Oleh : Melinda Dila Safira
(17510234), Analisis Sekuritas
Dosen : M. Nanang Choiruddin, SE., MM
Pasar saham dalam negeri tertekan hebat oleh penyebaran
wabah virus coronabelakangan ini. Akibat tekanan tersebut,
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
bahkan sempat terjun ke posisi 4.895 pada Kamis (12/3) kemarin hingga Bursa
Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham.
Dalam kondisi normal, biasanya investor saham menggunakan teknik membeli saat
harga rendah dan menjual ketika harga sedang naik untuk meraup untung. Namun, di
kondisi saat ini, investor banyak yang berpikir dua kali untuk menggunakan
strategi tersebut karena pergerakan saham penuh ketidakpastian. Terdapat
investor yang memikirkan pembelian untuk investasi jangka panjang, dan ada pula
yang melakukannya untuk jangka yang lebih pendek seperti trading sehari-hari.
Kondisi pasar saat ini merupakan momen
yang lebih tepat dimanfaatkan oleh investor yang memiliki tujuan berinvestasi
jangka panjang. Pasalnya, investor dapat membeli saham blue chips atau dari perusahaan besar yang memiliki
pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dengan
harga yang lebih rendah. Namun, keuntungan yang didapat tak bisa muncul dalam
waktu dekat. Sebab, kemungkinan besar harga saham masih akan tetap di level yang
rendah dalam waktu yang lama. Tetapi, terdapat juga keuntungan dari jangka
waktu yang panjang tersebut. Investor jangka panjang dapat lebih menghemat dari
sisi pengeluaran transaksi perdagangan aktif.Sementara untuk para trader atau investor yang menjual saham lebih cepat
(jangka pendek), disarankan untuk memastikan hanya membeli saham dengan
likuiditas tinggi. Saham yang sudah turun sebelum IHSG anjlok direkomendasikan
untuk dihindari.
Diingatkan juga kepada investor jangka pendek
untuk lebih hati-hati dalam mengukur risiko. Pasalnya, di tengah kondisi
ketidakpastian seperti sekarang, pergerakan pasar saham sulit untuk ditebak.
Harus lebih hati-hati, karena ada beberapa kejadian yang selama ini harga
sahamnya naik terus, tapi kemudian besoknya sudah anjlok karena suatu peristiwa
atau berita.
Momen penurunan harga saham dapat
menjadi kesempatan besar untuk investasi panjang. Namun, disarankan para
investor untuk mengetahui terlebih dahulu toleransi risiko masing-masing
pribadi. investor sebaiknya berinvestasi menggunakan cara yang cocok dengan
karakter kemampuan dirinya menerima resiko masing-masing. Ada orang-orang yang
tipenya konservatif, ada yang agresif, ada yang moderat. Kalau misal sudah
paham tingkat kemampuan masing-masing menahan resiko, itu bisa meminimalisir
kerugian dan menentukan waktu lebih tepat (untuk menjual saham). Untuk investor
yang konservatif, tidak disarankan untuk
masuk pasar saham di tengah kondisi penuh tekanan dan ketidakpastian seperti
sekarang. Namun, bagi orang-orang tipe agresif, dapat memasuki pasar saham dan
langsung membeli saham blue chip dengan harga diskon, serta
bermain jangka panjang. Sementara bagi para investor yang memiliki target
untung dalam jangka pendek, direkomendasikan untuk memakai cara lebih aman,
dengan model investasi deposito atau obligasi suku retail.
Penyebaran
Virus Covid-19 yang masif di Indonesia
membuat penurunan pada kegiatan ekonomi. Itu terjadi pada berbagai sektor
lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan hingga konsumsi rumah tangga yang
menurun. Di sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan
masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama
rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal.Kemudian, penurunan
lainnya juga terjadi pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan
usahanya sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajiban kredit.
Daftar
Pustaka
Anoraga,
Pandji & Piji, Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kelima.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin,
Ali. 2001. Membaca Saham, Panduan Dasar Seni Berinvestasi dan Teori Permainan
Saham. Edisi Pertama. Yogyakarta. Andi Offset.
Buku
Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia Tahun 2010.
Fahmi,
Irham. 2012. Manajemen Investasi: Teori
dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba.
Fahmi,
Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Fatriana,
R., Condro, E. 2011. Mengenal Investasi
Saham. Jakarta: Pustaka Gemilang.
Halim,
Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta. Salemba Empat
Widoatmojo,
Sawidji. 2004. Cara Sehat Investasi di
Pasar Modal. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Terimakasih,infonya sangat bermanfaat
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih kak semoga bermanfaat, coronanya juga cepat pergi juga
BalasHapusTerimakasih infonya semoga bermanfaat serta virus nya segera berlalu
BalasHapusMasya Allah terima kasih ilmunya kak. Samgat bermanfaat buat semua
BalasHapusTerima kasih ilmunya kakak, semoga bermanfaat untuk Nusa dan bangsa
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih infonya sangat bermanfaat sekali ,semoga virus corona cepat hilang dan aktifitas segera berjalan seperti semula
BalasHapusDetail sekali penjabarannya.. Terimakasih
BalasHapusSemoga virus ini bisa segera berakhir, dan bisa berdampak baik bagi para investor
BalasHapus