Oleh : Siti Irfa’ Atul Munfarida/ 17510084, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas H
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin, SE,. MM
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin, SE,. MM
Coronavirus disease-2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang mewabah hingga ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) wabah ini sebagai darurat kesehatan masyarakat global. COVID-19 pertamakali tercatat muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada Desember, 2019. COVID-19 merupakan adik dari virus sebelumnya, yaitu: severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) dan Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). Dikatakan adik karena COVID-19 memiliki kemiripan dengan dua virus pendahulunya, lalu ketiganya ini merupakan penyakit yang menyerang pernapasan, dan juga memiliki kemiripan dalam bentuk genetiknya.
Bersamaan dengan munculnya penetapan WHO mengenai wabah ini termasuk kedalam posisi darurat kesehatan masyarakat global, tentunya hal tersebut berpengaruh kedalam berbagai sektor, baik itu sektor mikro maupun makro, diantaranya yaitu perihal faktor ekonomi. Dampak yang disebabkan oleh wabah ini menyeluruh hampir ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Untuk menghadapi wabah ini pemerintah Indonesia secara langsung turun tangan untuk mengatasi berbagai persoalan pelik yang menjadi dampak wabah yang disebabkan.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegah virus Covid-19, mulai dari mencuci tangan dengan bersih setelah menggenggam atau menyentuh sesuatu, menggunakan masker, menghindari tempat-tempat ramai, tidak bersentuhan dengan orang lain untuk sementara waktu, menjaga jarak 1-2 meter dengan orang lain. Bahkan Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan peraturan, untuk melakukan Social Distance dengan tujuan memotong rantai penularan virus Covid-19. Melihat banyaknya dampak negative yang ditimbulkan dengan adanya penyebaran virus Covid-19 ini, pemerintah kemudian mengeluarkan anjuran untuk melakukan aktivitas di rumah, seperti belajar di rumah, ibadah di rumah, dan kerja di rumah atau Work From Home (WFH) untuk para pegawai negeri ataupun swasta. Hal paling penting untuk melawan virus Covid-19 ini adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menjaga kesehatan Imun Tubuh agar tidak mudah terserang virus ini. Namun dampak buruk dari adanya virus Covid-19 ini, bukan hanya dari segi kesehatan saja, tapi juga berdampak buruk terhadap perekonomian Negara.
Masuknya virus Covid-19 pada awal bulan Maret 2020 di Indonesia, tentu akan memberikan dampak secara tidak langsung terhadap Perekonomian di Negara Indonesia. Menurut Survey yang dilakukan oleh Facebook menunjukkan bahwa dengan munculnya virus Covid-19 di Indonesia hampir 80% responden yang mengaku takut tertular virus ini, tentu hal ini didasari karena belum adanya obat atau vaksin yang dapat mengatasi Virus Covid-19 ini di seluruh Dunia. Karena kebanyakan orang takut untuk melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga sudah dapat dipastikan kegiatan transaksi ekonomi akan menurun. Salah satu damapak di bidang perekonomian yang dirasakan saat ini adalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Berdasarkan data yang di dapat dari CNBC Indonesia nilai tukar rupiah saat ini, Rabu (1/4/2020) adalah Rp16.440 per USD ($US). Bahkan nilai tukar kurs Rupiah terhadap US Dollar pernah mendekati nilai Rp17.000/ US Dollar pada pertengahan Maret tahun ini. Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan adanya penurunan, dimana pada awal bulan Maret IHSG masih berada pada angka 5650,136 sementara pada hari ini berada di angka 4466,037. IHSG merupakan salah satu indeks yang menggambarkan pasar saham yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hal ini sudah pasti akan mempengaruhi industry keuangan, baik Bank maupun lembaga keuangan Non-Bank seperti perusahaan multifinance dan sekuiritas yang ada di Indonesia.
Salah satu dampak yang dialami oleh perusahaan Sekuiritas atau Broker adalah terbatasnya profitabilitas perusahaan hal ini disebabkan merosotnya pedapatan broker karena pasar saham yang digambarkan oleh IHSG masih terjadi penurunan. Bukan hanya itu potensi kerugian atas kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor sangat mungkin terjadi apabila keadaan pasar saham terus seperti ini.
Dikutip dari Liputan6.com bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada saat mewabahnya pandemi virus corona ini mengalami penurunan yang sangat tajam, bahkan dikatakan mengalami terjun payung. Semua berada di luar prediksi dan bukan hal yang mudah untuk dikendalikan. Bila sebelumnya rajin bertengger di posisi 5.000-an, IHSG akhirnya menyerah ke level 4.000.
DAFTAR PUSTAKA
Kemal, M. T., & Fakhruddin. (2015). Analisis Pasar Saham Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Volume 2 Nomor 2, 105-120.
Rani, K. S., & Diantini, N. A. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Dalam Indeks Lq45 Dibei. E-Jurnalmanajemenunud,Vol.4,No.6, 1504-1524.
Yuliyanti, , L., Muntashofi, B., & Asih, N. D. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Bank Umum Konvensional Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2016 . Jurnal Pendidikan Akuntansi Dan Keuangan Vol. 5,No. 1, 39-54.
Aminatun Nisa, L. Z. (2017). Pengaruh Pemahaman Investasi,. Jurnal Peta Vol. 2 No. 2,, 22-35.
Covid-19. (2020, April 3). Diambil kembali dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19: https://www.covid19.go.id/
Praditya, I. I. (2020, Maret 19). HEADLINE: Bursa Saham dan Rupiah Terempas Virus Corona, Apa Skenario Indonesia untuk Bangkit? Dipetik April 3, 2020, dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/4205445/headline-bursa-saham-dan-rupiah-terempas-virus-corona-apa-skenario-indonesia-untuk-bangkit
Saleh, T. (2020, Maret 30). Efek Corona, Fitch Soroti Prospek Multifinance & Sekuritas RI. Dipetik April 3, 2020, dari CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200330132754-17-148465/efek-corona-fitch-soroti-prospek-multifinance-sekuritas-ri
0 komentar:
Posting Komentar