat sektor yang secara relatif kurang terdampak dari isu wabah COVID-19. Keempat sektor tersebut antara lain Healthcare (kesehatan), Telco (telekomunikasi), Poultry (pakan ternak), dan Consumer Staples (konsumer pokok). Dalam sektor telekomunikasi malah meningkatkatkan nilai saham hal itu di karenakan, Imbauan bekerja di rumah alias work from home (WFH) dan sekolah juga dari rumah di tengah wabah virus corona meniupkan sentimen positif bagi emiten telekomunikasi. Bagaimana tidak, aktivitas masyarakat yang biasanya mengharuskan pertemuan tatap muka, mendadak beralih menjadi pertemuan virtual. Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu mengatakan, prospek emiten sektor telekomunikasi tahun ini terbilang cukup positif.
Pencatatan semua saham emiten operator telekomunikasi sempat menurun. Mengutip data KONTAN.CO.ID yang menyatakan bahwa, Pelemahan harga terdalam terjadi pada saham PT Indosat Tbk (ISAT), yakni 30,61% menjadi Rp 2.040 per saham per Jumat (28/2). Kemudian, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) merosot 30,37% ke level Rp 94 per saham. Disusul oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebesar 20,31% menjadi Rp 2.590 dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) 12,53% menjadi Rp 3.490 per saham. Meskipun begitu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As'ad mengatakan, untuk jangka panjang saham-saham emiten tersebut masih memiliki prospek untuk bertumbuh. Hal ini seiring dengan pergeseran tren penggunaan voice dan Short Message Service (SMS) menjadi data. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sejak ada ajakan dari pemerintah untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, Telkomsel mengalami pertumbuhan trafik komunikasi payload layanan berbasis data dan digital hingga 5% dibandingkan sebelumnya. Adapun kenaikan tersebut mayoritas dikontribusikan oleh pertumbuhan payload layanan sistem belajar berbasis daring (e-learing) yang mencapai 236%, komunikasi pesan instan 19%, games online 13%, dan layanan digital berbasis cloud storage yang bertumbuh 10,4%. Sebagai gambaran, pada penutupan perdagangan, Senin (23/3) saham TLKM berada pada harga Rp 2.680 terkoreksi 6,94% dibanding hari kemarin. Sementara secara year to date (ytd) TLKM terkoreksi hingga 32,49%. Koreksi ini jauh lebih tipis dibandingkan emiten telekomunikasi lainnya, seperti ISAT yang menurun hingga 56,01%, EXCL menurun 52,86%. Bahkan, FREN menurun 63,77% dan menyentuh level gocap. Mengutip data CNBC Indonesia, 26 Maret 2020 menyatakan bahwa nilai saham sektor telekomunikasi meningkat dapat di buktikan dengan data, Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) misalnya, naik 20,92% ke level Rp 295 per saham disusul PT Indosat Tbk (ISAT) yang naik 12,08% ke posisi Rp 1.345 per saham. Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) hari ini sesi I, juga ditutup melesat 14,89%, sementara saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) naik 12%. Mengutip data Kompas.com- Bandung, 19/03/2020 Jika melihat hasil prediksi Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan simulasi dan pemodelan sederhana mengenai prediksi penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Hasilnya, Indonesia diprediksi akan mengalami puncak jumlah kasus harian Covid-19 pada akhir Maret 2020 hingga pertengahan April 2020. Hal itu membuat Kondisi ini melahirkan riuh rendah serta kontroversi, apakah tindakan yang diambil cukup untuk menangkal penyebaran atau berlebihan. Kesimpang siuran informasi tentang hal ini dikhawatirkan mengganggu usaha nyata untuk menanggulangi bencana yang sebenarnya. Mengutip Liputan6.com, 23 Maret 2020 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan akan terus memantau perkembangan pasar dan secara proaktif meninjau serangkaian kebijakan yang berlaku untuk menjaga Pasar Modal Indonesia tetap beroperasi. Upaya di tengah volatilitas pasar yang dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi Virus Corona atau Covid-19. Langkah ini dilakukan bersama dengan Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal di Indonesia, yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Klliring Penjaminan Efek Indonesia(KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). , OJK bersama SRO pasar modal telah melaksanakan Business Continuity Management (BCM) untuk menjamin kelangsungan operasional kegiatan di pasar modal dengan serangkaian aktivitas sebagai berikut: Pembagian area kerja (split operation) ke beberapa lokasi kerja, Pelaksanaan bekerja dari rumah (Work from Home/WfH) dengan tetap memperhatikan keberlangsungan layanan kepada stakeholders, Membatasi kegiatan-kegiatan, seperti sosialisasi, rapat, dan kegiatan lain yang memerlukan interaksi dengan orang banyak dengan menggunakan fasilitas elektronik, Memastikan lingkungan kerja yang sehat dan memastikan kesehatan karyawan. Beberapa klaim kesiapan penanganan Covid-19 telah diumumkan pemerintah termasuk kebijakan-kebijakan yang akan diambil, termasuk kebijakan yang berkaitan dengan antisipasi dampak penularan Covid pada ekonomi domestik (Stimulus Ekonomi I, II dan III) patut diapresiasi Mengutip Kompas.com, 29/03/2020.
DAFTAR PUSTAKA
Idris, M. (2020, Maret 29). 7 Usulan untuk Jokowi Agar RI Terhindar dari Krisis Akibat Corona. Retrieved from KOMPAS.com: https://money.kompas.com/read/2020/03/29/181925526/7-usulan-untuk-jokowi-agar-ri-terhindar-dari-krisis-akibat-corona
Intan, K. (2020, Maret 23). Simak! Deretan Sektor Emiten yang Tahan Paparan COVID-19. Retrieved from KONTAN.CO.ID: https://investasi.kontan.co.id/news/trafik-data-meningkat-begini-prospek-emiten-telekomunikasi
Nugroho, A. (2020, Maret Minggu 30). Ada kebijakan work from home, begini efeknya ke sektor telekomunikasi. Retrieved from KONTAN.CO.ID: https://insight.kontan.co.id/news/wfh-menopang-emiten-telekomunikasi-ini-rekomendasi-saham-tlkm-isat-fren-dan-excl?page=1
Qolbi, N. (2020, Maret 2). Masih prospektif, begini saran analis untuk saham emiten operator telekomunikasi. Retrieved from KONTAN.CO.ID: https://investasi.kontan.co.id/news/masih-prospektif-begini-saran-analis-untuk-saham-emiten-operator-telekomunikasi?page=all
Ramadhani, P. I. (2020, Maret 23). Kolaborasi OJK dan SRO Jaga Pasar Saham dari Dampak Corona Covid-19. Retrieved from Liputan6.com: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4208784/kolaborasi-ojk-dan-sro-jaga-pasar-saham-dari-dampak-corona-covid-19
Sidik, S. (2020, Maret 26). IHSG Kembali Tumbang, Ini Langkah yang Dilakukan OJK. Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200326130144-17-147642/simak-deretan-sektor-emiten-yang-tahan-paparan-covid-19
Susanti, R. (2020, Maret 19). Peneliti ITB Prediksi Puncak Penyebaran Covid-19 Berakhir April 2020. Retrieved from KOMPAS.com: https://bandung.kompas.com/read/2020/03/19/07434391/peneliti-itb-prediksi-puncak-penyebaran-covid-19-berakhir-april-2020?page=all
Good artikel
BalasHapusTerimakasih ilmunya
BalasHapusMantapp , artikelnya sangat informatif
BalasHapus