Oleh : Iis Nurul Liana/ 17510136, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE,. MM
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE,. MM
Salah satu tindakan untuk meminimalisasi resiko investasi bisa dilakukan dengan cara portofolio saham. Resiko ini bisa timbul karena adanya faktor makro ekonomi ataupun mikro ekonomi. Dimana kedua faktor tersebut hampir semua emiten mengalaminya. Baru-baru ini, dunia ekonomi diguncangkan dengan merosotnya IHSG, melemahnya kurs rupiah yang menyebabkan banyaknya perusahaan yang mem-PHK karyawannya dan lain-lain. Banyak masyarakat yang panik dan tidak siap menghadapi. Covid-19 merupakan bencana yang tak terduga dan memberikan dampak hampir diseluruh pelosok dunia.
Dalam 3 bulan terakhir IHSG telah terkoreksi sebesar 33,75% dalam periode Januari- Maret tahun 2020. Meskipun OJK dan BEI sudah memberlakukan sejumlah kebijakan seperti Trading Haltyaitu pembekuan sementara perdagangan dengan kondisi seluruh pesanan yang belum teralokasi (open order) akan tetap berada dalam sistem perdagangan efek otomatis JATS dan dapat ditarik oleh Anggota Bursa. Hal ini dilakukan akrena danya kondisi yang darurat terhadap nilai indeks di Bursa. Kondisi darurat yang dimaksud bukan hanya kepanikan pasar yang menyebabkan penurunan sangat tajam IHSG. Kondisi darurat lainnya yaitu bencana; gangguan keamanan, sosial, dan politik (Katadata.co.id)
Untuk mengantisipasi penurunan saham-saham di bursa akibat dari penyebaran Covid-19 yang semakin tak terkendali. BEI melakukan kebijakan yaitu Auto Rejection Bawah (ARB) pada saham dibatasi menjadi 7% harapannya agar saham-saham di bursa tidak terlalu terjadi koreksi. Selain itu pemerintah melalui OJK sendiri menerapkan peraturan Buyback saham tanpa RUPS terhadap emiten yang ada dibursa. Hal ini tertulis dalam Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020.
Mungkin sebagian investor melakukan langkah antisipasi portofolio saham untuk menyelamatkan sebagian aset yang dimiliki. Lalu, bagaimana cara melakukan portofolio saham yang dimaksud? mungkin sebagian besar investor sebenarnya sudah memiliki portofolio aset. Nah, hal yang saya maksud disini bahwa investor harus memiliki lebih dari satu saham, obligasi, atau aset lain. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, tentunya pengembalian dan risiko portofolio menjadi sangat relevan (Ross dkk, 2009:581).
Di sisi lain, strategi portofolio aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan abnormal return. Tentunya investor harus berhati-hati dalam memilih strategi apa yang tepat baginya, apakah strategi portofolio aktif, strategi portofolio pasif ataupun penggabungan kedua strategi portofolio tersebut secara bersamaan (Jones, 2002).
Strategi portofolio aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya dapat menggunakan pendekatan fundamental dalam analisis saham. Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu saham dengan berdasarkan pada kinerja keuangan perusahaan emiten (laba, dividen, penjualan dan lainnya) dan kinerja industri di mana perusahaan tersebut beroperasi. Tujuan strategi portofolio aktif adalah mencapai kinerja portofolio saham yang melebihi kinerja portofolio saham yang diperoleh melalui strategi portofolio pasif. Dengan kata lain, investor akan berusaha untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan kinerja yang diperoleh sesama investor lainnya. Mereka secara proaktif mencari informasi tambahan, meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis informasiinformasi yang mempengaruhi kinerja portofolio saham, bahkan tidak jarang ada yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang terbaik. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan kinerja portofolio saham yang diharapkan investor (Wiksuana, 2009).
Misalnya, seorang investor memilki sejumlah saham yang dibagikan di beberap sektor, sekaligus melakukan portofolio saham. Adanya kasus covid-19 seperti sekarang ini, bagaimana keadaan portofolio saham yang dimiliki investor tersebut. Dari sektor finansial, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pelemahannya cukup tajam, sekitar 15% sepanjang bulan Maret dan 18% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Itu artinya, aksi jual di sektor finansial mulai masif terjadi di bulan Maret. Meski demikian, pelemahan saham BBCA masih lebih bagus dibandingkan saham sektor finansial lainnya yang ambles lebih dari 30%. Kemudian ada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang hanya melemah 4,04% di bulan Maret saat IHSG sedang babak belur. Tetapi sepanjang kuartal I-2019, saham UNVR melemah sekitar 15%. Memang emiten-emiten barang konsumsi juga tidak lepas dari aksi jual, tetapi pelemahannya tidak separah sektor lainnya. Salah satu emiten yang tahan banting yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), sepanjang bulan Maret hanya melemah 7,53%, sementara dalam tiga bulan pertama tahun ini melemah 9,19% (CNBC INDONESIA). Dari data tersebut, meskipun dampak covid-19 menurunkan sejumlah harga saham, investor tidak mengalami kerugian yang besar pada setiap modal usaha yang dibagikan kepada emiten.
Melalui seluruh proses konstruksi portofolio, sangat penting untuk mempertahankan diversifikasi di atas segalanya. Memang tidak mudah untuk mempunyai berbagai jenis sekuritas dari berbagai kelompok aset; Anda juga harus mendiversifikasi setiap kelompok aset. Pastikan bahwa yang Anda miliki dalam kelompok aset tertentu tersebar dalam berbagai subkelompok dan sektor industri. Seperti kami sebutkan, investor dapat mencapai diversifikasi yang sangat baik dengan menggunakan reksa dana dan ETF. Saran investasi ini memungkinkan investor individual untuk mencapai skala ekonomi yang dinikmati fund manager besar, yang tak dapat tak mungkin dihasilkan oleh rata-rata investor dengan dana yang terbatas (Investopedia.com).
Daftar Pustaka
• Ross, S A., Westerfield, Randolph W, & Jordan, Bradford D. 2009. Pengantar Keuangan Perusahaan 1 ed. 8. Jakarta: Salemba Empat.
• Jones, Charles P., 2002, Investment: Analysis and Management, 8th Ed., New York: John Willey & Sons.
• I Gst. Bgs.Wiksuana. 2009. Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Investasi Momentum .di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. VOL.11, NO. 1.
• www.investopedia.com
• www.cnbcindonesia.com
• Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020
• Martha Ruth Terhina,Bursa Saham Disetop, Apa Itu Trading Halt dan Trading Suspend?, Katadata.co.id 13 Maret 2020
siipp
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusManfaat bgt Kaka iis
BalasHapusOke
BalasHapusterimakasih..infonya membantu sekali
BalasHapusbagus
BalasHapusSipp baguss
BalasHapusTerimakasih, bermanfaat sekali
BalasHapusNaissssssss sangattt bermanfaatttttttttttt
BalasHapusTerima kasih... Artikelnya yang sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih atas artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusBagusss
BalasHapusTerimakasih atas artikelnya sangat bermanfaat sekali
BalasHapusAlhamdulillah,sangat bermanfaat...
BalasHapusPengetahuan baruuu, sangat bermanfaat😊😊😊
BalasHapusSangat bermanfaat🙂👍
BalasHapusCukup informatif😊
BalasHapusSip, setuju sama isi artikelnya
BalasHapusBaguus, terimakasih kak ilmunya. Sangat bermanfaat :)
BalasHapusWah almahmdulillah nambah referensi belajar makasih banyakk
BalasHapusKereenn
BalasHapus