Minggu, 05 April 2020

TIPS DASAR MEMILIH PORTOFOLIO SAHAM

Oleh : Yuni Mega Lestari, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas “G”
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin,S.E.,M.M.

Istilah investasi tidak asing lagi untuk sebagian orang, namun sebagian lagi masih mempertanyakan “apa itu investasi?” Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan investasi real asset (tanah, bangunan, rumah, emas, mesin) maupun dengan financial asset (deposito, saham, obligasi). (Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, 2010)

Salah satu investasi yang akan dibahas dalam artikel ini, yakni saham. Menurut Bursa Efek Indonesia, saham merupakan salah satu financial asset yang popular saat ini. (IDX, n.d.) Saham sendiri merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, terdapat dua keuntungan jika investor berinvestasi dalam bentuk saham, yakni: dividend dan capital gain. (IDX, n.d.) Namun dalam berinvestasi saham, seorang investor harus mengingat beberapa hal, yakni (Atmaja, 2011):

1.    Hindari bermain saham jangka pendek;
2.    Hindari bermain saham dengan modal utang;
3.    Belilah saham seperti membeli suatu bisnis.

Seperti bisnis lainnya, investasi saham juga memiliki resiko yang perlu dipahami oleh seorang investor, yakni: capital loss dan risiko likuidasi. (IDX, n.d.) Dimana antara keuntungan dan resiko memiliki hubungan yang searah, yakni jika keuntungan saham besar, maka resiko yang harus dihadapi oleh investor juga semakin besar. 

Sehingga untuk meminimalkan resiko tersebut, investor bisa melakukan portofolio saham. Portofolio sendiri menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland merupakan teori modern mengenai pengambilan keputusan dalam situasi ketidakpastian, dengan tujuan untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat risiko, atau tingkat risiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan. (Dr. Musdalifah Azis, Prof. Dr. Sri Mintarti, & Maryam Nadir, 2015) 

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam berinvestasi, investor akan dihadapkan pada dua kondisi, yakni keuntungan dan resiko yang dihadapi. Karena semakin besar keuntungan yang akan diterima investor, maka resiko yang dihadapi juga akan semakin besar. Sehingga portofolio merupakan salah satu cara investor untuk meminimalkan resiko. Berikut tips dasar dalam memilih portofolio saham, diantaranya:

1.    Tentukan strategi portofolio apa yang akan dipilih;

Menentukan strategi ini penting untuk dilakukan oleh investor dan investor harus berhati-hati dalam memilih strategi yang tepat. Pada dasarnya, ada dua strategi yang dapat dipilih investor dalam membentuk portofolio saham, yaitu strategi portofolio pasif dan strategi portofolio aktif. (Bgs.Wiksuana, 2009)

Strategi portofolio pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi atau melakukan jual beli saham yang bisa menghasilkan abnormal return. Investor dalam hal ini hanya akan mengikuti indeks pasar. (Bgs.Wiksuana, 2009) 

Di sisi lain, strategi portofolio aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan abnormal return. (Bgs.Wiksuana, 2009)

Sehingga jika investor menginginkan abnormal return, maka investor bisa menggunakan strategi portofolio aktif. Dalam penelitian (Khajar, 2011) juga menyebutkan bahwa pembentukan portofolio optimal dengan strategi aktif (metode indeks tunggal) mampu menghasilkan return yang lebih unggul dibandingkan portofolio dengan strategi pasif, meskipun harus menanggung risiko yang lebih besar.

2.    Tentukan jenis perusahaan yang akan dijadikan portofolio;

Setelah menentukan strategi, investor bisa menentukan jenis perusahaan yang akan dijadikan portofolio. Untuk investor pemula, penulis menyarankan untuk melakukan portofolio pada perusahaan yang termasuk dalam kategori blue chip, seperti contoh LQ45. Karena perusahaan LQ45 merupakan perusahaan yang memiliki performa yang baik dan banyak investor yang berminat untuk menginvestasikan dananya ke saham LQ45. Hal ini menyebabkan saham ini liquid atau mudah diperjualbelikan sehingga dapat membentuk portofolio dengan hasil optimal antara risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan. (Oktaviani & Wijayanto, 2015)
 
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, L. S. (2011). Who wants to be an irrational investor: portofolio artikel investasi saham di Harian Kontan. Jakarta: Gramedia.
Bgs.Wiksuana, I. G. (2009). Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Investasi Momentum di Pasar Modal Indonesia. JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, 73-84.
Dr. Musdalifah Azis, S. M., Prof. Dr. Sri Mintarti, M., & Maryam Nadir, S. M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
IDX. (n.d.). SAHAM. Retrieved from Idx.co.id: https://www.idx.co.id/produk/saham/
Khajar, I. (2011). STRATEGI AKTIF PASIF DALAM OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM INDEKS LQ-45. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 221–229.
Oktaviani, B. N., & Wijayanto, A. (2015). APLIKASI SINGLE INDEX MODEL DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM LQ45 DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX. Management Analysis Journal, 189-202.
Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, M. C. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.

6 komentar: