Oleh : Hikma Dwi Sulistyo Ningsih/17510099, Mata Kuliah :Analisis Skuritas
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE,. MM
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE,. MM
Menyikapi kondisi ekonomi yang tidak pasti akibat kemunculan virus corona, maka banyak investor yang cenderung mengalihkan asetnya, dari aset berisiko ke aset aman. Ada juga yang memilih wait and see hingga kondisi mulai membaik dan pasar kembali bangkit.
(JAKARTA, KOMPAS.com) Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengatakan ada dual hal yang bisa dilakukan investor dalam menyikapi kondisi black swan event (kondisi tak terduga) ini secara rasional. Menurutnya, kondisi ini biasanya cenderung membuat investor panik, sehingga wajar bagi investor untuk tidak rasional dalam mengambil keputusan akan investasinya.
Dalam keadaan ini investor harus memperhatikan atau memperkirakan saham mana yang dipilih. Penilaian (valuation) saham adalah mengestimasi nilai saham yang sebenamya (intrinsic value) berdasarkan data fundamentalnya (Asnawi dan Wijaya 2006: 198). Menurut Tambunan (2007:217), harga wajar atau nilai intrinsik suatu aset adalah suatu harga yang dapat kita terima sebagai harga pokok kepemilikan suatu aset setelah membandingkan tingkal imbal hasil yang kita harapkan (required rate of return) dengan tingkat imbal hasil yang dapat diberikan aset tersebut di masa mendatang (expected rate of return). Menurut Tandelilin (2010:301), ada tiga jenis nilai yang dikenal dalam penilaian saham. yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai buku adalah nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten).
Nilai pasar adalah nilai saham didalam pasar modal yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut dipasar modal. Nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenamya atau yang seharusnya terjadi. Nilai ini yang biasanya disebut sebagai nilai wajar suatu saham. Analisis penilaian saham menurut Tandelilin (2010:30l) bertujuan untuk menghasilkan informasi nilai intrinsik suatu saham kemudian dibandingkan dengan harga pasar saham saat ini. Analisis penilaian saham dilakukan dengan mempenimbangkan faktor faktor fundamental suatu perusahaan. Dengan melakukan analisis penilaian saham, maka dapat diketahui apakah harga saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau overvalued. Harga saham yang overvalued menunjukkan bahwa harga saham yang ada di pasar dinilai terlalu mahal karena dihargai lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (harga wajar saham). Sebaliknya, jika harga saham tersebut pada kondisi undervalued maka saham tersebut dihargai terlalu murah karena harganya dinilai lebih rendah dari nilai intrisiknya. Harga saham dikatakan wajar bila dihargai sama dengan nilai intrinsiknya.
Menurut Robert Ang (1997), analisis faktor fundamental didasarkan pada analisis faktor keuangan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan yang terdiri dari lima rasio yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas), rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio yang sering digunakan dalam analisis fundamental adalah rasio likuiditas, salah satunya yaitu Debt to Equity Ratio. Selanjutnya, rasio yang sering digunakan dalam analisis faktor fundamental adalah rasio pasar yaitu, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV).
Tujuan dari analisis fundamental adalah menghasilkan keuntungan yang optimal bagi pemegang sahamnya. Perusahaan menciptakan produk yang disambut positif oleh masyarakat, margin yang dihasilkan besar dan tetap berinovasi(Liembono, 2013).
Analisis teknikal adalah pendekatan investasi dengan cara mempelajari data historis dari harga saham serta menghubungkannya dengan trading volume yang terjadi dan kondisi ekonomi pada saat itu. Analisis ini hanya mempertimbangkan pergerakan harga saja tanpa memperhatikan kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham.Pergerakan harga tersebut dihubungkan dengan kejadian-kejadian pada saat itu seperti adanya pengaruh ekonomi, pengaruh politik, pengaruh statement perdagangan, pengaruh psikologis maupun pengaruh isu-isu lainnya (Sutrisno, 2005).
Analisa teknikal bertujuan untuk memprediksi harga saham dengan mengamati historis harga, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Melalui analisis teknikal dapat melihat perilaku pasar yang tergambar ke dalam grafik riwayat harga yang bertujuan untuk memprediksi harga yang akan datang. Grafik harga saham merupakan harga yang disepakati oleh supply dan demand sehingga terjadi transaksi (Kodrat, 2009).
Penilaian saham dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah saham tersebut layak untuk dibeli dijual dan apakah saham tersebut akan memberi keuntungan sesuai yang diharapkan. Adanya Covid19 membuat banyak saham berwarna merah, untuk membeli atau menjual investor harus memperhatikan dengan melakukan analisis untuk berinvestasi dan mengetahui mana saham yang layak untuk dijual maupun beli.
Daftar Pustaka
Andy P Tambunan. 2007. Menilai harga wajar saham ( stock valuation ). Jakarta : PT Elex Media
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Staff Indonesia.
Asnawi, Said Kelana, dan Chandra Wijaya. (2005). Riset Keuangan: Pengujian - Pengujian Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Distribusi. Yogyakarta: Graha Ilmu
RH Liembono, Analisis Fundamental, Surabaya: Brilliant, 2013
Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia.
Safitri, Kiki (2020, 21 Maret). Investor, Ini Cara Memanfaatkan Peluang Cua Di Tengah Virus Corona. Tersedia: http://www.kompas.com. [Maret 2020].
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Mantap,sangat bermanfaat.
BalasHapusSangat bermanfaat, apalagi kalau ditambahkan rekomendasi sahamnya akan lebih bagus lagi
BalasHapusBermanfaat sekali untuk penambahan pengetahuan
BalasHapusTerimakasih, sangat bermanfaat
BalasHapusSemoga manfaat ilmunya
BalasHapus