Jumat, 03 April 2020

Pandemi Wabah Virus Corona Menyerang Bursa Saham Domestik: Antara Dilema atau Kesempatan?

Oleh : A.M. Fauzan, Nim : 17510035, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas H
Dosen Pengampu: M. Nanang Choiruddin,SE., MM

Virus corona atau Covid-19 benar-benar jadi momok bagi pasar saham domestik. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles hampir 30% jika dihitung dari awal tahun hingga perdagangan pada bulan maret. Kejatuhan pasar saham domestik tersebut membuat nilai kapitalisasi IHSG berkurang Rp 2.108,36 triliun. Nilai yang cukup besar, setara dengan 83% nilai asumsi belanja negara yang ditetapkan dalam APBN 2020 sebesar Rp 2.540,4 triliun atau 94,41% dari pendapatan negara yang ditetapkan sebesar Rp 2.233,2 triliun.Berdasarakan data Bursa Efek Indoensia (BEI) koreksi IHSG secara year to date mencapai 29,25% ke level 4.456,75. Koreksi tersebut memang bukan yang terburuk dibandingkan dengan bursa saham di negara ASEAN. Penurunan nilai kapitalisasi saham yang relatif besar tersebut juga disertai denan penarikan modal asing. Berdasarkan data BEI, nilai net sell investor asing pada periode yang sama mencapai Rp 8,55 triliun.

Virus corona yang terus mewabah di seluruh dunia telah menebar ketakutan bagi investor. Ada ancaman krisis global yang dibayangkan oleh para pemilik modal dampak dari kebijakan isolasi yang memutus mata rantai ekonomi dunia. Dan lebih parahnya lagi jika dibiarkan hal ini terus terjadi maka virus corona membuat perekonomian dunia khususnya Indonesia mengalami fase resesi. Dalam pasar bursa saham domestik banyak saham yang mengalami koreksi yang dalam dan membuat OJK dan BEI terpaksa mengambil kebijakan untuk mengantisipasi kejatuhan harga saham lebih lanjut.  Hingga saat ini, Bursa Efek Indonesia telah memperketat dua aturan perdagangan yang diharapkan bisa menahan longsornya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih lanjut. Diantaranya BEI membatasi besaran auto rejection bawah maksimal 10% untuk setiap kelompok harga. Perubahan batas auto rejection tersebut berlaku efektif sejak Selasa, 10 Maret 2020 sampai dengan batas waktu yang ditetapkan kemudian dan BEI telah menyetop sementara aktivitas short selling sampai dengan batas waktu yang akan ditetapkan kemudian. Sementara itu, OJK mengeluarkan kebijakan berupa izin bagi semua emiten atau perusahaan public melakukan pembelian kembali (buyback) saham.Kebijakan ini sebagai upaya memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang mengalami tekanan signifikan karena wabah virus corona. Satu sisi melihat (kebijakan) buyback ini bukan hanya satu kebijakan saja, tetapi bagaimana mengelola kepanikan karena sentiment negatif (pasar) global yang merambat ke domestik. 

Wabah yang terus membesar dan tidak ada kepastian yang pasti kapan virus corona ini mereda yang membuat para investor panik dan memicu panic selling yang dilakukan oleh pasaryang sampai membuat harga saham domestik mengalami koreksi yang cukup dalam dengan interpretasinya yakni merosotnya IHSG sampai menyentuh angka 4.000. Kepanikan merupakan hal yang wajar jika melihat situasi sekarang. Sebagian besar investor global menarik dananya dari pasar saham ataupun Surat Berharga Negara (SBN) dan kemudian dialihkan ke instrumen investasi lain seperti emas.Aksi kepanikan pasar tersebut juga terlihat dari jumlah modal asing yang ditarik keluar (capital outflow) dari pasar Indonesia sepanjang tahun 2020 berjalan (year-to date) mencapai Rp40,16 triliun.Kondisi ini biasanya cenderung membuat investor panik, sehingga wajar bagi investor untuk tidak rasional dalam mengambil keputusan akan investasinya.

Kepanikan investor sangat luar biasa menghadapi corona virus yang telah melumpuhkan ekonomi berbagai negara dan saat ini telah melanda Indonesia. Menjual saham saat ini akan sayang sekali. Kondisi harga turun 31 persen, sementara penurunan laba korporasi tidak akan turun setajam 31 persen, bahkan mungkin tidak turun sejauh 10 persen. Meskipun hal ini menjadi hal yang sulit bagi investor untuk melakukan hold atau sell akan tetapi dibalik merosotnya harga saham dipasar saham domestik ada secercah kesempatan bagi investor domestik untuk melakukan buy terhadap perusahaan yang bertitle bluechip. Melakukan investasi ditengah kondisi wabah virus corona pada saat ini bukanlah hal yang mudah, bahkan investor harus membaca dan menganalisis fundamental dan teknikal dari perusahaan tersebut serta sering-sering meng-updateberita terkait dengan wabah virus corona yang memungkinkan berita tersebut berdampak pada nilai saham suatu perusahaan tersebut. Dan biasanya investor domestik yang lebih agresif bisa tetap bertransaksi saham jika berani menghadapi risiko.Apalagi, saham kini sedang murah-murahnya. Tingkat risikonya memang tinggi, tapi tetap bisa untung jika investor domestik jeli melihat pergerakan bursa saham.Ada peluang juga di pasar saham saat terjadi koreksi besar-besaran. Misalnya saham incaran yang secara fundamental baik, ikut turun harganya sehingga ada kesempatan untuk membeli di harga rendah.

Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan pada umumnya, kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cenderung akan naik. Pada saat ini kesempatan bagi investor domestik untuk memborong semua saham yang berfundamental baik dan secara potensial akan terjadi trend bullish untuk beberapa bulan kedepan. 

Dan sekarang kepanikan dari para investor sudah mereda kepanikan pasar keuangan global terhadap penyebaran Virus Corona sudah mulai mereda. Hal tersebut terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 380 poin ke level 4.316. penguatan IHSG juga diikuti oleh saham-saham perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa perusahaan sudah mulai bergerak ke zona hijau yang menandakan investor mulai menanam kembali dananya. Banyak saham-saham di dalam warna hijau atau mengalami kenaikan harga dan ini menunjukkan kondisi kepanikan global mereda. Dan apa yang dialami di pasar keuangan Indonesia tidak terpisah dari kondisi pasar keuangan dunia. Bersamaan dengan perbaikan kinerja IHSG, aliran dana keluar atau out flow juga sudah melandai. Hal tersebut merupakan kabar baik yang kedepannya akan mengalami tren kenaikan, untuk itu hal ini merupakan golden moment bagi para trading yang ingin berinvestasi lagi disaham dengan adanya situasinya tersebut membuat para investor kedepannya akan mendapatkan cuan yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA
 
Admin. (2020, Maret 11). Capital Outflow Capai Rp40,16 Triliun, Gubernur BI Minta Investor Tidak Panik. Dipetik April 1, 2020, dari Indo Premier: https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Capital_Outflow_Capai_Rp40_16_Triliun__Gubernur_BI_Minta_Investor_Tidak_Panik&news_id=116840&group_news=IPOTNEWS&taging_subtype=PG002&name=&search=y_general&q=,&halaman=1
 
Audriene, D. (2020, Februari 29). Siasat Investasi Ketika Ekonomi Diserang Virus Corona. Dipetik 
April 1, 2020, dari CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200228133742-83-479180/siasat-investasi-ketika-ekonomi-diserang-virus-corona
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (10 ed.). (A. A. Yulianto, Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.
 
Hidayat, K., Qolbi, N., & Rahmawati, W. T. (2020, Maret 10). Ini tiga kebijakan BEI dan OJK untuk menahan kejatuhan pasar saham lebih lanjut. Dipetik April 1, 2020, dari Kontan: https://investasi.kontan.co.id/news/ini-tiga-kebijakan-bei-dan-ojk-untuk-menahan-kejatuhan-pasar-saham-lebih-lanjut?page=all
 
Intan, K. (2020, Maret 19). Pasar masih lesu karena corona, langkah apa lagi yang perlu dilakukan BEI? Dipetik April 1, 2020, dari Kontan: https://investasi.kontan.co.id/news/pasar-masih-lesu-karena-corona-langkah-apa-lagi-yang-perlu-dilakukan-bei?page=all
 
Ramadhan, B. (2020, Maret 12). Ini Cara OJK Stabilkan Pasar di Tengah Corona. Dipetik April 1, 2020, dari Republika: https://republika.co.id/berita/q721h5330/ini-cara-ojk-stabilkan-pasar-di-tengah-corona
 
Safitri, K. (2020, Maret 21). Investor, Ini Cara Manfaatkan Peluang Cuan di Tengah Virus Corona. Dipetik April 1, 2020, dari Kompas: https://money.kompas.com/read/2020/03/21/114906226/investor-ini-cara-manfaatkan-peluang-cuan-di-tengah-virus-corona
 
Saragih, H. P. (2020, Maret 18). Sedih! Corona Bikin Bursa RI Kehilangan Rp 2.108 T. Dipetik April 1, 2020, dari CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200318074959-17-145671/sedih-corona-bikin-bursa-ri-kehilangan-rp-2108-t
 
Yuniar, A. (2020, Maret 26). Kepanikan Global Soal Virus Corona Mereda, IHSG Menguat 380 Poin. Dipetik April 1, 2020, dari Liputan6: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4211765/kepanikan-global-soal-virus-corona-mereda-ihsg-menguat-380-poin



2 komentar: