Oleh : Maratus Shalihah, Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Dosen Pengampu : M. Nanang Choiruddin, SE., MM
Dosen Pengampu : M. Nanang Choiruddin, SE., MM
Seperti yang kita ketahui saat ini, Dunia dan khususnya Indonesia tengah mengalami musibah, yaitu adanya virus corona. Dengan adanya musibah ini, merusak perekonomian Dunia tidak terkecuali Indonesia. Perekomian Indonesia saat ini sedang sedang bermasalah, dan membuat nilai rupiah melemah dan harga saham di Indonesia pun ikut melemah.
Salah satu instrumen pasar modal yang menjadi alternatif untuk investasi yaitu saham. Apabila seorang investor berinvestasi dalam bentuk saham maka ada beberapa hal yang harus selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yang akan dibelinya. Dalam setiap negara memiliki pasar saham masing-masing, pasar saham memfasilitasi pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dan (investor) sesuai dengan penelitian E. Tandelilin (2012). Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menjual saham sedangkan investor dapat memperoleh keuntungan investasi berupa saham.
Harga Saham merupakan salah satu indikator yang sering digunakan untuk melihat perkembangan pasar modal di suatu negara. Indikator pasar modal ini berfluktuasi seiring dengan perubahan indikator-indikator makro yang ada. Kondisi ekonomi makro seperti nilai tukar, suku bunga, inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan volume perdagngan dapat mempengaruhi Indeks Harga Saham ini.
Baru-baru ini, IHSG dikabarkan ditutup melemah pada perdagangan sebelumnya yang berada di level 3,937. Indeks Harga sempat bergerak menguat dan mencoba untuk bertahan di atas support level3,815, di mana berpeluang mengalami konsolidasi dengan bergerak manuju resistance level 4,100. Akan tetapi jika indeks berbalik melemah dapat menguji kembali support level 3,815. Hari itu diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat.
Wabah Virus Corona atau Covid-19 tak sekedar mempengaruhi isu kesehatan warga dunia. Virus ini ikut menggerus perekonomian global dan merembet hingga ke Indonesia. Bukti nyatanya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terjun bebas. Semua berada di luar prediksi dan bukan hal yang mudah untuk dikendalikan. Bila sebelumya rajin bertengger di posisi 5.000-an, IHSG akhirnya menyerah ke level 4.000.
Indeks Harga Saham Gabungan terus menunjukkan tren pelemahan, sepanjang minggu lalu saja IHSG anjlok 7,3 persen ini merupakan pelemahan terendah sejak tahun 2008. Direktur Utama OT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi mengatakan, penurunan IHSG pada pekan lalu disebabkan karena adanya sentimen negatif akibat perkembangan virus corona, sehingga berdampak pada kinerja IHSG.
Inarno menuturkan, beberapa birsa saham di Kawasan Regional juga mengalami hal yang sama, bahkan ada yang penurunannya lebih tinggi dari IHSG. “Adapun penurunan tertinggi dialami Thailand dan diikuti Indonesi, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Singapura dengan penurunan sebesar -15.03 persen, -13.44 persen, -13.15 persen, -8.2 persen, -6.68 persen, dan -6.57 persen,” kata Inarno saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin 2 Maret 2020.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 18 Maret 2020 misalnya. IHSG ditutup anjlok 138,78 poin atau 3,11 persen ke posisi 4.317,96. Jika dihitung dalam satu bulan terkahir, IHSG sudah melemah 26,96 persen. Saking parahnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendadak sontak menghentikan perdagangan saham sementara (trading halt) pada Jumat, akhir pekan lalu. Langkah mendadak demi menjaga pasar. Penghentian sementara mengacu pada angka IHSG yang sudah susut 5 persen. Trading halt ini terakhir dilakukan BEI pada 2008 dan 2015.
Saat ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat sebesar 1,47% ke level 4.531,68 pada penutupan perdagangan Kamis 2 April 2020. Saham sektor industri pasar dan barang konsumen mendorong penguatan IHSG kemarin. Indeks sektor industri dasar naik 4,27% kemarin sedang indeks sektor barang konsumen naik 3,95%. Sementara itu, indeks sektor konstruksi turun 0,77% dan sektor keuangan turun 0,08%. Keduanya indeks sektoral dengan performa terburuk kemarin.
Analisis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, secara teknikal, IHSG, jembali menguat karena bisa bertahan di atas support moving average (MA) 5. Meski naik, IHSG masih diiringi aksi jual asing. Tercatat, nilai jual bersih (net sell) investor asing kemarin sebesar RP384 miliar.
Hari ini, Jumat 3 April 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,97 ke level 4.575,67 pada pembukaan perdagangan sesi I. Seiring dengan berjalannya waktu, penguatan IHSG terus menebal hingga lebih dari 1% dan menyentuh level tertinggi di angka 4.592,63.
Sejumlah 705,11 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 51.537 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp820,66 miliar. Pergerakan saham yang terpantau meliputi 171 saham naik, 52 saham turun, dan 75 saham lainnya stagnan.
DAFTAR PUSTAKA
Devi Dwi Wulandari dkk, Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Negara-Negara Asean, RELASI Jurnal Ekonomi, Vol.16, No.1, 2020.
https://id.investing.com/analysis/trading-ideas-26-maret-ihsg-tlkm-bbca-dan-adro-200218147
https://insight.kontan.co.id/news/proyeksi-ihsg-masih-rawan-aksi-ambil-untung
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4205445/headline-bursa-saham-dan-rupiah-terempas-virus-corona-apa-skenario-indonesia-untuk-bangkit
https://www.suara.com/bisnis/2020/03/02/145848/ihsg-terjun-bebas-akibat-virus-corona-bos-bei-langsung-gelar-jumpa-pers
https://www.wartaekonomi.co.id/read279456/mantap-ihsg-perkasa-di-awal-sesi-i
Tiar Lina Situngkir dan Reminta Lumban Batu, Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Saham LQ45, Vol. 9, No. 1, 2020
ππΌππΌππΌ
BalasHapusAkhirnya, IHSG mulai sembuh
BalasHapusDilihat dari sisi positifnya yaitu ketika ihsg turun, bisa membeli lebih banyak produk saham yang di inginkan π
BalasHapusMakasih ilmunya
BalasHapusCovid 19 menginveksi smua sektor, termasuk semua pasar. Pasar tenaga kerja, pasar tradisional, psr modern, psr keuangan, tdk terkecuali psr modal.
BalasHapus