Oleh : Roudhotul Jannah (175100)
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE.,MM
Mewabahnya virus COVID-19 di dunia termauk di Indonesia tentunya
membawa bebrapa pengaruh termauk pengaruh terhadap perekonomian di Indonesia
maupun Dunia. Menurut data, sejauh ini ditemukan 579 kasus positif corona, 49
orang meninggal dunia dan 30 orang sembuh per tanggal 23 Maret 2020. Karena hal
tersebut para ekonom pun memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan semakin
melemah sehingga membuat Indonesia berpotensi pada jalur pertumbuhan terlemah
sejak 2009. Tidak hanya itu, penyebaran virus corona ini pastinya berpotensi
menghambat aktivitas ekonomi dan perdagangan secara global selain pengaruh dari
anjloknya harga minyak yang mempengaruhi menurunnya nilai pasar modal.
Pasar Modal (capital modal) adalah pasar keuntungan untuk
dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang
adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti
sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat
efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Pengertian Bursa Efek (stock
exchange) adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan penjual
dan peembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal disamping akan
memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan mengalami kerugian. Strategi
dasar investor yang akan meningkatkan kinerja atau nilai portofolio investasi
menjadi lebih baik adalah dengan senantiasa mengikuti prinsip “Keep Your alpha
high your beta low”. Prinsip ini berarti bahwa investor akan selalu
mempertimbangkan berapa tingkat risiko dan keuntungan yang akan diperoleh. Keuntungan
atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor untuk
menganalisis berbagai jenis saham kemudian memilih beberapa saham sesuai dengan
kemampuan dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut merupakan portofolio. Oleh
karena itu, bermain di pasar modal tidak memberikan jaminan untuk mendapatkan capital
gainyaitu selisih lebih dari harga beli saham dan harga jual saham. Dengan
demikian bermain di bursa akan sangat mungkin pula investor mengalami capital
loss. Pasar modal tentunya menjadi salah satu hal yang terkena dampak oleh
penyebaran virus corona di Indonesia, pada awal tahun sudah terdapat penurunan
sebanyak 13,44%, walaupun terdapat penurunan tentu saja masih terdapat prospek
positif dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia karena faktanya
dibandingkan dengan beberapa Negara, Indonesia masih bertahan menjadi tujuan
Investasi di dunia. Dengan adanya penurunan harga saham yang sangat berimbas
pada pasar modal tentunya investor merasa sangat cemas. Virus corona baru
merebak sejak awal bulan ini di Tanah air. Namun dampaknya telah memukul
berbagai sudut ekonomi. Indeks bursa saham rontok, rupiah terperosok, dan
pelaku di sektor rril berteriak susah berusaha. Lembaga keuangan dunia,
ekonomi, dan otoritas pemerintah membuat sejumlah prediksi. Ekonomi bisa masuk
dalam skenario terburuk jika tidak mengatasi dengan benar pandemi ini. Untuk
membendung meluasnya damapak Covid-19 di pasar modal
Otoritas jasa
keuangan menilai stabilitas sektor jasa keuangan sampai Maret masih dalam
kondisi terjaga dengan intermediasi sektor jasa keuangan masih membukukan
kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan tetap terkendali meski
perekonomian tertekan akibat merebaknya virus corona di banyak negara.
Penyebaran virus corona berkembang dengan pesat di seluruh dunia. Tercatat 199
Negara yang masyarakatnya telah terinfeksi virus corona. Berdasarkan data
statistik dari www.worldometers.info per 29 maret 2020, total terdapat 663.037 kasus positif corona
dengan 30.851 orang meninggal dan 141.953 orang sembuh. Berbagai kebijakan
telah diambil oleh berbagai negara dalam mengantisipasi dampak penyebaran virus
corona. OJK senantiasa memantau perkembangan ekonomi global yang sangat dinamis
dan berupaya untuk terus memitigasi potensi risiko yang ada terhadap kinerja
sektor jasa keuangan domestik. Dengan kondisi tersebut, pasar saham melemah
signifikan sebesar 27,79% mtd atau 37,49% ytd menjadi 3.937,6, diikuti dengan
pelemahan di pasar SBN dengan yield yang rata-rata naik sebesar 118,8 bps mtd
atau 95bps ytd. Pelemahan ini disebabkan pada kekhawatiran investor terhadap
virus corona yang akan berdampak pada kinerja emiten di Indonesia.
Pasar modal
mengalami tantangan tahun ini khususnya awal tahun ini sudah ada penurunan
13,44% karena ada sentimen virus corona dan suspend travel ke eropa yang
menjadi faktor penyebab. “Ahmad” mengatakan, tapi salah satunya yang jadi
concern yakni virus corona yang membuat aktivitas dunia terhambat. Di sisi
lain, BEI telah menyiapkan beberapa skenario untuk menanggulangi sentimen
negatif akibat virus corona seperti melakukan relaksasi agar pasar saham tetap
menjanjikan. Apalagi corona memang membuat sentimen negatif baik pasar domestik
maupun global karena peran china terhadap ekonomi dunia cukup besar. Di Indonesia,
sejak awal juga dari Bank Indonesia sudah mengantisipasi jangan sampai
menghambat perekonomian sampai kayak di China. Dan pemerintah juga ada
protokol-protokol untuk menjadi bahan antisipasi, menyiapkan beberapa skenario.
Dalam hal ini BEI sedah menyiapkan beberapa peraturan yang dibuat untuk
relaksasi. Jadi, kita memberikan antisipasi untuk regulasi di market,” ujarnya.
Ditengah kondisi pasar yang berada dalam tren penurunan, Bursa Efek
Indonesia (BEI) measih mencatat kenaikan jumlah investor pasar modal. Direktur
pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan, tercatat sejumlah 2,6 juta single
investor identification (SID) hingga angka akhir tahun 2019” Ujarnya di Bursa
efek Indonesia Jum’at (13/3). Bursa saham Indonesia masih dalam keadaan
tertekan akibat penyebaran negatif virus corona, sehingga masyarakat tidak
perlu khawatir mengingat ekonomi Indonesia masih bagus. Pandemi wabag corona
dampak negatif terhadap sektor keuangan nasional khusus pasar modal. Dalam
kurun waktu satu bulan berakhir, indeks harga pasar telah diperbaiki
membuktikan pelemahan signifikan. Hal ini merupakan sebagian besar investor
yang menahan diri bertransaksi di busa saham Indonesia.
Daftar Pustaka:
Zabdi Aria. 2017. Pasar Modal (Capital Market). Vol 04 No 01
Makasih informasi updatenya
BalasHapusMakasih informasi nya
BalasHapus