Sabtu, 04 April 2020

Yuk, Mempersiapkan Masa Depan Yang Lebih Baik Dengan Berinvestasi Sejak Dini

Oleh : Jihan Falih Dziaulhaq / 17510123, Analisis Sekuritas (H)
Dosen Pengampu : M. Nanang Choiruddin SE,. MM

Apa sih investasi itu? Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang (Eduardus, 2001: 3). Menurut Charles P. Jones (1998: 3) “An investment can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period”, jadi investasi dapat didefinisikan sebagai komitmen pengembalian dana untuk satu aset atau lebih yang akan dimiliki di periode waktu yang mendatang. Investasi dapat juga didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2003: 5). Dari pengertian-pengertian tersebut, menunjukkan bahwa investasi adalah penggunaan sumber keuangan maupun sumber daya lain dalam waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan darinya di masa yang akan datang.

Seorang yang melakukan investasi disebut dengan investor. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Namun hal tersebut tidak akan terjadi apabila kita tidak menjadi seorang investor yang handal dalam membaca peluang. Dilansir dari Kompas.com menyatakan bahwa pasar modal di Bursa Efek Indonesia tengah dalam kondisi yang tak menentu sejak mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia. Banyak saham emiten berguguran, termasuk perusahaan-perusahaan yang masuk kategori blue chip. Pada perdagangan tanggal 24 Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup. IHSG turun 51 poin (1,3 persen) ke level 3.937. Penurunan IHSG melengkapi kinerja rupiah yang juga tengah terpuruk (Idris, 2018).

Dari berita diatas, dapat kita lihat bahwa tidak selamanya seorang investor akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan harapannya. Dalam berinvestasi baik pada aset riil maupun sekuritas, pasti akan mendapatkan keuntungan dan kerugian. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula tingkat resiko yang akan didapatkan. Maka dari itu, seorang investor harus pintar-pintar dalam mencari informasi untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan berusaha meminimalisir resiko yang akan didapatkan karena memang alasan utama seseorang melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Namun, sudah sewajarnya jika seorang investor mengharapkan kentungan yang tinggi maka harus memperhitungkan resiko yang akan didapatkan.

Untuk meminimalisir terjadinya resiko pada saat berinvestasi, penulis menyarankan untuk membentuk suatu portofolio saham yang efisien dan optimal. Meningkatnya animo masyarakat luas untuk berinvestasi dengan melakukan transaksi di pasar saham (financial assets) menimbulkan motivasi untuk mengetahui relevansi portofolio saham yang disusun berdasarkan informasi publik yang diperuntukkan bagi masyarakat luas, seperti majalah, surat kabar, maupun informasi berita yang berasal dari layar kaca maupun dari internet (Fenita, dkk., 2017: 1427). Teori portofolio Markowits adalah pendekatan investasi, berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien (Bagus, 2009).

Sehubungan dengan pembentukan portofolio saham berdasarkan strategi investasi momentum, Sharpe, et al. (1995) mengemukakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Identifikasi saham-saham yang terdaftar di pasar modal. 2) Menentukan peringkat berdasarkan besarnya return untuk periode yang baru saja berakhir, yang disebut sebagai periode formasi portofolio. 3) Masukkan saham-saham yang memiliki rata-rata return tinggi ke dalam kelompok portofolio winner dan saham-saham yang memiliki rata-rata return rendah ke dalam kelompok portofolio loser. 4) Menentukan return portofolio saham winner dan loser untuk periode yang akan dimulai, yang disebut periode pengujian portofolio. 5) Ulangi analisis dari permulaan, mulai dari langkah pertama tetapi bergerak maju satu demi satu. Hentikan setelah dilakukan pengulangan beberapa kali. 6) Tentukan rata-rata abnormal return atas portofolio winner dan portofolio loser.

Saham-saham yang pada mulanya memberikan tingkat keuntungan positif (winner) atau negatif (loser) akan mengalami pembalikan (reversal) pada periode-periode berikutnya. Dalam hal ini, para pelaku pasar cenderung menetapkan harga saham terlalu tinggi sebagai reaksi terhadap berita yang dinilai baik (good news), sebaliknya mereka akan memberikan harga terlalu rendah sebagai reaksi terhadap berita buruk (bad news). Kemudian, fenomena ini berbalik ketika pasar menyadari telah bereaksi berlebihan (overreaction). Pembalikan (reversal) ini ditunjukkan oleh turunnya secara drastis saham yang sebelumnya berpredikat winner dan/atau naiknya harga saham yang sebelumnya berpredikat loser (Wiksuana, 2009: 82).

DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Denny. 2009. Teori Portfolio: Definisi dan Evaluasi Kinerja Portofolio. Jurnal Manajemen.
Eduardus, Tandelilin. 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Risiko”. Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE.
Idris, Muhammad. 2018. 7 Saham Perusahaan Ini Ambles Parah di Tengah Wabah Corona. https://money.kompas.com/read/2020/03/24/180447526/7-saham-perusahaan-ini-ambles-parah-di-tengah-wabah-corona diakses pada 2 April 2020
Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, BPFE. Yogyakarta.
Jones, Charles P., 1998. Investment Analysis & Management. John Willey and Sonis Inc: New Yok.
Sari, Fenita Dwi., Purbawangsa, IB. Anom., Artini, Luh Gede Sri. 2017. Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Saham Perusahaan Orang Kaya Indonesia Menurut Forbes Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 6(4): 1425-1450.
Sharpe, William F., Gordon J. Alexander dan Jeffery V. Bailey. 1995. Investment. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Wiksuana, I Gst. Bgs. 2009. Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Investasi Momentum di Pasar Modal Indonesia. JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, 11(1), 73-84.

3 komentar: