Oleh : Muhammad Mauluddin Fatha, NIM: 17510237, MATA KULIAH : Analisis Sekuritas
DOSEN PENGAMPUH : Nanang Choiruddin
Pasar modal merupakan suatu tempat berlangsungnya kegiatan investasi yang memperjual-belikan efek-efek yang diterbitkan oleh perusahaan emiten (Triandaru dan Budisantoso, 2009:279). Saham dalam investasi sangat diminati dari yang lainnya karena memberikan return memuaskan. Saham yang digunakan dalam investasi ini merupakan saham biasa (common stock) yang diperjual- belikan di bursa, khususnya BEI (Zalmi Zubir, 2011:2). Investor menggunakan teknik-teknik analisis untuk menilai saham yang akan dibeli dengan tujujan untuk mendapatkan keuntungan berupa return yang sesuai dengan harapan investor.
DOSEN PENGAMPUH : Nanang Choiruddin
Pasar modal merupakan suatu tempat berlangsungnya kegiatan investasi yang memperjual-belikan efek-efek yang diterbitkan oleh perusahaan emiten (Triandaru dan Budisantoso, 2009:279). Saham dalam investasi sangat diminati dari yang lainnya karena memberikan return memuaskan. Saham yang digunakan dalam investasi ini merupakan saham biasa (common stock) yang diperjual- belikan di bursa, khususnya BEI (Zalmi Zubir, 2011:2). Investor menggunakan teknik-teknik analisis untuk menilai saham yang akan dibeli dengan tujujan untuk mendapatkan keuntungan berupa return yang sesuai dengan harapan investor.
Dalam dunia investasi , hampir dari semua investasi yang kita lakukan mengandung resiko atau ketidakpastian. Para investor tidak tahu dengan hasil akhir yang diperolehnya dari hasil investasi yang dilakukan oleh seorang investor apakah dia akan mendapatkan deviden atau harga saham naik. Dalam situasi seperti ini dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi sebuah resiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa dilakukan oleh seorang investor adalah meramalkan tingkat keuntungan yang diperoleh apakah sesuai dengan harapan atau tidak. Karena investor mengalami investasi yang beresiko, pilihan investasi tidak hanya mengandalkan tingkat keuntungan yang telah diharapkan.
Apabila investor mengharapkan tingkat keuntungan sesuai harapan atau bahkan keuntungan yang lebih tinggi, maka seorang investor harus berani menanggung segala resiko yang tinggi. Seorang investor dalam melakukan investasi dalam pasar modal, setidaknya dia harus memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup mengenai ilmu mengukur layak tidaknya saham yang yang akan di beli, dijual maupun yang tetap dimiliki.
Risiko yang timbul dalam berinvestasi memang tidak dapat dihindari tetapi bisa diminimalkan dengan cara membentuk suatu portofolio untuk diversifikasi. Portofolio merupakan kumpulan dari beberapa aset yang dipilih dari berbagai macam sektor dengan tujuan untuk meminimalkan risiko yang terdapat dalam portofolio tersebut. Pembentukan portofolio yang baik akan sangat berguna bagi para investor dengan mengkombinasikan saham-saham sehingga akan menghasilkan return yang maksimal. Misalkan saja dalam suatu portofolio terdapat saham A, dan saham B. Ketika Saham A menghasilkan return aktual yang lebih tinggi dan risiko yang rendah sedangkan saham B memiliki risiko yang lebih tinggi dan return aktual yang rendah dari saham A, pada saat itulah fungsi dari membentuk suatu portofolio berguna dimana risiko yang tinggi dari saham B, sudah terkompensasi dengan return aktual dari saham A. Cara meminimalkan risiko, investor disarankan untuk melakukan diversifikasi (portofolio) agar risiko dari satu aset ke aset lainnya saling terkompensasi dan tidak terlalu berpengharuh secara signifikan terhadap keuntungan investor (Tandelilin, 2010:115).
Menurut Sunariyah (2003;178), pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi resiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka resiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain. Tetapi diversifikasi ini bukanlah suatu jaminan dalam mengusahakan resiko yang minimum dengan keuntungan yang maksimum sekaligus.
Menurut Hartono (2015), metode mean-variance dari Markowitz menunjukkan bahwa sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dibentuk kedalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Diversifikasi akan menghilangkan efek dari varian, tetapi efek kovarian masih tetap ada. Portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terdiri dari banyak saham, serta efek dari kovarian akan menjadi lebih penting dibandingkan dengan efek dari varian masing-masing saham itu sendiri (Hartono, 2015:342).
Suatu portofolio dapat dikatakan sebagai portofolio yang efisien jika dapat memberikan return harapan terbesar dengan tingkat risiko tertentu. Portofolio Desak Gede Sinta Putri Pracanda, Pembentukan Portofolio yang efisien belum dapat dikatakan sebagai portofolio optimal. Portofolio efisien hanya memiliki satu faktor yang baik antara return harapan atau risikonya, belum keduanya. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dibentuk dengan return harapan dan risiko yang terbaik. Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan cara Model Markowitz (Hartono, 2014:367). Pembentukan portofolio dengan menggunakan model Markowitz adalah salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan dalam seleksi portofolio (Solanki, 2014).
Indeks IDX30 yang merupakan salah satu indeks yang terdiri dari 30 saham yang konstituennya dipilih dari LQ45 yang memiliki kinerja yang baik dan banyak digunakan dalam pembentukan portofolio saham. Jumlahnya 45 saham dianggap terlalu besar, BEI meluncurkan Indeks IDX30 pada tanggal 23 April 2012 sehingga lebih mudah dalam pembentukan portofolio (Hartono, 2014:164). Kriteria dasar untuk seleksi keanggotaan IDX30 adalah nilai transaksi, frekuensi transaksi, total hari transaksi, serta kapitalisasi pasar. IDX30 juga mempertimbangkan aspek kualitatif seperti kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, serta faktor-faktor lain yang terkait dengan pertumbuhan perusahaannya. Bursa Efek Indonesia melakukan kajian periodik pada Indeks IDX30 setiap 6 bulan, pada awal Februari dan Agustus setiap tahun. Tanggal basis perhitungan indeks adalah 30 Desember 2004, dengan nilai awal indeks adalah 100 (IDX Fact Book, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Ashvinkumar H. Solanki. 2014. Portfolio Selection Process through Markowitz Model. Indian Journal of Applied Research, 4(8), pp : 356-358.
Bursa Efek Indonesia. 2018. IDX Fact Book 2018.
Hartono, Jogiyanto.2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesembilan. Yogyakarta: BPFE.
Hartono, Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: BPFE.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta. (UPP) AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Zalmi Zubir. 2011. Manajemen portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham. Jakarta : Salemba Empat.
Good
BalasHapus