Jumat, 03 April 2020

Perkembangan Pasar Modal Terhadap Dampak Virus Corona

Oleh : Roudhotul Jannah (175100) 
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE.,MM

Mewabahnya virus COVID-19 di dunia termauk di Indonesia tentunya membawa bebrapa pengaruh termauk pengaruh terhadap perekonomian di Indonesia maupun Dunia. Menurut data, sejauh ini ditemukan 579 kasus positif corona, 49 orang meninggal dunia dan 30 orang sembuh per tanggal 23 Maret 2020. Karena hal tersebut para ekonom pun memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan semakin melemah sehingga membuat Indonesia berpotensi pada jalur pertumbuhan terlemah sejak 2009. Tidak hanya itu, penyebaran virus corona ini pastinya berpotensi menghambat aktivitas ekonomi dan perdagangan secara global selain pengaruh dari anjloknya harga minyak yang mempengaruhi menurunnya nilai pasar modal. 

Pasar Modal (capital modal) adalah pasar keuntungan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Pengertian Bursa Efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan penjual dan peembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal disamping akan memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan mengalami kerugian. Strategi dasar investor yang akan meningkatkan kinerja atau nilai portofolio investasi menjadi lebih baik adalah dengan senantiasa mengikuti prinsip “Keep Your alpha high your beta low”. Prinsip ini berarti bahwa investor akan selalu mempertimbangkan berapa tingkat risiko dan keuntungan yang akan diperoleh. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor untuk menganalisis berbagai jenis saham kemudian memilih beberapa saham sesuai dengan kemampuan dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut merupakan portofolio. Oleh karena itu, bermain di pasar modal tidak memberikan jaminan untuk mendapatkan capital gainyaitu selisih lebih dari harga beli saham dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di bursa akan sangat mungkin pula investor mengalami capital loss. Pasar modal tentunya menjadi salah satu hal yang terkena dampak oleh penyebaran virus corona di Indonesia, pada awal tahun sudah terdapat penurunan sebanyak 13,44%, walaupun terdapat penurunan tentu saja masih terdapat prospek positif dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia karena faktanya dibandingkan dengan beberapa Negara, Indonesia masih bertahan menjadi tujuan Investasi di dunia. Dengan adanya penurunan harga saham yang sangat berimbas pada pasar modal tentunya investor merasa sangat cemas. Virus corona baru merebak sejak awal bulan ini di Tanah air. Namun dampaknya telah memukul berbagai sudut ekonomi. Indeks bursa saham rontok, rupiah terperosok, dan pelaku di sektor rril berteriak susah berusaha. Lembaga keuangan dunia, ekonomi, dan otoritas pemerintah membuat sejumlah prediksi. Ekonomi bisa masuk dalam skenario terburuk jika tidak mengatasi dengan benar pandemi ini. Untuk membendung meluasnya damapak Covid-19 di pasar modal

Otoritas jasa keuangan menilai stabilitas sektor jasa keuangan sampai Maret masih dalam kondisi terjaga dengan intermediasi sektor jasa keuangan masih membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan tetap terkendali meski perekonomian tertekan akibat merebaknya virus corona di banyak negara. Penyebaran virus corona berkembang dengan pesat di seluruh dunia. Tercatat 199 Negara yang masyarakatnya telah terinfeksi virus corona. Berdasarkan data statistik dari www.worldometers.info per 29 maret 2020, total terdapat 663.037 kasus positif corona dengan 30.851 orang meninggal dan 141.953 orang sembuh. Berbagai kebijakan telah diambil oleh berbagai negara dalam mengantisipasi dampak penyebaran virus corona. OJK senantiasa memantau perkembangan ekonomi global yang sangat dinamis dan berupaya untuk terus memitigasi potensi risiko yang ada terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik. Dengan kondisi tersebut, pasar saham melemah signifikan sebesar 27,79% mtd atau 37,49% ytd menjadi 3.937,6, diikuti dengan pelemahan di pasar SBN dengan yield yang rata-rata naik sebesar 118,8 bps mtd atau 95bps ytd. Pelemahan ini disebabkan pada kekhawatiran investor terhadap virus corona yang akan berdampak pada kinerja emiten di Indonesia.

Pasar modal mengalami tantangan tahun ini khususnya awal tahun ini sudah ada penurunan 13,44% karena ada sentimen virus corona dan suspend travel ke eropa yang menjadi faktor penyebab. “Ahmad” mengatakan, tapi salah satunya yang jadi concern yakni virus corona yang membuat aktivitas dunia terhambat. Di sisi lain, BEI telah menyiapkan beberapa skenario untuk menanggulangi sentimen negatif akibat virus corona seperti melakukan relaksasi agar pasar saham tetap menjanjikan. Apalagi corona memang membuat sentimen negatif baik pasar domestik maupun global karena peran china terhadap ekonomi dunia cukup besar. Di Indonesia, sejak awal juga dari Bank Indonesia sudah mengantisipasi jangan sampai menghambat perekonomian sampai kayak di China. Dan pemerintah juga ada protokol-protokol untuk menjadi bahan antisipasi, menyiapkan beberapa skenario. Dalam hal ini BEI sedah menyiapkan beberapa peraturan yang dibuat untuk relaksasi. Jadi, kita memberikan antisipasi untuk regulasi di market,” ujarnya.

Ditengah kondisi pasar yang berada dalam tren penurunan, Bursa Efek Indonesia (BEI) measih mencatat kenaikan jumlah investor pasar modal. Direktur pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan, tercatat sejumlah 2,6 juta single investor identification (SID) hingga angka akhir tahun 2019” Ujarnya di Bursa efek Indonesia Jum’at (13/3). Bursa saham Indonesia masih dalam keadaan tertekan akibat penyebaran negatif virus corona, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir mengingat ekonomi Indonesia masih bagus. Pandemi wabag corona dampak negatif terhadap sektor keuangan nasional khusus pasar modal. Dalam kurun waktu satu bulan berakhir, indeks harga pasar telah diperbaiki membuktikan pelemahan signifikan. Hal ini merupakan sebagian besar investor yang menahan diri bertransaksi di busa saham Indonesia.

Daftar Pustaka:
Zabdi Aria. 2017. Pasar Modal (Capital Market). Vol 04 No 01

2 komentar: