Sabtu, 04 April 2020

DAMPAK ADANYA PANDEMI COVID-19 TERHADAP NILAI SAHAM

Oleh : Suci Hari Rahmasari, NIM : 17510025, Mata Kuliah : ANALISIS SEKURITAS F
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin, SE., MM.

Nilai saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan. Menurut Tandelilin (2001:18), Saham merupakan surat bukti kepemilikan aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Menurut Darmadi (2006), saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Nilai saham mempunyai sifat yang lebih luas, nilai saham akan berkaitan dengan penilaian publik terhadap perusahaan tersebut seperti citra perusahaan di mata publik, pendapatan perusahaan, keuntungan pemegang saham, citra produk, pelayanan perusahaan, dan aspek pengabdian kepada masyarakat. Semakin sebuah saham dianggap menguntungkan maka akan semakin besar nilai sahamnya. Nilai saham memiliki empat konsep yaitu : 1. Nilai nominal yaitu nilai dari setiap saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai nominal (per value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. 2. Nilai buku merupakan Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas saham sebagai berikut : - Hitung nilai ekuitas saham preferen : Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus ditambah dengan deviden yang di arrears dengan lembar saham preferen yang beredar. - Hitung nilai ekuitas saham biasa : dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai ekuitas saham preferen. - Nilai buku saham biasa : dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. 3. Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. 4. Nilai intristik merupakan nilai sebenarnya dari suatu saham. Untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan :

- Pendekatan Nilai Sekarang Disebut juga dengan metode kapitalisasi laba karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.

- Pendekatan PER
PER menunjukkan rasio dar harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan dari earnings.

Terperosoknya nilai Indeks Harga Saham Gabungan disebabkan oleh aksi jual karena kasus wabah virus corona pertama di Indonesia. Wabah virus corona di Indonesia memukul mundur tren penguatan IHSG yang terjadi pada sesi perdagangan. Tentu saja, Adanya pandemi covid-19 di Indonesia ini membawa kabar yang tidak menyenangkan terhadap perekonomian Indonesia. Bagaimana tidak, seluruh sektor usaha mengalami pendapatan yang menurun secara drastis hal ini dirasakan oleh pengusaha, begitupun juga dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga-harga saham perusahaan ikut merasakan melemah dengan adanya wabah virus ini. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan cenderung melemah. Besarnya sentimen negatif terkait penyebaran virus Corona baik secara global maupun perkembangan di Indonesia mempengaruhi kinerja sektor jasa keuangan domestik, khususnya di pasar keuangan, baik pasar saham maupun SBN. Sentimen penyebaran virus covid-19 ini menjadi pemberat laju IHSG sehingga laju IHSG masih betah berada di zona merah. Mengutip data BEI, Jakarta, Sabtu (21/3/2020), nilai kapitalisasi pasar pada pekan ini keduanya sama-sama mengalami perubahan sebesar 14,52%. Di mana, nilai kapitalisasi pasar menjadi Rp4.854,05 triliun dari Rp5.678,28 triliun pada pekan sebelumnya atau berkurang Rp824,23 triliun.

Penurunan nilai kapitalisasi saham yang relatif besar tersebut juga disertai dengan penarikan modal asing. Dampak Covid-19 ke sendi-sendi ekonomi dalam negeri pun mulai terasa. Setelah saham rontok lebih dari 5 persen dalam sehari, mereka menghentikan perdagangan selama 30 menit (trading halt) dalam dua hari berturut-turut. Meskipun demikian indeks sempat menyentuh level terendah di 4.639. Tren pelemahan ini masih akan berlangsung dalam jangka pendek dan menengah, apalagi jika belum ada sentimen positif untuk penyebaran virus corona ini, terutama di Indonesia. Virus corona yang terus mewabah di seluruh dunia telah menebar ketakutan bagi investor. Ada ancaman krisis global yang dibayangkan oleh para pemilik modal dampak dari kebijakan isolasi yang memutus mata rantai ekonomi dunia. Ketakutan terhadap penyebaran virus corona ini tampaknya belum berhenti. Penurunan nilai saham disebabkan karena kepanikan investor yang semakin tinggi setelah kasus virus corona pertama di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Berita : (www.cnnindonesia.com) diakses pada tanggal 01 April 2020
Berita : (www.cnbindonesia.com) diakses pada tanggal 01 April 2020
Berita : (www.marketbisnis.com) diakses pada tanggal 01 April 2020
Bursa Efek Indonesia (www.bei.com) diakses pada tanggal 01 April 2020
Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (www.ojk.com) diakses pada tanggal 01 April 2020
Darmadji, T. dan Hendy M. Fakhruddin. 2006, Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat) Fahmi, I., & Hadi, Y. L. 2009, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, (Bandung: Alfabeta) Jogiyanto, Hartono, 2016, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, (BPSE: Yogyakarta) Suad Husnan. 2005, Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas edisi ke-5, (Yogyakarta: AMP YKPN)
Sunariyah, 2011, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN) Tandelilin, Eduardus. 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta)

9 komentar: