Fungsi-fungsi kepemimpinan adalah :
Perencana, pemimpin hendaknya mampu menyusun rencana yang baik sehingga
tindakannya terarah menuju kepada tujuan tersebut. Seorang pemimpin yang
melaksanakan fungsi ini dengan baik akan memiliki garis kebijaksanaan
yang memudahkan bekerja secara teratur. Pemikir, seorang pemimpin harus
tampil sebagai seorang pemikir dengan daya karyanya dapat menggambarkan
suatu gagasan yang praktis, mudah diterima dan dilaksanakan.
Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat disimpulkan fungsi utama seorang pemimpin
adalah : Fungsi pemecah masalah. Fungsi ini berhubungan dengan tugas
seorang pemimpin dengan pekerjaannya yang mencakup memberikan jalan
keluar dari suatu masalah, memberikan pendapat dan informasi. Fungsi
sosial, berhubungan dengan kehidupan kelompoknya yang mencakup dorongan
kepada anggota atau kelompok untuk mencapai tujuan dan menjaga suasana
kelompok.
Perilaku
Kepemimpinan. Menurut Stoner, perilaku pemimpin menyangkut dua bidang
utama, yaitu : Orientasi Tugas, Berorientasi pada tugas yang menetapkan
sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran. Seseorang pemimpin dengan
orientasi demikian cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun stafnya. Menetapkan
tujuan-tujuan yang sukar tetapi dapat dicapai dan memberitahukan
orang-orang apa yang diharapkan dari mereka. Menentukan
prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk
mengukur pencapaian tujuan itu, yakni tujuan-tujuan yang dirumuskan
secara jelas dan khas. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif
dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing, dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan. Berminat mencapai
peningkatan produktivitas.
Pemimpin
yang kadar orientasi tugasnya rendah cenderung menjadi tidak aktif
dalam mengarahkan perilaku yang berorientasi pada tujuan, seperti
perencanaan dan penjadwalan. Mereka cenderung bekerja seperti para
karyawan lain dan tidak membedakan peranan mereka sebagai pemimpin
organisasi secara jelas.
Orientasi
Orang-Orang. Berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina
hubungan manusiawi. Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang
cenderung menunjukkan pola-pola berikut ini : Menunjukkan perhatian atas
terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan
ketegangan yang ada. Menunjukkan perhatian pada orang sebagai manusia
dan bukan hanya sebagai alat produksi. Menunjukkan pengertian dan rasa
hormat pada kebutuhan-kebuthan, tujuan-tujuan, keinginan-keinginan,
perasaan dan ide-ide karyawan. Mendirikan komunikasi timbal balik yang
baik dengan staf. Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan
prestasi karyawan.
Pemimpin
yang orientasi-orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam hubungan
dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan
persaingan daripada kerja sama, serta tidak mendelegasikan kekuasaan
dan tanggung jawab. Efektivitas perilaku kepemimpinan menurut hasil
studi Tannenbaum dan Schmidt yang dikutip Kadarman (1996), dipengaruhi
oleh : Pemimpin itu sendiri, meliputi kepribadian, pengalaman, masa
lampau, latar belakang dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi
efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang
dipilihnya. Ciri atasan, gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat
mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer. Ciri bawahan, respon yang
diberikan oleh bawahan manajer akan menentukan efektifitas kepemimpinan
manajer. Persyaratan tugas, tuntutan tanggung jawab pekerjaan bawahan
akan menentukan efektivitas kepemimpinan manajer. Iklim organisasi dan
kebijakan, akan mempengaruhi harapan dan perilaku anggota kelompok serta
gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer. Perilaku dan harapan
rekan. Rekan kerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala
pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi
efektivitas hasil kerja manajer.
Pendekatan Utama Pemimpin Lanjutan
0 komentar:
Posting Komentar