Oleh : Achmad Mu’afi Ja’far/16510091
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE., MM
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE., MM
Saat ini pasar modal di Indonesia telah memperlihatkan perkembangannya, dibuktikan dengan semakin bertambahnya perusahaan go public yang terdaftar di bursa efek Indonesia dan saat ini pasar modal juga telah andil dalam instrument perekonomian dan sebagai salah satu penunjang kemajuan perekonomian. Hal ini di buktikan dengan bertumbuhnya IHSG tiap tahun nya yang terjadi di Indonesia. berikut grafik perkembangan IHSG selama 5 tahun terakhir :
Gambar 1
Perkembangan Indeks harga saham gabungan periode 2015-2019
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2020)
Berdasarkan grafik pada gambar 1. menunjukan bahwa pergerakan saham yang beredar selama lima tahun mengalami perkembangan yang cukup baik, pada tahun 2015 IHSG berada pada angka 4,593.01, kemudian pada tahun 2016 dan 2017 mengalami meningkata signifikan pada angka 5,296.71 dan 6,355.65, akan tetapi pada tahun 2018 mengalami penurunan dengan jumlah 6,194.50 dan kembali mengalami kenaikan pada 2019 menjadi 6,209.12.
Baru- baru ini dunia di heboh kan dengan munculnya virus baru yaitu; Covid -19 atau yang biasa dikenal dengan korona. Virus yang kemunculannya bermula di negara China ini sangat berdampak pada keseimbangan dunia salah satunya pada perekonomian, World Healthy Organization (WHO) mengumumkan bahwa Covid-19 merupakan pandemik atau wabah global pada 12 Maret 2020 setelah jumlah pasien yang terinfeksi sebanyak 121.000 di seluruh dunia. Indonesia juga menjadi salah satu negara penyebaran wabah ini, hal itu pun berpengaruh terhadap perekonomian di indonesia, dan berpengaruh juga pada harga saham pada BEI.
Salah satu fakta dari virus covid-19 ini belum adanya faksin atau obat yang terbukti dapat menyembuhkannya, selain itu virus ini juga belum diketahui pasti masifnya penyebaran virus tersebut melalui apa, namun WHO maupun pemerintah memberikan himbauan agar melakukan social distancing dengan banyak hal yang mengubah kebiasaan besar manusia. Hal ini pula yang menjadi salah satu faktor melemahnya nilai rupiah dan IHSG, bahkan banyak perusahan yang mengalami penurunan pada harga sahamnya salah satunya perusahaan Kalbe Farma Tbk (KLBF), perusahaan yang bergerak pada sektor obat-obatan ini juga mendapat impact dari virus ini.
Fluktuasi harga saham perusahan tersebut sangat terlihat pada dua bulan terakhir seperti pada grafik berikut ini;
Dalam grafik perusahaan kalbe farma Tbk tersebut terlihat fluktuasi terjadi khususnya pada bulan Maret, bulan dimana wabah ini mulai muncul di indonesia dan resmi di umumkan oleh Presiden pada tanggal 2 Maret 2020. Selain itu nilai IHSG di indonesia juga mengalami kemerosotan mulai angka 176,49 poin atau 3,6% sampai pada angka 4.731,08 poin (OJK, 2020).
Fluktuasi harga saham tersebut disebabkan oleh kemunculan virus covid-19, hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Yusuf (2015) Kondisi yang bisa mempengaruhi terjadinya fluktuasi pada harga saham seperti; a) Kondisi ekonomi baik mikro maupun makro, b) Pengendalian kebijakan perusahaan dalam melakukan ekspansi perluasan usaha c) Adanya pergantian direksi secara tiba-tiba, d) Keterlibatan Direksi atau pihak perusahaan dalam tindakan pidana dan kasus tersebut sudah masuk pengadilan, e) Menurunnya kinerja perusahaan dalam setiap waktu, f) Risiko sistematis yaitu resiko yang terjadi secara menyeluruh dan mengakibatkan keterlibatan perusahaan, g) Efek psikologi pasar yang bisa menekan kondisi teknikal dalam jual beli saham. Bisa di artikan bawa virus Covid-19 merupakan salah satu kondisi efek psikologi pasar yang bisa menekan kondisi teknikal dalam jual beli saham, mengapa demikian karena covid-19 mempengaruhi return yang didapat oleh para investor, dan return tersebut belum bisa di ketahui apakah bernilai positif ataupun bernilai negatif.
Selain itu menurut Samsul (2006) Variabel yang mempengaruhi harga saham ada 14 yaitu: 1) pengumuman pembagian deviden dengan tunai, 2) pengumuman split, 3) pengumuman right issue, 4) pengumuman saham bonus, 5) pengumuman waran, 6) rencana merger dan akuisisi suatu perusahaan, 7) rencana transaksi benturan kepentingan, 8) perubahan variabel baik makro maupun Mikro Ekonomi, 9) peristiwa politik internasional, 10) pergerakan pada indeks saham, 11) peristiwa politik yang terjadi di tingkat nasional, 12) January effect, 13) insider information, 14) perubahan yang terjadi pada siklus ekonomi melalui melalui Leading indicator. Variabel yang mempengaruhi harga saham berfluktiasi pada akhir-akhir ini adalah insider information, kandungan informasi pada peristiwa pandemik ini berpengaruh pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para investor saat terjadiinya peristiwa pandemik ini, karena tingkat kandungan informasi yang terdapat pada suatu peristiwa yang memiliki nilai bagi investor dapat dilihat melalui perubahan saham dan tingkat perdagangan sahamnya.
Daftar Pustaka
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Erlangga
Sunariyah. 2004. Pengaruh Pengetahuan Pasar Modal (Edisi 4). Yogyakarta: UPP-AMP YKPN Yogyakarta.
Rusdin. 2008. Pasar Modal, Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik (cet. ke-2) Bandung: ALFABETA
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Pratiwi, Ratih & Muhammad Yusuf. 2015. Reaksi Pasar dalam Bentuk Return Sebelum, Selama, dan Sesudah Peristiwa Piala Dunia Tahun 2014 pada Pasar Modal Asean. Jurnal riset akuntansi dan perpajakan JRAP, 2(2):229-237
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/data-dan-statistik/statistik-pasar-modaldiakses pada tanggal 01 April 2020
https://www.idx.co.id/data-pasar/laporan-statistik/statistik/#monthly diakses pada tanggal 01 April 2020
https://finance.yahoo.com/quote/KLBF.JK/history?period1 diakses pada tanggal 01 April 2020