Oleh : ROHMATUL FITRIANA ANNISA, NIM : 17510131, KELAS : ANALISIS SEKURITAS G
DOSEN PEMBIMBING : M. NANANG CHOIRUDDIN, SE., MM.
Seorang investor dalam aktivitas investasi akan focus pada tujuan utamanya, tentunya tidak lain adalah memperoleh tingkat pengembalian atau return sesuai yang diharapkan dengan menanggung risiko – risiko investasi. Mengapa investor harus menanggung risiko ketika ia mengharapkan return? Bagaimana jika investor mengharapkan return optimal dengan mempertimbangkan risiko tertentu atau minimal ?
DOSEN PEMBIMBING : M. NANANG CHOIRUDDIN, SE., MM.
Seorang investor dalam aktivitas investasi akan focus pada tujuan utamanya, tentunya tidak lain adalah memperoleh tingkat pengembalian atau return sesuai yang diharapkan dengan menanggung risiko – risiko investasi. Mengapa investor harus menanggung risiko ketika ia mengharapkan return? Bagaimana jika investor mengharapkan return optimal dengan mempertimbangkan risiko tertentu atau minimal ?
Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada asset produktif dengan harapan memperoleh pertumbuhan modal (capital growth) atau keuntungan (dividen dan capital gain) dengan menanggung risiko tertentu dalam jangka waktu tertentu. Bentuk investasi tren masa kini adalah bentuk surat berharga biasanya dapat dilakukan melalui pasar uang dan pasar modal (Astuti dan Sugiharto 2005,251). Pasar modal merupakan pasar investasi surat berharga (sekuritas) seperti saham dan obligasi. Investasi yang ditanamkan ke pasar uang seperti deposito dll.
Tujuan investor menanamkan modal pada saham , obligasi atau asset produktif lainnya adalah memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Keuntungan dalam saham berupa dividend dan capital gain. Di sisi lain, jika ingin memperoleh keuntungan pasti ada risiko yang harus ditanggung. Risiko adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return (return yang sesungguhnya) dengan expected return (return yang diharapkan). Jadi risiko investasi tidak dapat dihilangkan atau dihindari oleh para investor. Sebab, sifatnya mengikuti tingkat pengembalian (return) atau biasa disebut high risk high return.
Kemudian, apakah risiko investasi dapat dikurangi ? of course, risiko investasi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi risiko investasi dapat dikurangi atau dengan kata lain risiko dapat diminimalkan. Risiko minimal seperti ini merupakan risiko yang diminati oleh para investor maupun trader. Fokus pada pertanyaan awal, bagaimana jika investor mengharapkan return optimal dengan mempertimbangkan risiko tertentu atau risiko minimal ?. Para ahli investor sudah pasti tidak asing dengan kata “portofolio saham”. Portofolio saham diperkenalkan pertama kali oleh Harry Markowitz pada awal tahun 1956. Bagaimana konsep portofolio saham ? Portofolio saham adalah serangkaian investasi sekuritas (saham) yang diinvestasikan oleh investor, baik individu maupun kelompok. Karakteristik portofolio yang diharapkan dari suatu portofolio saham tidak lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut (Husnan,2003).
Pepatah kuno mengatakan bahwa, “jangan menaruh semua telur di satu keranjang”. Artinya mencegah kehilangan semua telur di saat satu keranjang karena hilang atau rusak. Pepatah ini cukup relevan dalam berinvestasi portofolio saham. Biasanya, para investor melakukan kombinasi investasi saham untuk mencapai keuntungan optimal sekaligus akan memperkecil risiko diversifikasi.
Pada dasarnya manajemen portofolio terdiiri dari tiga aktvitas utama yaitu : 1) pembuatan keputusan alokasi asset, 2) penentuan porsi dana yang akan diinvestasikan, 3) pemilihan asset yang dari setiap kelas asset yang telah dipilih. Dalam menentukan portofolio, investor akan mendasarkan pemilihannya pada preferensi terhadap return yang diharapkan dari risiko yang bersedia ditanggung investor. Artinya investor akan memilih titik portofolio yang terletak pada permukaan efisien yang menawarkan risiko yang sesuai dengan preferensinya terhadap risiko. Potofolio yang terbentuk dapat memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah, atau dengan risiko yang sama namun memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Karakteristik portofolio yang seperti ini disebut portofolio efesien.
Portofolio yang efisien dapat ditentukan dengan memilih tingkat expected return tertentu da meminimumkan risiko, atau menentukan tingkat risiko tertentu dan memaksimumkan expected returnnya (Tandelilin, 2001). Portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien disebut portofolio optimal. Portofolio optimal pilihan didasarkan pada ‘kesukaan’ investor pada risiko dan ketentuan tingkat return.
Pemilihan portofolio optimal umumnya dapat ditentukan dengan menggunakan dua model yaitu model Markowitz atau model single index. Model Markowitz hanya mempertimbangkan expected return dan risiko. Model Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Model ini disebut juga sebagai mean-varian model. Model single index menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individu dengan return pasar. Metode ini dapat digunakan dengan cara membandingkan Excess Return to Beta (ERB) dengan Cut-off-rate (Ci).
Tujuan investor menanamkan modal pada saham , obligasi atau asset produktif lainnya adalah memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Keuntungan dalam saham berupa dividend dan capital gain. Di sisi lain, jika ingin memperoleh keuntungan pasti ada risiko yang harus ditanggung. Risiko adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return (return yang sesungguhnya) dengan expected return (return yang diharapkan). Jadi risiko investasi tidak dapat dihilangkan atau dihindari oleh para investor. Sebab, sifatnya mengikuti tingkat pengembalian (return) atau biasa disebut high risk high return.
Kemudian, apakah risiko investasi dapat dikurangi ? of course, risiko investasi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi risiko investasi dapat dikurangi atau dengan kata lain risiko dapat diminimalkan. Risiko minimal seperti ini merupakan risiko yang diminati oleh para investor maupun trader. Fokus pada pertanyaan awal, bagaimana jika investor mengharapkan return optimal dengan mempertimbangkan risiko tertentu atau risiko minimal ?. Para ahli investor sudah pasti tidak asing dengan kata “portofolio saham”. Portofolio saham diperkenalkan pertama kali oleh Harry Markowitz pada awal tahun 1956. Bagaimana konsep portofolio saham ? Portofolio saham adalah serangkaian investasi sekuritas (saham) yang diinvestasikan oleh investor, baik individu maupun kelompok. Karakteristik portofolio yang diharapkan dari suatu portofolio saham tidak lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut (Husnan,2003).
Pepatah kuno mengatakan bahwa, “jangan menaruh semua telur di satu keranjang”. Artinya mencegah kehilangan semua telur di saat satu keranjang karena hilang atau rusak. Pepatah ini cukup relevan dalam berinvestasi portofolio saham. Biasanya, para investor melakukan kombinasi investasi saham untuk mencapai keuntungan optimal sekaligus akan memperkecil risiko diversifikasi.
Pada dasarnya manajemen portofolio terdiiri dari tiga aktvitas utama yaitu : 1) pembuatan keputusan alokasi asset, 2) penentuan porsi dana yang akan diinvestasikan, 3) pemilihan asset yang dari setiap kelas asset yang telah dipilih. Dalam menentukan portofolio, investor akan mendasarkan pemilihannya pada preferensi terhadap return yang diharapkan dari risiko yang bersedia ditanggung investor. Artinya investor akan memilih titik portofolio yang terletak pada permukaan efisien yang menawarkan risiko yang sesuai dengan preferensinya terhadap risiko. Potofolio yang terbentuk dapat memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah, atau dengan risiko yang sama namun memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Karakteristik portofolio yang seperti ini disebut portofolio efesien.
Portofolio yang efisien dapat ditentukan dengan memilih tingkat expected return tertentu da meminimumkan risiko, atau menentukan tingkat risiko tertentu dan memaksimumkan expected returnnya (Tandelilin, 2001). Portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien disebut portofolio optimal. Portofolio optimal pilihan didasarkan pada ‘kesukaan’ investor pada risiko dan ketentuan tingkat return.
Pemilihan portofolio optimal umumnya dapat ditentukan dengan menggunakan dua model yaitu model Markowitz atau model single index. Model Markowitz hanya mempertimbangkan expected return dan risiko. Model Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Model ini disebut juga sebagai mean-varian model. Model single index menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individu dengan return pasar. Metode ini dapat digunakan dengan cara membandingkan Excess Return to Beta (ERB) dengan Cut-off-rate (Ci).
Pemilihan portofolio akan berdampak pada kinerja portofolio di masa datang. Sejak tahun 1960-an investor telah mengenal bagaimana mengkualifikasi dan mengukur risiko dengan berbagai variasi hasil tersebut, namun tidak ada satu pengukur yang secara khusus memperhitungkan risiko dan hasil secara bersamaan. Kini, terdapat tiga set perangkat pengukuran kinerja untuk membantu kita dalam mengevaluasi portofolio. Rasio treynor, rasio sharpe, dan Jensen mengombinasikan risiko dan kinerja hasil menjadi satu nilai tunggal, namun masing- masing memiliki perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Sucipto, Agus, Modul Manajemen Investasi, 2017
Indopremier, Mengukur Kinerja Portofolio, 2012, diakses http://www.indopremier.com, (2 April 2020)
Detik finance, Jangan Taruh Investasi Dalam Satu Keranjang, 2008, diakses http://m.detik.com, (2 April 2020)
Wardani, Marita Kusuma, Pembentukan Portofolio Saham-Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII), 2010, Tesis, Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Permatasari, Nanda Rafika, Penentuan Portofolio Saham Optimal Dengan Metode Single Index Sebagai Dasar Penetapan Investasi Saham, 2015, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Abdurrazak, Muhammad Al-Marif, Implementasi Metode Markowitz dalam Pemilihan Portofolio Saham Optimal, 2017, Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Evirrio, Stevan,dkk, Pengaruh Risiko Sistemastis dan Risiko Tidak Sistematis Terhadap Expected Return Portofolio Optimal, 2018, Jurnal Administrasi Bisnis, 61 (4)
DAFTAR PUSTAKA
Sucipto, Agus, Modul Manajemen Investasi, 2017
Indopremier, Mengukur Kinerja Portofolio, 2012, diakses http://www.indopremier.com, (2 April 2020)
Detik finance, Jangan Taruh Investasi Dalam Satu Keranjang, 2008, diakses http://m.detik.com, (2 April 2020)
Wardani, Marita Kusuma, Pembentukan Portofolio Saham-Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII), 2010, Tesis, Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Permatasari, Nanda Rafika, Penentuan Portofolio Saham Optimal Dengan Metode Single Index Sebagai Dasar Penetapan Investasi Saham, 2015, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Abdurrazak, Muhammad Al-Marif, Implementasi Metode Markowitz dalam Pemilihan Portofolio Saham Optimal, 2017, Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Evirrio, Stevan,dkk, Pengaruh Risiko Sistemastis dan Risiko Tidak Sistematis Terhadap Expected Return Portofolio Optimal, 2018, Jurnal Administrasi Bisnis, 61 (4)
Makasih artikel menariknya
BalasHapusTerimakasih ilmu barunya
BalasHapusMakasih, menarik artikelnya
BalasHapusMantapp , terimakasih artikelnya sangat informatif
BalasHapus