Seminar Nasional Pasar Modal Syariah

Pemberian Cindramata Kepada Narasumber dari MUI Malang Bapak Drs. KH. Chamzawi M.HI.

Kuliah Tamu Manajemen

Bersama pimpinan manajemen dan pemateri kuliah tamu dengan tema menumbuhkan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif dan mandiri.

Ekonomi Kreatif

Narasumber dalam rangka Turba PCNU Kota Malang Tematik terkait ekonomi kreatif di MWC NU Lowokwaru Ranting Dinoyo

Seminar Nasional

Narasumber Seminar Nasional Economic Outlook, Prospects And Future Of The Indonesian Economy,(Bersama Ketua Komisi C DPRD tk 1 Jatim)di FE UNUSIDA Sidoarjo.

Penyuluhan UMKM

Narasumber Penyuluhan terkait administrasi sederhana UMKM di Desa Sutojayan Kabupaten Malang.

Rabu, 09 September 2020

DEVELOPMENT STRATEGY OF SYARIAH BEACH TOURISM IN BANYUWANGI, EAST JAVA

DEVELOPMENT STRATEGY OF SYARIAH BEACH TOURISM IN BANYUWANGI, EAST JAVA

Zaim Mukaffi, Syahirul Alim, M. Nanang Choiruddin

Abstract

This study aims to determine the role of 3 (three) main actors in the development of Sharia tourism (government, managers, academics) and Analyze the development strategy of Sharia beach tourism at the Santen island of Banyuwangi Regency. This research uses a qualitative approach and descriptive approach. Data collection methods use interviews, questionnaires and documentation. While the data analysis method uses descriptive and qualitative methods with SWOT analysis technique steps. The result shows that the role of three actors already contributes to the development of coastal tourism Sharia in Santen Island Banyuwangi though not maximized. Meanwhile, the analysis using techniques SWOT analysis indicates the index position on the analysis of internal factors + 0,691 and the external position index of +0,593. The SWOT diagram shows the position of Quadrant I, which is utilizes the maximum power to get and seize opportunities.

Sharia Tourism, SWOT, Strategy & Development

References

Bappeda Kabupaten Banyuwangi (2017). Menggerakkan Pembangunan Daerah Melalui Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah, Reformasi Birokrasi dan Ecotourism. Disampaikan Pada Bimbingan Teknis Eksekutif Pengelolaan Keuangan Daerah. www.bappeda.go.id.

Battour, M., Battor, MM, dan Ismail MN. (2012). The Mediating Role of Tourist Statisfaction: A Study of Muslim Tourists in Malaysia. Journal of Travel and Tourism Marketing. 29(3): 279-297.

Battour, M, dan Ismail, MN. (2016). Halal Tourism: Concepts, Practises, Challenges and Future. Tourism Management Perspective. 19: 150-154

Battour, M., Ismail, MN, dan Battor, M. (2010). Toward a Halal Tourism Market. Tourism Analysis. 15(4): 461-470.

Bhuiyan, MAH., Siwar, C., Ismail, SM, dan Islam, R. Potentials of Islamic Tourism: A Case Study of Malaysia on East Coast Economic Region. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 5(6): 1333-1340.

David, Fred R. (1998)Strategic Management, Philippines: Prentice Hall,.

El-Gohary, H. 2016. Halal Tourism, is it Really Halal?. Tourism Management Perspective. 19: 124-130

Hamdan, H., Issa, ZM., Abu, N, dan Jusoff, K. (2013). Purchasing Decisions among Muslim Consumers of Processed Halal Food Products. Journal of Food Products Marketing. 19(1): 54-61.

Hamzah, Maulana. M., & Yudiana, Yudi. (2015, Februari 9). Analisis Komparatif Potensi Industri Halal dalam Wisata Syariah dengan Konvensional.

Han, H., Al-Ansi, A., Olya, HGT, dan Kim, W.(2018). Exploring Halal-Friendly Destination Attributes in South Korea: Perceptions and Behaviors of Muslim Travelers toward a Non-Muslim Destination. Tourism Management. 71: 151-164.

Hernanda, Dedy Wahyu (2017). Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Pengembangan Wisata pantai syariah (Halal Tourism) Di Pulau Santen Banyuwangi. Prosiding Seminar dan Call For Paper 20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo – Indonesia.

Jafari, J, dan Scott, N. (2014). Muslim World and its Tourism. Annals of Tourism Research. 44: 1-19

Kemenpar. (2012, Desember 20). Kemenparekraf Promosikan Indonesia Sebagai Destinasi Pariwisata Syariah Dunia. http://www.kemenpar.go.id: http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2042.

Mohsin, A., Ramli, N, dan Alkhulayfi, BA. (2016). Halal Tourism: Emerging Opportunities. Tourism Management Perspective. 19: 137-143.

Puspita, M. Indra Dewa & Sunarti. (2018). ANALISIS PENGEMBANGAN PULAU SANTEN DENGAN KONSEP WISATA PANTAI SYARIAH (Studi Pada Pulau Santen/Pantai Syariah Banyuwangi). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018.

Rahman, RA., Rezei, G., Mohamed, Z., Shamsudin, MN, dan Sharifuddin, J.(2013). Malaysia as Global Halal hub: OIC Food Manufacturers’ Perspective. Journal of International Food and Agribusiness Marketing. 25: 154-166.

Rangkuti, Freddy, (2009), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Edisi Keenam Belas, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Samori, Z., Md Salleh, NZ, dan Khalid, MM. (2016). Current Trends on Halal Tourism: Cases on Selected Asian Countries. Tourism Management Perspective. 19: 131-136.

Satriana, Eka Dewi & Faridah, Hayyun Durrotul. (2018). HALAL TOURISM: DEVELOPMENT, CHANCE AND CHALLENGE. Journal of Halal Product and Research (JHPR) Vol. 01 No.02, Mei-November 2018

Syahid, Ahmad Rosyidi. (2016). Pariwisata Halal : Pengertian, Prinsip dan Prospeknya. https://studipariwisata.com/referensi/pariwisata-Halal/

Sofyan, Riyanto. (2012). Prospek Bisnis Pariwisata Syariah. Jakarta: Republika

Susanti, Nawal Ika. (2018). Respon Masyarakat Terhadap Pantai Syariah Pulau Santen di Kelurahan Karangrejo Banyuwangi. Jurnal Istiqro: Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis Vol.4 / No.1: 18-31, Januari 2018.

UU no 10 tahun 2009. Pengertian,Asas,Tujuan dari Wisata.

Yusof, SM, dan Shutto, N. (2014). The Development of Halal Food Market in Japan: An Exploratory Study. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 121: 253-261.


Sumber : http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI/article/view/700

Kamis, 09 April 2020

Imbas Covid-19 Pada Volatilitas Harga Saham Indonesia Study : Saham (Kalbe Farma Tbk)

Oleh : Achmad Mu’afi Ja’far/16510091
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin SE., MM

Saat ini pasar modal di Indonesia telah memperlihatkan perkembangannya, dibuktikan dengan semakin bertambahnya perusahaan go public yang terdaftar di bursa efek Indonesia dan saat ini pasar modal juga telah andil dalam instrument perekonomian dan sebagai salah satu penunjang kemajuan perekonomian. Hal ini di buktikan dengan bertumbuhnya IHSG tiap tahun nya yang terjadi di Indonesia. berikut grafik perkembangan IHSG selama 5 tahun terakhir : 

Gambar 1
Perkembangan Indeks harga saham gabungan periode 2015-2019


Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2020)

Berdasarkan grafik pada gambar 1. menunjukan bahwa pergerakan saham yang beredar selama lima tahun mengalami perkembangan yang cukup baik, pada tahun 2015 IHSG berada pada angka 4,593.01, kemudian pada tahun 2016 dan 2017 mengalami meningkata signifikan pada angka 5,296.71 dan 6,355.65, akan tetapi pada tahun 2018 mengalami penurunan dengan jumlah 6,194.50 dan kembali mengalami kenaikan pada 2019 menjadi 6,209.12.

Baru- baru ini dunia di heboh kan dengan munculnya virus baru yaitu; Covid -19 atau yang biasa dikenal dengan korona. Virus yang kemunculannya bermula di negara China ini sangat berdampak pada keseimbangan dunia salah satunya pada perekonomian, World Healthy Organization (WHO) mengumumkan bahwa Covid-19 merupakan pandemik atau wabah global pada 12 Maret 2020  setelah jumlah pasien yang terinfeksi sebanyak 121.000 di seluruh dunia. Indonesia juga menjadi salah satu negara penyebaran wabah ini, hal itu pun berpengaruh terhadap perekonomian di indonesia, dan berpengaruh juga pada harga saham pada BEI. 

Salah satu fakta dari virus covid-19 ini belum adanya faksin atau obat yang terbukti dapat menyembuhkannya, selain itu virus ini juga belum diketahui pasti masifnya penyebaran virus tersebut melalui apa, namun WHO maupun pemerintah memberikan himbauan agar melakukan social distancing dengan banyak hal yang mengubah kebiasaan besar manusia. Hal ini pula yang menjadi salah satu faktor melemahnya nilai rupiah dan IHSG, bahkan banyak perusahan yang mengalami penurunan pada harga sahamnya salah satunya perusahaan Kalbe Farma Tbk (KLBF), perusahaan yang bergerak pada sektor obat-obatan ini juga mendapat impact dari virus ini.

Fluktuasi harga saham perusahan tersebut sangat terlihat pada dua bulan terakhir seperti pada grafik berikut ini;

 

Dalam grafik perusahaan kalbe farma Tbk tersebut terlihat fluktuasi terjadi khususnya pada bulan Maret, bulan dimana wabah ini mulai muncul di indonesia dan resmi di umumkan oleh Presiden pada tanggal 2 Maret 2020. Selain itu nilai IHSG di indonesia juga mengalami kemerosotan mulai angka 176,49 poin atau 3,6% sampai pada angka 4.731,08 poin (OJK, 2020). 

Fluktuasi harga saham tersebut disebabkan oleh kemunculan virus covid-19, hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Yusuf (2015) Kondisi yang bisa mempengaruhi terjadinya fluktuasi pada harga saham seperti; a) Kondisi ekonomi baik mikro maupun makro, b) Pengendalian kebijakan perusahaan dalam melakukan ekspansi perluasan usaha c) Adanya pergantian direksi secara tiba-tiba, d) Keterlibatan Direksi atau pihak perusahaan dalam tindakan pidana dan kasus tersebut sudah masuk pengadilan, e) Menurunnya kinerja perusahaan dalam setiap waktu, f) Risiko sistematis yaitu resiko yang terjadi secara menyeluruh dan mengakibatkan keterlibatan perusahaan, g) Efek psikologi pasar yang bisa menekan kondisi teknikal dalam jual beli saham. Bisa di artikan bawa virus Covid-19 merupakan salah satu kondisi efek psikologi pasar yang bisa menekan kondisi teknikal dalam jual beli saham, mengapa demikian karena covid-19 mempengaruhi return yang didapat oleh para investor, dan return tersebut belum bisa di ketahui apakah bernilai positif ataupun bernilai negatif.

Selain itu menurut Samsul (2006) Variabel yang mempengaruhi harga saham ada 14 yaitu: 1) pengumuman pembagian deviden dengan tunai, 2) pengumuman split, 3) pengumuman right issue,  4) pengumuman saham bonus, 5) pengumuman waran, 6) rencana merger dan akuisisi suatu perusahaan, 7) rencana transaksi benturan kepentingan, 8) perubahan variabel baik makro maupun Mikro Ekonomi, 9) peristiwa politik internasional, 10)  pergerakan pada indeks saham, 11) peristiwa politik yang terjadi di tingkat nasional, 12) January effect, 13) insider information, 14) perubahan yang terjadi pada siklus ekonomi melalui melalui Leading indicator. Variabel yang mempengaruhi harga saham berfluktiasi pada akhir-akhir ini adalah insider information, kandungan informasi pada peristiwa pandemik ini berpengaruh pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para investor saat terjadiinya peristiwa pandemik ini, karena tingkat kandungan informasi yang terdapat pada suatu peristiwa yang memiliki nilai bagi investor dapat dilihat melalui perubahan saham dan tingkat perdagangan sahamnya.

Daftar Pustaka
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Erlangga
Sunariyah. 2004. Pengaruh Pengetahuan Pasar Modal (Edisi 4). Yogyakarta: UPP-AMP YKPN Yogyakarta.
Rusdin. 2008. Pasar Modal, Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik (cet. ke-2) Bandung: ALFABETA
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Pratiwi, Ratih & Muhammad Yusuf. 2015. Reaksi Pasar dalam Bentuk Return Sebelum, Selama, dan Sesudah Peristiwa Piala Dunia Tahun 2014 pada Pasar Modal Asean. Jurnal riset akuntansi dan perpajakan JRAP, 2(2):229-237
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/data-dan-statistik/statistik-pasar-modaldiakses pada tanggal 01 April 2020
https://www.idx.co.id/data-pasar/laporan-statistik/statistik/#monthly diakses pada tanggal 01 April 2020
https://finance.yahoo.com/quote/KLBF.JK/history?period1 diakses pada tanggal 01 April 2020

Penilaian Harga Saham

Oleh : Kamila Miladiyah FZZ, Nim : 17510083, Kelas : Analisis Sekuritas
Dosen Pembimbing    : M. Nanang Choiruddin, SE,MM

Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar dan dana yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi tidak begitu besar jika dibandingkan dengan obligasi. Tujuan perusahaan melakukan investasi saham adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan yang pada akhirnya akan mencerminkan harga saham tersebut.

Menurut Sharpe (2000), proses terbentuknya harga saham dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.    Demand to Buy Schedule.
Investor yang hendak membeli saham akan datang ke pasar saham. Biasanya mereka akan memakai jasa para broker atau pialang saham. Investor dapat memilih saham mana yang akan dibeli dan bisa menetapkan standar harga bagi investor itu sendiri.
2.    Supply to sell schedule.
Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut dapat menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan dilepas ke pasaran. Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para investor.
3.    Interaction of Schedule.

Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik temu yang biasa disebut sebagai titik ekuilibrium harga. Pada awalnya perusahaan yang mengeluarkan saham akan menetapkan harga awal untuk sahamnya. Saham tersebut kemudian akan dijual ke pasar untuk diperdagangkan. Saat di pasaran, harga saham tersebut akan berubah karena permintaan dari para investor. Ekspektasi harga yang dimiliki oleh buyer akan mempengaruhi pergerakan harga saham yang pada awalnya telah ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi pertemuan harga yang ditawarkan oleh seller dan harga yang diminta oleh buyer, maka akan tercipta harga keseimbangan pasar modal.

Penilaian saham
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu. Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi/ variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga. Tujuan penilaian saham adalah untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan digunakan sebagai rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan bersangkutan.

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai , yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham (Hartono,2000:79).

1.    Nilai buku
Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai buku dan nilai nominal dapat dicari di dalam atau ditentukan berdasarkan laporan perusahaan keuangan. Nilai buku juga merupakan nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

2.    Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan. Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham di bursa efek.

3.    Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain (Sulistyastuti, 2002). Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intriksik dengan nilai pasar saham bersangkutan sebagai informasi bagi investor pengambilan keputusan investasi.

DAFTAR PUSTAKA
Budianas Nanang.  Harga Saham Nilai Saham dan Proses. 2009.
Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakkhruddin. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Wabah Covid-19 terhadap Nilai Saham

Oleh :Dwiyanti Nursheila/17510048, Mata Kuliah : Analisis Sekurias G
Dosen Pembimbing: M. Nanang Choiruddin,SE.,MM.

Sebelumnya kita sudah tidak asing lagi dengan istilah saham. Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan investor individual atau investor institusional atau trader atas investasi mereka atau sejumlah dana yang diinvestasikan dalam suatu perrusahaan. Banyak orangyang lebih suka memilh untuk berinvestasi saham karena dapat memperoleh deviden bagi pemegang/pemilik saham. Dan sebagai kata lain, orang yang berinvestasi saham maka dapat disebut juga sebagai salah satu pemilik perusahaan yang dibeli sahamnya. 

Sebenarnya banyak sekali pengertian saham menurut pendapat beberapa ahli. Menurut Koetin (2002: 20) “saham adalah kertas yang dicetak dengan bagus yang membuktikan bahwa pemegangnya turut serta atau berpartisipasi dalam modal suatu perusahaan biasanya suatu Perseroan Terbatas (PT)”. Saham adalah pilihan tepat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya tanpa harus takut akan terjadinya penipuan. Akan tetapi, berinvestasi saham juga ada risikonya yaitu ketika perusahaan pencetus saham mengalami kebangkrutan. Tenang saja, risiko itu sangatlah kecil jika para investor bijak dalam memilih saham perusahaan yang akan dibelinya.

Risiko dan keuntungan adalah dua hal yang saling melekat erat pada setiap kegiatan investasi. Semakin besar potensi keuntungan yang diperoleh investor, maka semakin besar juga tingkat risiko yang akan di dapatnya. Jika investor yang sukses dalam berinvestaasi maka investor tersebut cermat dalam mengelola risiko untuk mengubahnya menjadi keuntungan.

Di dalam saham ada yang namanya nilai saham. Ada tiga jenis penilaian saham yaitu yang pertama dilihat dari nilai buku (book value), kedua nilai pasar (market value) dan yang ketiga dilihat dari nilai intrinsik (intrinsik value).  Penilaian ini sangat penting karena dengan ini kita bisa melihat saham-saham mana yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalue). Jika investor memiliki 5% atau lebih dari saham perusahaan publik, maka diwajibkan untuk melaporkan kepemilikannya kepada Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan), dan perusahaan wajib mencantumkannya dalam daftar pemegang saham perseroan. Dan jika kepemilikannya mencapai 25% , maka pihak tersebut atau investor akan tercatat sebagai pemegang saham utama atau pengendali.
    
Dalam melihat prosepek perusahaan dimasa yang akan datang dalam membuat keputusan bisnis, investor tidak hanya menggunakan harga saham dalam menilai kinerja perusahaan namun menggunakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apabila perusahaan memiliki kemampuan laba yang baik tentu akan menarik bagi calon investor. Hal ini dikarenakan investor tertarik akan capital gain dan dividen yang akan dibayarkan perusahaan. Karena Capital gain dan dividen digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham (investor).
    
Pada masa sekarang di Indonesia bahkan di luar negeri sedang terjadi wabah virus Corona (Covid-19). Virus ini sangat menghantui semua orang diberbagai penjuru dunia. Semua kegiatan terkena dampak dari virus ini termasuk dengan nilai saham. Dengan adanya wabah ini, BEI melakukan perubahan batasan auto rejection bawah dari sebelumnya 10 persen menjadi 7 persen.

Dengan begitu, Jakarta Automated Trading System (JATS) akan melakukan auto rejection apabila harga penawaran jual atau permintaan beli saham yang dimasukkan ke JATS lebih dari 35 persen di atas atau 7 persen di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp 50 sampai dengan Rp 200. Sementara itu auto rejection juga diberlakukan untuk saham yang penawaran jual atau permintaan belinya lebih dari 25 persen atau di atas atau 7 persen di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga lebih dari Rp 200 sampai dengan Rp 5.000.
    
Auto rejection juga berlaku untuk jual beli saham lebih dari 20 persen di atas atau 7 persen di bawah, dengan acuan harga untuk di atas Rp 5.000. Kemudian kedua, BEI mengubah ketentuan auto rejection untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kali diperdagangkan, dari sebelumnya yang ditetapkan sebesar 2 kali, menjadi 1 kali dari persentase batasan auto rejection. Adapun ketiga, BEI mengeluarkan seluruh saham dari daftar saham yang diperdagangkan pada sesi Pra-pembukaan, sehingga tidak ada saham yang diperdagangkan pada sesi Pra-pembukaan.

Wabah Covid-19 ini sangat merugikan sekali bagi penjuru dunia. IHSG melemah dan harga saham di luar negeri juga sangat merosot lebih dari 3% dari awal sesi perdagangan. Pemerintah sekarang lagi gencar-gencarnya memberi stimulus untuk mencegah dampak buruk dari krisis yang nampaknya memberikan dampak buruk bagi ekonomi dunia. 

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M, Sri Mintari, dan Maryam Nadir. 2015. Manajemen Investasi: Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
Nur, M. 2019. Saham, Menabung Zaman Now. E-book.
Puspitaningtyas, Z. 2015. Prediksi Risiko Investasi Saham. Yogyakarta: Griya Pandiva.
Setianto, Buddy. 2001. Investasi Nilai Wajar Saham. Jakarta: E-book.
____________. 2006. Mengungkap Strategi Investor Institusi. Jakarta: E-book.
Tambunan, P.A. 2006. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Astikawati, Yunita, dan Dessy Triana Relita. 2017. PENGARUH HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SAHAM DI PASAR MODAL INDONESIA. Jurnal Profit. 4(2): 134-144.
Berita Corona Kompas.Com
Berita Corona Wartaekonimi.co.id

SAHAM ANDA TERMASUK TIPE SAHAM APA?

Oleh : Ayu Agustin 17510008, Mata Kuliah: Analisis Sekuritas
Dosen : Nanang Choiruddin 

Salah satu alternative pembiayaan di kalangan dunia usaha Indonesia adalah penawaran ke umum, yaitu menawarkan sebagian modal saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Melalui cara ini banyak keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dibandingkan dengan pinjaman. Berkaitan dengan keputusan penawaran perusahaan ke umum tersebut, perusahaan harus menetapkan harga saham perdananya. Hal ini penting karena harga saham sebuah perusahaan saling terkait dengan kesehatan perusahaan dan menjadi dasar ketertarikan para investor untuk menjadi pemilik saham tersebut.

Tujuan utama perusahaan dalam menjual sahamnya adalah untuk memperoleh dana yang murah bagi pengembangan usahanya. Sedangkan pemilik modal bertujuan untuk memperoleh tambahan penghasilan bagi modalnya.

Jika perusahaan memutuskan untuk menawarkan saham ke umum dan isu utamanya adalah tipe saham apa yang akan dilempar kepasar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk satu lembar saham, dan kapan waktu yang tepat. Keuntungan perusahaan yang menawarkan saham ke umum adalah mudah dalam meningkatkan modal dimasa mendatang, meningkatkan likuiditas bagi para pemegang saham, dan nilai pasar perusahaan dapat diketahui. Dilain pihak kerugian bagi perusahaan adalah meningkatnya biaya laporan, pengungkapan (disclosure) dan ketakutan dalam mengambil alih.

Penilaian merupakan hal terpenting bagi para investor, karena investor membuat keputusan setelah menilai saham yang akan dibeli. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan mengamati dan menganalisis factor-faktor ekonomi dan non ekonomi, factor internal maupun factor eksternal perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Misalnya laba emiten, pertumbuhan penjualan. Penilaian saham yang menghasilkan informasi nilai instrinsik selanjutnya akan di bandingkan dengan harga pasar saham untuk menentukan posisi jual atau beli terhadap suatu saham perusahaan.

Nilai Instrinsik (NI) menunjukkan present Value arus kas yang diharapkan dari saham. Menurut Sunariyah (2004), pedoman yang di pergunakan untuk mengetahui tipe harga saham ada yiga yaitu:
1.    Apabila nilai intrinsic > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), oleh sebab itu seharusnya dibeli ata ditahan jika saham telah dibeli atau dimiliki.
2.    Apabila nilai intrinsic < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overlued (harganya terlalu mahal), oleh sebab itu saham yang dimiliki sebaiknya dijual atau tidak usah membeli saham yang ditawarkan.
3.    Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi stabil atau seimbang.
Untuk mengetahui apakah saham itu termasuk undervalued, overlued, atau wajar. Artikel ini akan membahas 3 cara yaitu :

1.    Valuasi Saham Preferen
Porman, berpendapat bahwa menghitung harga wajar saham preferen relatif mudah, yaitu dengan mendiskontokan (discounting) dividen ke nilai sekarang (present value) dengan required rate of return selama periode waktu yang tidak terhingga (infinite) atau selama anda memiliki saham preferen tersebut. Rumusnya adalah:
𝐕𝐩 = 𝐃/𝐊
    Ket:    𝐕𝐩 = Nilai Intrinsik (Nilai Wajar) Preferen
        D     = Dividen Tetap
        k      = Required rate of return atau Discount rate

2.     Valuasi Saham Biasa
Porman, menyatakan ada tiga langkah penting yang harus diikuti oleh investor sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu saham, yaitu:
a.    Perkiraan laba per saham (EPS = earning per share) di masa mendatang.
b.    Perkiraan rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio).
c.    Hitung nilai sekarang (present value) aliran dividen yang diperkirakan melalui pendiskontoan dividendividen tersebut dengan tingkat imbal-hasil yang diharapkan (required rate of return)

3.    Metode Deviden Discount Model (DDM)
Secara sederhana ketika seorang investor membeli sebuah saham, satu-satunya cash flow atau kas masuk yang diperoleh adalah berupa dividen. Sehingga berdasarkan pemikiran itu metode penilaian saham Dividend Discount Model (DDM), menilai intrinsic value saham sebuah perusahaan berdasarkan estimasi pendapatan yang dibagikan kepada shareholders yaitu berupa dividen dan mendiscounting nilainya ke present value. Harga saham akan dapat diketahui dengan menghitung nilai sekarang (present value). Secara matematis, model dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sumber: Gordon 1962
Keterangan:
: nilai intrinsic saham
Dt    : deviden yang diterima pada periode ke-t
k    : tingkat return yang diharapkan investor (required rate of return)
t    : tingkat pengembalian yang diminta
Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor merupakan aliran dividen yang tidak terbatas (disimbolkan dengan ∞) dan konstan.Padahal pada kenyataanya, ada kalanya perusahaan tidak memberikan dividen secara konstan dan teratur, bahkan ada perusahaan yang tidak memberikan dividennya kepada pemegang sahamnya.

DAFTAR PUSTKA
Eduardus Tandelin, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Cetakan Pertama, Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Eduardus Tandelin, 2010. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama, Penerbit kanisius, Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE.
M. Fakhruddin dan M. shopian Hadianto, 2001. Perangkat Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Cetakan Pertama, PT Elex Media Komputindo.
Porman Tambunan Andi. 2010. Menilai Harga Wajar Saham. Cetakan keempat. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sulistyastuti Dyah Ratih, 2002. Saham dan Obligasi. Edisi Pertama, Penerbit Universitas Atma Jaya. Yogyakarta
Vavras Vandara. 2017. Analisis Penilaian Harga Saham Menggunakan Metode Deviden Discount Model (DDM) sebagai dasar Pengambilan Keputusan Investasi (Studi pada Perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Jurnal Aplikas Administrasi Vol.20 No.1
Yulfita Ulfa. 2013. Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2011). Jurnal EMBA 1089 Vol.1 No.3

Nilai Saham di tengah Pandemi Virus Corvid-19

Oleh : Riska Agustin, Nim: 17510003
Dosen Pembimbing: M. Nanang Choiruddin,SE,MM.

Virus corona (Covid-19) yang telah menyebabkan pandemi tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat saja, tetapi juga menghantam sektor perekonomian di Indonesia yang berdampak cukup dalam. Hingga minggu ketiga pada bulan Maret, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terkoreksi sekitar 30% sejak awal tahun 2020. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir IHSG telah mengalami beberapa kali suspensi perdagangan sementara karena mengalami pelemahan hingga -5% dalam sehari.

Hal tersebut tak hanya menimbulkan kegaduhan para investor dan masyarakat pada umumnya karena ketidakpastian pasar yang terus menunjukkan pelemahan. Tak sedikit investor yang telah mencairkan instrumen investasinya karena hal ini. Oleh sebab itu, menimbang-nimbang ulang strategi investasi harus dilakukan. Perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning Budi Raharjo mengatakan bahwa jurus yang tepat dalam melakukan investasi adalah dengan melihat kembali apa tujuan yang ingin dicapai.

Menurutnya, langkah yang paling bijak dalam berinvestasi ialah mengetahui tujuannya terlebih dahulu, baru kemudian diimplementasikan dengan menentukan jenis atau instrumen apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi kebingungan yang mungkin timbul ketika pasar sedang bergejolak, seperti yang kini terjadi dengan adanya pandemi Covid-19. Keputusan apakah instrumen yang dimiliki harus dijual atau ditahan atau dialihkan harus mengacu pada tujuan awal yang telah ditetapkan.

Budi mencontohkan dalam kasus saham, apabila tujuan investasinya adalah jangka pendek seperti untuk dana pendidikan anak yang sudah dekat, dia menyarankan untuk lebih baik memindahkan instrumen investasi ke sarana yang lebih aman. Misalnya, instrumen seperti pasar uang atau deposito yang memiliki risiko lebih rendah. Proses menyeimbangkan kembali (rebalancing) portofolio harus dilakukan guna meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di tengah ketidakpastian pasar yang besar ini, “Masalahnya kita belum tahu kondisi ini akan sampai berapa lama. Maka mau enggak mau memang harus lebih konservatif untuk sekarang ini,” katanya kepada Bisnis.

Namun demikian bagi para investor yang telah lama berkecimpung di bidang ini, Budi menyatakan bahwa kondisi harga-harga saham yang terkoreksi juga bisa dilihat sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Tentunya hal ini memerlukan pengetahuan finansial yang baik dan keberanian mengambil risiko. Hal senada juga diungkapkan oleh Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya yang menyebut kondisi penurunan pasar saham saat ini sebagai diskon besar-besaran, sehingga memberi peluang para investor untuk membangun portofolionya dan mendapatkan keuntungan.

Menurutnya, kendati kini pasar masih dilanda kekhawatiran tapi secara historis ada beberapa sektor yang cenderung bersifat defensif. Erik juga sepakat bahwa pengetahuan tentang investasi dalam hal ini menjadi penting untuk menentukan kemana aset yang dimiliki akan berlabuh. “Jika dilihat secara jangka panjang pun, pasar saham akan selalu rebound setelah adanya epidemi. Sehingga dengan kondisi pasar terkini, investor dapat memanfaatkan situasi untuk membeli produk saham karena harga saham yang rendah dan membiarkannya hingga kondisi pasar membaik,” katanya.

Demikian, jadi mereka mengingatkan kepada para investor untuk tetap melakukan diversifikasi instrumen sebagai langkah penting. Saat ini sudah ada banyak pilihan yang bisa dijadikan alternatif tak hanya sekadar pasar modal layaknya saham, obligasi, atau reksa dana. Akan tetapi sekali lagi, ia mengimbau agar para investor mengerti tentang instrumen yang akan dipilih berkaitan dengan proses dan risikonya serta memastikan produk investasi dan penyelenggara yang menyediakannya terdaftar dan memiliki izin dari pihak berwenang.

Sumber :
Yulian Fitria & Achsani,A,N. (2017) Analisis Pertofolio Berbasis Risk dan Return (Stusy Kasus Saham di Jakarta Islamic Index Periode Juni 2011- Mei 2016). Jurnal Muzara;ah Vol 5 (2). Hlm 136
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/saham
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200316065757-92-483683/mencermati-saham-perkasa-di-tengah-wabah-virus-corona
www.cnnindinesia.com
www.merdeka.com

Rabu, 08 April 2020

STRATEGI AMAN BERINVESTASI, PORTOFOLIO JADI PILIHAN TERBAIK?

Oleh : Zida Fitrotus Salsabila, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin, SE., MM

Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan dan pendanaan bagi kegiatan usaha masyarakat. Bagi perusahaan yang membutuhkan dana, perusahaan dapat menjual surat berharganya ke dalam bentuk saham. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat ini mengharuskan setiap investor untuk melakukan investasi dengan tepat, sehingga tingkat pengembalian atau pendapatan yang merupakan tujuan masing-masing investor dapat tercapai sesuai dengan yang ditargetkan. Setiap investasi yang dilakukan harus melihat terlebih dahulu faktor ekonomi, keadaan, dan harus menentukan strategi. 

Penentuan portofolio optimal merupakan langkah penting bagi investor baik investor instusional maupun investor individual. Hal ini karena portofolio yang optimal akan memberikan return yang optimal dengan tingkat resiko tertentu. Strategi terpenting dalam membangun investasi yang efektif terletak pada pembuatan portofolio yang baik. Cashflow dan capital gain harus dipertimbangkan. Capital gain digunakan untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Tetapi jika baru memulai berinvestasi sebaiknya focus untuk mendapatkan pendapatan cashflow terlebih dahulu. Setelah memiliki pemdapaan cash flow yang cukup barulah memulai focus pada capital gain. Hasil dari capital gain dapat digunakan untuk membeli asset yang akan menghasilkan pendapatan pasif. 

Strategi dalam berinvestasi harus dipersiapkan dengan sangat matang. Salah satu strateginya yaitu memilih portofolio investasi. Porotofolio investasi sendiri merupakan gabungan dari beberapa investasi dengan porsis terentu. Membangun portofolio investasi merupakan langkah penting dalam berinvestasi. Dikatakan penting karena digunakan untuk meminimalisir resiko investasi dan dapat mendapat untung besar. Didalam portofolio investasi bisa melakukan diversifikasi sektoral dengan memilih saham, obligasi atau reksa dana pada sektor industri tertentu yang menurut Anda prospektif. 

Portofolio saham merupakan alat analisa yang dapat membantu para investor untuk melakukan investasi saham atau kumpulan asset investasi yang berbentuk saham. Portofolio saham adalah investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaan yang berbeda dengan harapan bila harga salah satu saham menurun, sementara yang lain meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian atau diversifikasi saham yang bertujuan untuk mengurangi resiko yang mereka tanggung dengan harapan apabila suatu nilai saham jatuh sedangkan nilai saham yang lain naik maka kerugian bisa diimbangi dengan keuntungan yang diperoleh. Selain itu korelasi antara return satu saham dengan saham lainnya juga memperkecil varians return portofolio tersebut. Resiko pada investasi tersebut timbul karena adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Pemilihan saham dalam diversifikasi saham harus didasarkan pada kondisi fundamental perusahaan. Kelebihan berinvestasi saham adalah selain pertimbangan akan return and risk, investor juga dapat menyesuaikan kemampuan yang dimiliki, para investor dapat memilih saham-saham apa saja dan berapa jumlah lembar saham yang akan mereka beli. Strategi portofolio saham mencakup peramalan pendapaan di masa yang akan datang, deviden, atau rasio harga terhadap pendapatan.

Dalam berinvestasi dalam saham, investor perlu memilih strategi yang tepat. Strategi dalam investasi pada saham meliputi dua hal yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Investor yang cerdik tentunya akan membeli saham dengan nilai intrinsknya di atas harga pasar atau murah (undervalued) dan menual saham yang nilai intrinsiknya di bawah harga pasar atau mahal (overvalued). 

1.    Strategi Aktif

Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar. Tujuan dari strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesama investor lainnya. Mereka secara proaktif mencari informasi tambahan, meningkakan kemampuan mereka dalam menganalisis informasi yang mempengaruhi kinerja saham. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan return harapan investor. Dalam strategi aktif ini investor secara aktif melakukan analisis dan pemulihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return dan risiko yang terbaik disbanding alternatif lainnya. Pemilihan tersebut dilakukan berdasar pada analisa fundamental untuk mengetahui prospek saham di masa depan.

2.    Strategi Pasif

Dalam konsep pasar modal yang efisien dikatakan bahwa jika pasar benar benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar. Hal itu menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham. Strategi pasif dapat diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar dan mempunyai tujuan untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin. 

Return dan risiko yang dihasilkan oleh strategi pasif relatif lebih kecil dibandingkan dengan strategi aktif. Tetapi perlu diingat bahwa penerapan strategi pasif bukan berarti investor tidak melakukan tindakan apa-apa. Investor harus terus memonitor kinerja portofolio yang dibentuk agar tetap sesuai dengan yang diharapkan oleh investor. Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan tahan dan strategi mengikuti indeks.  

Sehingga protofolio saham bisa dijadikan salah satu pilihan dalam melakukan investasi. Portofolio saham dikatakan aman untuk berinvestasi karena portofolio saham sendiri merupkan investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaan yang berbeda dengan tujuan bila harga salah satu saham menurun, sementara yang lain meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian. Dan risiko portofolio saham ini lebih rendah dari pada risiko saham individu karena varians return saham sebagai ukuran risiko investasi meredam dan kombinasi saham apapun dalam portofolio saham akan memberikan risiko yang lebih kecil dari pada risiko masing-masing saham. Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar. Dan investor yang menganut strategi pasif tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan return abnormal.

Daftar Pusataka
Azis, Musdalifah dkk. 2015. Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Iman, Nofie. 2008. Kiat-Kiat Membiakkan Uang Di Masa Sulit. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Sari, Dewi Fatma Maya dkk. 2016. Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Pemilihan Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 5 No. 10.
Sunaryo, Deni. 2019. Manajemen Investasi dan Portofolio. Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media.
Sutisman, Entar. 2013. Analisis Portofolio Saham Sebagai Dasar Pertimbangan Investasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol. 1 No. 1.
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Ulya, Fiqhi Nurul. 2019. Millenial, ini sebabnya saham harus disertakan dalam portofolio kamu. https://money.kompas.com/read/2019/10/18/084300526/milenial-ini-sebabnya-saham-harus-disertakan-dalam-portofolio-kamu?page=all. (diakses pada tanggal 2 April 2020)
Zarma, Nazri. 2017. Kinerja Portofolio Saham Pada Perusahaan Makanan, Properti dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 7 No. 2.

STRATEGI PEMILIHAN SAHAM TERBAIK DENGAN ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL DI TENGAH PANDEMI COVID 19

Oleh : Ahmad Syahrus Shodik/17510067, Matkul : Sekuritas/ H
Dosen Pembimbing : Nanang Choiruddin SE,. MM  

Mengenal Bursa Efek Indonesia…

Menurut (Teddy Chandra:2016). Pasar modal dibentuk untuk alasan ekonomi dan keuangan dimana alasan ekonominya adalah untuk mempertemukan antara orang yang mempunyai uang (Investor) dengan perusahaan memerlukan dana untuk melakukan proses produksi. Pertemuan ini diharapkan akan meningkatkan kemakmuran baik dari pihak yang mempunyai dana maupun pihak yang membutuhkan dana. 

(Sunardi:2010) Harga suatu saham digunakan investor sebagai acuan dalam melakukan transaksi di pasar saham. (Endri, 2012) Harga saham merefleksikan seberapa besar kekuatan permintaan dibandingkan kekuatan penawaran terhadap suatu saham. Makin banyak investor yang ingin membeli saham, sementara banyaknya investor yang ingin menjual tetap maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, makin banyaknya investor yang ingin menjual saham sementara banyaknya investor yang ingin membeli saham cenderung tetap maka harga saham akan cenderung turun. (Fakhruddin, M., & Hadianto, M. S:2001). Pasar keuangan (Financial Market) adalah pasar yang memperdagangkan semua bentuk surat-surat berharga baik jangak panjang maupun jangka pendek pada primary market ataupun secondary market. Money market (pasar uang) merupakan bagian dari pasar keuangan yang khusus memperdagangkan semua bentuk surat berharga untuk jangka pendek (Short Term). Sementara pasar modal (Capital Market) sseperti yang sudah dijelaskan diatas yang memperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri (saham) untuk jangka waktu lebih panjang (long term).

Dalam investasi saham, ada dua analisis yang dilakukan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan saham yang paling bagus. Intinya, semua analisis, baik analisis fundamental maupun teknikal, dimaksudkan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya mengenai instrumen investasi yang ada.

Apa itu analisis fundamental ?

(Fakhruddin & Hendy, 2008) Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisis fundamental merupakan metode analisis saham dengan menganalisa data-data atau informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan, analisis ini termasuk penggunaan rasio-rasio saham seperti laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan lain-lain.

Strategi Memilih Saham Berdasarkan Analisis Fundamental…

Dari analisis yang dilakukan dengan analisis fundamental, yang perlu diperhatikan adalah acuan untuk menentukan baik atau jeleknya saham. Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang bisa digunakan sebagai acuan yaitu : a) Memiliki kapitalisasi pasar >Rp500 miliar. b) Emiten yang memiliki model bisnis yang jelas dan baik. c) Perusahaan konsisten dalam meningkatkan laba/saham dari kuartal ke kuartal. d) Perusahaan tidak memiliki utang yang lebih besar dari Debt Equity Ratio (DER). e) Saham menjadi market leader. f) Price Earning Ratio (PER) rata-rata tidak jauh berbeda. g) Jika nilai intrinsik lebih besar daripada harga pasar saat ini, maka saham tersebut adalah undervalued dan sebaliknya dibeli atau tetap disimpan / ditahan jika dimiliki. h) Jika nilai intrinsik lebih kecil daripada harga saham saat ini, maka saham tersebut overvalued dan sebaiknya dihindari, dijual bila dimiliki. i) Jika nilai intrinsik sama dengan harga pasar saham saat ini berarti terjadi keseimbangan dimana saham tersebut mempunyai nilai yang wajar (correctly valued). 

Apa itu analisis teknikal ?

(Tandelilin:2010) Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan inidikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Penganut analisis teknikal berpendapat bahwa dalam kenyataanya harga bergerak dalam suatu Trend tertentu, dan hal tersebut akan terjadi berulang-ulang. Dalam analisis teknikal, bukti disajikan melalui berbagai indikator dan prinsip dasar antara lain pola-pola (Patterni), garis trend (Trendline), rata-rata pergerakan dan momentum harga.

Strategi Memilih Saham Berdasarkan Analisis Teknikal…

Selain metode fundamental, melalui analisis teknikal, kita juga bisa memilih saham-saham yang bagus untuk diinvestasikan dengan mengacu pada kriteria-kriteria berikut : a) Memilih saham dengan arah chart dominan >45°. b) Tidak membeli saham yang 80% (sideways) grafik yang bergerak datar menyamping dan tidak menunjukkan garis naik turun. c) Hanya memilih saham yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi dan secara liquid diperdagangkan setiap hari. d) Pilih perusahaan yang memiliki jumlah saham beredar di pasar cukup banyak. Ini mengindikasikan bahwa floating share kepemilikan emiten tidak lebih dari 40%. e) Memiliki jumlah lot yang cukup banyak sehingga harga saham tersebut tidak mudah dipermainkan.

Pemilihan saham di tengah pendemi virus corona…

     3 bulan pertama 2020 kali ini seperti yang kita ketahui jagat raya sedang di sibukkan dengan datangnya virus corona. Banyak negara yang memberlakukan sistem social distancing yaitu berdiam diri dirumah. Bahkan juga banyak negara yang melakukan Lock Down hal ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu negara, tidak luput dengan pasar modal yang hamper semua perusahaan mengalami penurunan harga saham yang relative besar. Namun ada juga peruahaan yang justru berdampak positif dengan adanya virus sorona ini, seperti perusahaan pada sub sektor farmasi, sub sektor kimia, sub sektor kesehatan, dll.

Saking parahnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendadak sontak menghentikan perdagangan saham sementara (trading halt) pada (06/3), akhir pekan lalu. Langkah mendadak demi menjaga pasar. Penghentian sementara mengacu pada angka IHSG yang sudah susut 5 persen. Trading Halt ini terakhir dilakukan BEI pada 2008 dan 2015. Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara dengan kondisi yang ada. Presiden menegaskan bahwa kondisi ini tak hanya dialami Indonesia, melainkan pasar keuangan global pun ikut tergoncang.  "Sekarang ini pasar keuangan di seluruh dunia mengalami kegoncangan, kepanikan," kata Jokowi, Jumat (13/3).

Hal ini sontak membuat pemerintah dan otoritas keuangan akan selalu memantau serta membuat kebijakan. Tindakan OJK antara lain, dengan mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kemudian menetapkan, jumlah saham yang dapat dibeli kembali dapat lebih dari 10% dari modal disetor dan paling banyak 20% dari modal disetor. Dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar 7,5% dari modal disetor. Hampir secara keseluruhan, pasar saham global saat ini turun karena pengaruh darri Covid 19.

Daftar Pustaka : 
1) Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: KANISIUS. 2)  Wibowo, Edi, (2011) ANALISIS PENENTUAN SAHAM YANG AKAN DIBELI SUATU TINJAUAN UMUM. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 1, 151 – 158. 3) Chandra, Teddy. (2016). Investasi Bagi Pemula. Sidorajo: ZIFATAMA PUBLISHING. 4) Fakhruddin & Hendy, M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. 5) Endri, E. (2012). Analisis Teknikal dan Fundamental Saham: Aplikasi Model Data Panel. Jurnal Akuntabilitas, 8(1): 90–96. 6) Sunardi, H. (2010). Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROA dan EVA Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, 2(1): 70–92. 7) Fakhruddin, M., & Hadianto, M. S. (2001) Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT.Alex Media Komputindo Jakarta. 8) Liputan 6. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4205445/headline-bursa-saham-dan-rupiah-terempas-virus-corona-apa-skenario-indonesia-untuk-bangkit.

“Apa Itu Saham ? Dan Apa Pengaruh Virus Covid-19 (Corona) Terhadap Investasi Saham”

Oleh : Ach. Eko Mustofa / 17510164, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin, SE., MM.

Pengertian Saham

Menurut Suad Husnan dalam bukunya saham adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan perusahaan pemegang saham memiliki hak klaim atas deviden atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Saham merupakan secarik kertas yang menunjukan hak modal (yaitu hak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut menjalankan haknya. Saham sendiri menjadi salah satu jenis investasi yang diminati oleh banyak orang. Selain saham, ada banyak jenis investasi yang ada, contoh : Obligasi, Logam Mulia (Emas), Deposito berjangka dll. Namun saham menjadi yang terkenal dan diminati karena menawarkan imbal hasil yang tinggi dibandingkan dengan investasi lain seperti obligasi dan deposito berjangka. Walaupun memiliki imbal hasil yang tinggi namun resiko saham juga bisa dibilang besar dikarenakan harga saham itu sendiri yang dapat berubah-ubah secara tiba-tiba. Dan saham juga memiliki cabang yakni saham syariah, saham syariah sendiri diperuntuhkan bagi mereka yang “takut” dengan saham konvensional dan bagi masyarakat muslim menjadi lebih tenang akan saham ini.

Saham syariah adalah instrumen atau surat berharga yang diperdagangkan di Bursa Efek Syariah berbentuk penyertaan modal (kepemilikan atau saham) dan sukuk. Penyertaan modal atau saham merupakan salah satu bentuk penanaman modal dalam suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian kepemilikan atas perusahaan.

Saham mempunyai banyak jenis dan juga digolongkan sesuai dengan pengelompokannya masing-masing, berikut adalah sebagian dari jenis-jenis saham perlu diketahui :

1.    Saham Biasa
Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuiditas, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian deviden dari penjualan asset perusahaan. 

2.    Saham Preferen
Saham Preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang Saham Preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham Preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham basa. 

Harga saham

Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham (berapapun porsinya atau jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Harga saham syariah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan.bukti kepemilikan ini terhadap dalam dua bentuk, yaitu pertama, saham yang dikeluarkan atas nama pemiliknya yaitu pemegang saham ditulis pada surat saham tersebut sebagai bukti bagaimana pemegangnya, dan saham ini dapat diperalihkan haknya walau belum sepenuhnya dilunasi harganya.

Harga saham menurut Anoraga dan Piji Pikarti dalam bukunya ialah, Market price atau harga pasar merupakan harga pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya.

Selain itu ada harga pasar, Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan dalam Bursa Efek Indonesia. Transaksi disini sama sekali tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga dipasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi dipasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor

Pengaruh virus covid-19 terhadap investasi saham

Seperti yang kita tau bahwa sekarang Indonesia sedang menghadapi bencana yang amat besar yakni dengan menyebarnya virus Covid-19 atau lebih dikenal dengan virus corona. Virus corona ini adalah virus yang sangat mematikan dimana saat ini dunia sedang menghadapinya tidak hanya Indonesia, pemerintah negara-negara sedang mengalami bencana ini sedang memutar otak mereka untuk menghadapi virus ini. Virus covid-19 ini mempengaruhi semua hal yang ada di dunia, contoh saja masyarakat; masyarakat menjadi takut dan juga sangat berhati-hati jika ingin meninggalkan rumah mereka bahkan hanya sekedar untuk keluar rumah dan dalam keramaian. Sehingga pusat-pusat pembelanjaan hiburan menjadi sangat sepi, padahal biasanya pusat-pusat pembelanjaan dan hiburan seperti Mall menjadi tujuan utama kaum-kaum muda khususnya jika ingin berbelanja dan menghabiskan banyak waktu. Namun tidak hanya dalam masyarakat, dalam saham pun virus covid-19 ini mempunyai dampak. Namun ada juga perusahaan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap adanya virus covid-19 ini.

PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk dalam websitenya juga menghibau untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini. Namun dalam surat edaran resminya untuk menanggapi permintaan oleh PT. Bursa Efek Indonesia melalui email terkait keterbukaan informasi PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk menegaskan bahwa virus covid-19 ini tidak terlalu berpengaruh. “Kondisi keuangan perseroan saat ini sangat sehat dimana perseroan tidak mempunyai hutang bank (zero leverage) serta posisi kas dan kas ekuivalen per tanggal 31 desember 2019 adalah kurang lebih Rp. 7,7 Trilliun. Dengan posisi neraca yg kuat tersebut Perseroan siap untuk menghadapi kondisi perekonomian regional maupun global yang sedang mengalami tekanan ini. Tindakan mitigasi dalam tekanan kondisi perekonomian tersebut sudah dilakukan sejak dini, Dimana efisiensi operasional di semua lini telah dilaksanakan. Di antaranya adalah dengan menjalankan pabrik-pabrik yang terbaru dan terefisien. Optimalisasi pengeluaran semen dari terminal-terminal yang tersebar di berbagai daerah juga dilakukan dalam rangka efisiensi biaya distribusi.”

DAFTAR PUSTAKA
Ana Rokhatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi Pasar Modal, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011)
Dahlan Siamat, Manjemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan Edisi 5, (Jakarta: LP-FEUI, 2005)
Muhammad Nafik, HR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, (Jakarta: Serambi, 2009)
Panji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Edisi Revisi), (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 1001)
Sawidji Widoatmojo, Pasar Modal Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009)
Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori dan Analisis Sekuritas Edisi 4, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2005).
http://www.indocement.co.id/v5/id/  (Web Resmi PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk)

STRATEGI INVESTASI DALAM MENGHADAPI PANDEMI VIRUS COVID-19

Oleh : Evi Dwi Jayanti (17510029), Mata Kuliah : Analisis Sekuritas H
Dosen Pembimbing : M.Nanang Choiruddin,SE., MM.

Organisasi kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO) secara resmi menetapkana virus Covid-19 sebagai pandemic. Virus corona (covid-19) yang telah menyebabkan pendemi tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat saja, tetapi juga menghantam sector perekonomian di Indonesia yang berdampak cukup dalam, tidak terkecuali bagi perekonomian global yang terus menunjukkan volatilas, bahkan cenderung menurun. Ketidakpastian atas jangka waktu redanya pendemi ini juga membuat pergerakan pasar modal di hampir seluruh negara mengalami koreksi dalam.

Imbauan pemerintah pusat dan daerah untuk mulai mengurangi aktivitas luar rumah tentumemberikan dampak signifikan bagi pergerakan ekonomi yang tercermin dalam pergerakan pasar modal dalam satu bulan belakangan.

Hingga pecan ke-3 dibulan maret, indeks harga saham gabungan (IHSG) telah terkoreksi sebesar -33,41 persen ke level 4.194 sejak awal tahun. Bahkan selam 2 pekan terakhir saja IHSG telah mengalami setidaknya 4 kali suspense perdagangan sementara (trading suspension) secara otomatis karena mnagalami pelemahan hingga -5 persendalam satu hari.

Hal ini tentu menimbulkan keresahan bagi investor dan masyarakat pada umunya, terutama dalam mebangun kembali optimisme ditenagh terhambatnya arus perekonomian. Pemerintah melalui kementerian keuangan bahkan telah mulai mendorong kementrian dan Lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (Pemda) untuk mengakselerasi belanja terutama pada jadwal Kuartal I 2020. Hal tersebut juga menimbulkan kegaduhan para investor dan masyarakat pada umumnya karena ketidakpastian pasar yang terus menunjukkan pelemahan. Tak sedikit investor yang telah mencairkan instrument investasinya karena hal ini.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap pertumbuhan ekonomiIndonesia akibat pandemic covid-19, serta penurunan harga-harga komoditas. Selanjutnya pemerintah juga melakukan re-focusing penganggran dan meluncurkan paket stimulus Fiskal jilid I dan jilid II yang diharapkan mendukung bergeraknya sector rill.

Oleh sebab itu menimbang-nimbang ulang strategi investasi harus dilakukan. Perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning budi raharjo mengatakan bahwa strategi yang tepat dalam melakukan investasi adalah denagn melihat kembali apa tujuan yang ingin dicapai. Karena menurutnya langkah yang paling bijak dalam berinvestasi ialah mengetahui tujuan terlebih dahulu, baru kemudian diimplementasikan dengan menentukan jenis atau instrument apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan tersebut.

Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi kebingungan yang mungkin timbul ketika pasar sedang bergejolak, seperti yang kini terjadidengan adanya pandemic Covid-19. Keputusan apakah instrument yang dimiliki atau ditahan atau dialihkanharus mengacu pada tujuan awal yang telah ditetapkan.

Upaya pemerintah untuk menjaga ekonomi nasional layaknya diapresiasi dengan bijaknya masyarakat dalam mengelola strategi keuangannya. Penasihat Investasi berpendapat masyarakat perlu lebih bijak dalam mengatur keuangannya , baik mereka yang aktif sebagai investor, maupun public yang belum familiar dengan aktivitas transaksi dipasar modal.

Namun Badan Koordinasi penanaman Modal (BPKM) memastikan animo investor untuk menanamkan modal di Indonesia tak turun ditengah mewabahnya Virus Covid -19 keyakinan itu berdasarkan data penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) yang rata-rata masih sekitar seribuhan per hari.

Kementrian Koordinator bidang kemaritiman dan investasi (Kemenko marvest), memastikan proyek investasitetap berjalan sesuai rencana. Hanya saja memang terdapat perlambatan dalam proses eksekusi.

Rekomendasi perlakuan keuangan selama pendemi Covid-19 denagn beberapa hal berikut:
1. Tingkatkan dan darurat, para ahli kesehatan memperkirakan, diperlukan waktu yang tidak sebentar hingga pendemi mereda sampai mencapai titik normal. Karenanya, investor prlu mengalokasikan lebih banyak dana darurat untuk berjaga di rentang waktu sekitar tiga hingga enam bulan kedepan.
2. Review & Rebalance Portofolio
3. Perhatikan momentum investasi
4. Diversifikasi investasi
5. Sehat pangkal bahagia & kaya

DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh, BPFE-Yogyakarta, 2016
Heri Abrianto, Amin hikmanto, Analisis Penilaian Beberapa harga Saham di BEI dengan Pendekatan Nilai Buku (Price to Book Value), Jurnal Politeknik Negeri Jakarta Hal.407. https://money.kompas.com/read/2020/03/25/182353726/10-bumn-yang-sahamnya-rontok-parah-saat-corona-menyerang.
https://investasi.kontan.co.id/news/penambahan-rp-405-triliun-di-apbn-untuk-tangani-covid-19-belum-mampu-ungkit-ihsg
https://kominfo.go.id/content/detail/25170/pemerintah-luncurkan-situs-resmi-covid-19/0/berita
https://katadata.co.id/tags/bursa-efek-indonesia
https://katadata.co.id/berita/2020/03/30/ihsg-diprediksi-turun-lagi-dipengaruhi-aksi-ambil-untung-dan-corona

Alasan Mengapa Portofolio Saham Sebagai Dasar Pertimbangan Investasi

Oleh : Cholifatul Laila, 17510028
Dosen : M. Nanang Choiruddin,SE., MM

Pasar modal merupakan salah satu tempat berinvestasi yang menjadi alternative para investor. Pasar modal memiliki peran strategis, karena merupakan salah satu sumber pembayaran bagi dunia dan tempat berinvestasi bagi masyarakat. Pasar modal merupakan alternative pembiayaan bagi masyarakat, karena dari sinilah timbul adanya simbiosis mutualisme antar perusahaan dan pemegang saham (Sutisman). 

Dari segi perusahaan yang tidak memiliki modal bisa diuntungkan dengan menjual surat berharganya kepada masyarakat sehingga bisa mendapatkan modal untuk melanjutkan usahanya, sedangkan dari segi penanam saham diuntungkan dengan pembagian deviden dari perusahaan setiap tahun. Menurut Halim (2003:2) menyatakan bahwa investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

Namun, penanaman saham tidak selalu bisa menghasilkan deviden yang diharapkan, bisa jadi investor terjebak dalam keterpurukan akibat pemilihan saham yang salah. Maka dari itu investor di harapkan menganalisis saham terlebih dahulu sebelum membeli saham tersebut. 

Kali ini, penulis ingin memberikan pertimbangannya tentang analisis saham untuk mengurangi resiko yang mungkin akan dihadapi dengan menggunakan analisis portofolio. Portofolio saham adalah investasi dari berbagai saham perusahaan yang berbeda dengan harapan bila harga salah satu saham menurun, sementara yang lain meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian (Nasri, 2017)

Portofolio efisien adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi investor dengan tingkat return tertentu. Sedangkan portofolio optimal adalah adalah portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien (Tandelilin, 2001:77)
Indikator Portofolio Optimal dan Indikator Portofolio Efisien: 

- Indikator Portofolio Optimal  a. Pendekatan Markowitz  b. Pendekatan Single Index Model 
- Indikator Portofolio Efisien 
a. Mampu memberika expected return terbesar dengan resiko yang sama 
b. Mampu memberi resiko terkecil dengan expected return yang sama

Hampir semua orang memiliki portofolio investasi, baik baik yang terbentuk tanpa sengaja atau memang diputuskan melalui suatu perencanaan yang didukung dengan perhitungan dan pertimbangan rasional (Zubir, 2011)

Markowitz (1952) Mengatakan bahwa proses pemilihan portofolio atas dua tahap. Tahap pertama adalah mengobservasi sekuritas yang dipilih, sedangkan tahap kedua adalah memilih sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio yang dilandasi atas keyakinan dimasa yang akan datang. 

Ada satu filosofi yang mengatakan bahwa “ wise investors do not put all their eggs binto just one basket” (Suad, Husnan, 2001:50). Dari filososfi ini bisa mengantarkan kita untuk bisa mempertimbangkan kembali dalam pengambilan investasi dengan metode diversifikasi saham, yang berguna untuk mengurangi tingkat resiko yang akan di dapatkan, karena jika kita memiliki saham portofolio maka secara tidak langsung saham yang telah mengalami penurunan akan ter-cover oleh saham yang mengalami peningkatan lainnya. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa fungsi utama seorang investor melakuakn portofolio saham adalah memperkecil tingkat penurunan saham yang dibelinya.

Daftar Pustaka
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Zubir, Z. 2011. Manajemen Portofolio: Penerapannya dalam Investasi Saham. Jakarta: Salemba Empat
Zarman, Nasri. 2017. Kinerja Portofolio Saham pada Perusahaan Makanan, Properti dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. 7(2). Jurnal Bisnis dan Manajemen.
Markowitz, H. 1952. Portofolio Selection. Journal of Finance. 7(1).
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Sutisman, Entar. Analisis Portofolio Saham Sebagai Dasar Pertimbangan Investasi pada Perusahaan yang Terdaftar  di Bursa Efek Indonesia (Studi kasus pengguna saham LQ 45). Jurnal Future

Dampak Akibat Covid-19 Terhadap Nilai Saham

Oleh  : Ikhsan A. Abimayu/17510045, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choirudin,SE.,MM.

Dewasa ini, seluruh penjuru dunia telah mendapat musibah yang besar yaitu Covid-19 termasuk Indonesia. Jumlah kasus di seluruh dunia hingga kemarin sudah mencapai 857 ribu lebih. Hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan wabah sudah menyebar ke lebih dari 189 negara. Jumlah kasus yang bertambah signifikan dan menjangkiti negara di seluruh dunia membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Maret lalu. Untuk mencegah transmisi penyebaran virus yang semakin meluas, berbagai negara mulai meniru langkah China dengan lockdown. Mulai dari Italia, Spanyol, India, Malaysia, Filipina semuanya sudah menerapkan lockdown.

Wabah tersebut tidak hanya mempengaruhi kesehatan warga dunia namun virus ini juga menggerus perekonomian global tanpa terkecuali Indonesia. Terbukti pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang kuartal pertama sangat jauh dari kata memuaskan. Pada kuartal pertama tahun 2020, IHSG sudah terkoreksi 27,95%. Pasar saham tanah air pun ditinggalkan oleh investor. Investor asing masih menjaga jarak dengan bursa saham RI. Lihat saja hanya dalam tiga bulan awal 2020, investor asing membukukan aksi jual bersih senilai Rp 10,3 triliun.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai saham pada awal tahun 2020 mengalami tingkat penurunan yang signifikan akibat Covid-19. Hal tersebut terbukti dari angka IHSG yang menurun serta banyak investor yang meninggalkan pasar saham tanah air. Ada beberapa transaksi saham yang anjlok di Indonesia antara lain; seperti terjadi di kota Sola yang nilai transaksinya menurun sebesar 50 persen dari tahun sebelumnya, sebagai perbandingan pada tahun lalu dalam satu bulan bisa mencapai Rp. 3 triliun namun saat kondisi seperti ini tidak sampai pada angka Rp. 1 triliun.

Tidak hanya itu, selama 60 hari perdagangan terakhir beberapa saham perusahaan-perusahaan negara alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mengalami penurunan akibat Covid-19. Salah satunya PT Adhi Karya mengalami penurunan dalam 60 hari terakhir, tercatat bahwa pada penutupan perdagangan pada 30 Desember 2019 harga saham berada di level Rp. 1.210 per lembar sedangkan pada penutupan perdagangan terakhir hanya sebesar Rp. 386. Hal ini di sebabkan hambatan pada bahan baku karena impor dari luar negeri dan Perseroan mengandalkan jalur ekspendisi alternative dalam mengantisipasi hal tersebut.

Hal ini juga terjadi pada PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sahamnya anjlok sangat tajam. Nilai saham pada penutupan 27 Desember 2019 lalu berada di level Rp. 12.225 per lembar sedangkan pada penutupan terakhir kemarin harga saham anjlok sangat parah di level Rp. 6.575 per lembarnya. Wabah corona ini berpengaruh pada kinerja perseroan sehingga membuat nilai saham SMGR semakin menurun.

Tidak hanya perusahaan semen yang mengalami penurunan saham, pada perusahaan perbankan juga demikian. PT Bank Negara Indonesia (BBNI) jadi salah satu BUMN yang harganya anjlok cukup parah. Harga penutupan pada penutupan 27 Desember 2019 lalu, harga saham BBNI berada di level Rp 7.925 per lembarnya bandingan pada harga penutupan kemarin yang nilainya hanya Rp 3.390 per lembar sahamnya. BBNI sebenarnya tak sendirian, kinerja saham bank pelat merah lainnya juga tengah terpuruk antara lain Bank Mandiri dan Bank BTN.

Ada beberapa langkah yang di lakukan pemerintah dalam bentuk stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi akibat Virus Covid-19. Walaupun pemerintah tidak bisa melawan kepanikan di pasar saham, akan tetapi pemerintah dan otoritas keuangan akan memantau serta membuat kebijakan yang tepat. "OJK sudah memberikan relaksasi dan kelonggaran, policy-nya cepat. BI juga berikan relaksasi dan kelongggaran, pemerintah memberikan relaksasi dan kelonggaran pajak dan memberikan insentif-insentif," kata Jokowi.

Tindakan OJK antara lain, dengan mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kemudian menetapkan, jumlah saham yang dapat dibeli kembali dapat lebih dari 10 persen dari modal disetor dan paling banyak 20 persen dari modal disetor. Dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar 7,5 persen dari modal disetor.

Penurunan nilai saham di atas jika di kaitan dengan teori tentang factor yang mempengaruhi harga saham lebih cocok ke factor sosial politik. Faktor sosial politik ialah factor yang meliputi tingkat inflasi yang terjadi, kondisi perekonomian, dan keadaan politik suatu negara. Dalam hal ini kondisi perekonomian di Indonesia tidak stabil akibat wabah Covid-19, banyak saham-saham perusahaan milik negara mengalami penurunan dan kebutuhan pokok mengalami peningkatan harga. Dan apabila wabah ini terus berlanjut maka akan berdampak buruk pada perekonomianIndonesia.

Semoga wabah Covid-19 ini cepat berakhir dan menghilang sehingga aktivitas kembali berjalan normal serta perekonomian Indonesia dapat terkendali.

DAFTAR PUSTAKA
Aris Wasita. 2020. Transaksi saham Solo anjlok akibat COVID-19. https://www.antaranews.com/berita/1387678/transaksi-saham-solo-anjlok-akibat-covid-19, diakses pada tanggal 02 April 2020
Hadi Al Sumaterani. 2020. Saham 10 BUMN Ini Babak Belur Akibat Covid-19. https://aceh.tribunnews.com/2020/03/25/saham-10-bumn-ini-babak-belur-akibat-covid-19-berikut-rinciannya?page=4, diakses pada tanggal 02 April 2020
Ilman A. Sudarman. 2020. Hambatan Bahan Baku, Adhi Karya (ADHI) Andalkan Pasokan Alternatif. https://market.bisnis.com/read/20200315/192/1213568/hambatan-bahan-baku-adhi-karya-adhi-andalkan-pasokan-alternatif, diakses pada tanggal 02 April 2020
Ilyas Istianur Praditya. 2020. Bursa Saham dan Rupiah Terempas Virus Corona, Apa Skenario Indonesia untuk Bangkit?. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4205445/headline-bursa-saham-dan-rupiah-terempas-virus-corona-apa-skenario-indonesia-untuk-bangkit, diakses pada tanggal 02 April 2020.
Muhammad Idris. 2020. 7 Saham Perusahaan Ini Amblas di Tengah Wabah Corona. https://money.kompas.com/read/2020/03/24/180447526/7-saham-perusahaan-ini-ambles-parah-di-tengah-wabah-corona, diakses pada tanggal 02 April 2020
Suad Husnan. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP YKPN
Tirta Citradi. 2020. Kuartal I: Bursa RI Guncang dan Ditinggal Asing, IHSG 28%. https://www.cnbcindonesia.com/market/20200401145148-17-149085/kuartal-i-bursa-ri-guncang-ditinggal-asing-ihsg-drop-28, diakses pada tanggal 02 April 2020.

Minggu, 05 April 2020

Jajan Saham Saat Pandemi Menghadang?

Oleh : Innani Maghfiroh, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas G
Dosen Pembimbing    : M. Nanang Choiruddin, S.E., MM

Berawal kabar dari negara China, virus Corona hadir tanpa permisi dan tanpa diundang. Penyebaran virus Corona kini sudah mengglobal, Corona kini menjadi pandemi yang meresahkan dunia, termasuk Indonesia. Tercatat oleh Kementrian Kesehatan RI bahwa terdapat kenaikan masyarakat yang terjangkit virus Corona . Tentu hal tersebut juga meresahkan rakyat dan pemerintah. Bukan hanya perihal kesehatan masyarakat saja, tapi kesehatan perekonomian menjadi hal menarik untuk dikulik.

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyelenggarakan dan menyediakan penawarkan efek, salah satunya adalah penjualan bursa saham juga ikut terdampak dari adanya virus Corona. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah bahkan sampai pada tulisan ini dibuat . Keresahan semakin mengguncang, turunnya saham menjadi sebuah ancaman bagi pihak yang bersangkutan. Segala bentuk analisis seakan-akan hanya buaian belaka. Tak sedikit orang yang memilih untuk menjual saham .

Seperti hal nya pada Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menurun 7% ke harga Rp. 23.350 per saham atau mencapai Rp. 573,22 triliun menjadi pertimbangan sulit bagi para investornya . Keresahan mulai terjadi lagi dengan pemberitaan saham ternama yang terus menurun. Bukan hal yang lumrah jika mereka gelisah, karena juga menyangkut akar keuangan mereka. Tak bisa dipungkiri, memang segala sesuatu ada timbal baliknya. Hal tersebut sesuai dengan teori Keynes, “high risk high return” . 

Lalu menjual saham yang indah dalam analisis fundamentalnya, apakah sebuah solusi untuk pandemi ini? Bukan hal lumrah lagi, sebagian orang memilih jalan yang bisa dianggap sebagai ajang bunuh diri. Bagaimana tidak, sudah jelas kerugian di depan mata sedangkan penurunan tidak hanya berlaku pada satu saham, tapi penjualan tetap dilakukan. Saham dengan embel-embel kesehatan menjadi incaran. Kimia Farma Persero Tbk (KAEF) mengalami kenaikan harga sahamnya .

Dalam keadaan seperti ini, BBCA yang memilki nilai perusahaan yang tinggi memang mengalami penurunan harga saham. Saham BBCA dijual oleh para investornya karena takut merugi. Akan tetapi kita juga perlu mempertimbangkan, arti dari investasi seutuhnya adalah bagaimana kita mempersiapkan masa depan, tentu dengan jangka panjang . Maka dengan berpacu pada pengertian tersebut, perlu dilakukan analisis llebih lanjut mengenai penjualan maupun pembelian saham, baik secara fundamental, teknikal atau yang lainnya .

Menurut analis, penjualan saham BBCA bukan sebuah solusi untuk para investornya. Karena hal tersebut akan mendatangkan sebuah kerugian. Sebaiknya investor perlu bersabar dengan mempertahankan sahamnya pada BBCA. Karena jika ditinjau kembali, penurunan harga saham BBCA ini dikarenakan adanya pandemic yang juga berpengaruh pada penurunan perekonomian, sehingga jika dikatakan BBCA akan menjadi pailit sangat kecil kemungkinannya . Lain halnya dengan para calon investor, pemilihan saham dalam masa seperti ini juga perlu diperhatikan. 

Calon investor sebaiknya tidak membeli saham yang berhubungan dengan kesehatan atau saham yang naik karena pengaruh virus Corona. Karena seorang investor harusnya memperhatiakan dampak jangka panjangnya. Dengan membeli saham BBCA yang sedang turun akan menguntungkan dimasa yang akan datang. Sehingga saham BBCA lebih dianjurkan untuk dibeli demi investasi pada masa yang akan datang.

References
Halim, A., 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Sjahrir, 1993. Analisis Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Zahroh, S. N., 2015. ANALISA RISIKO DAN KEUNTUNGAN INVESTASI SAHAM BATU BARA DI BURSA EFEK INDONESIA (Tahun 2010-2014). Ekonomi Pembangunan , XIII(1).
 www.kementriankesehatanRI.com
www.cnbcindonesia.com
www.kontan.co.id
www.investing.com
www.idx.co.id

TIPS DASAR MEMILIH PORTOFOLIO SAHAM

Oleh : Yuni Mega Lestari, Mata Kuliah : Analisis Sekuritas “G”
Dosen Pembimbing : M. Nanang Choiruddin,S.E.,M.M.

Istilah investasi tidak asing lagi untuk sebagian orang, namun sebagian lagi masih mempertanyakan “apa itu investasi?” Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan investasi real asset (tanah, bangunan, rumah, emas, mesin) maupun dengan financial asset (deposito, saham, obligasi). (Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, 2010)

Salah satu investasi yang akan dibahas dalam artikel ini, yakni saham. Menurut Bursa Efek Indonesia, saham merupakan salah satu financial asset yang popular saat ini. (IDX, n.d.) Saham sendiri merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, terdapat dua keuntungan jika investor berinvestasi dalam bentuk saham, yakni: dividend dan capital gain. (IDX, n.d.) Namun dalam berinvestasi saham, seorang investor harus mengingat beberapa hal, yakni (Atmaja, 2011):

1.    Hindari bermain saham jangka pendek;
2.    Hindari bermain saham dengan modal utang;
3.    Belilah saham seperti membeli suatu bisnis.

Seperti bisnis lainnya, investasi saham juga memiliki resiko yang perlu dipahami oleh seorang investor, yakni: capital loss dan risiko likuidasi. (IDX, n.d.) Dimana antara keuntungan dan resiko memiliki hubungan yang searah, yakni jika keuntungan saham besar, maka resiko yang harus dihadapi oleh investor juga semakin besar. 

Sehingga untuk meminimalkan resiko tersebut, investor bisa melakukan portofolio saham. Portofolio sendiri menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland merupakan teori modern mengenai pengambilan keputusan dalam situasi ketidakpastian, dengan tujuan untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat risiko, atau tingkat risiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan. (Dr. Musdalifah Azis, Prof. Dr. Sri Mintarti, & Maryam Nadir, 2015) 

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam berinvestasi, investor akan dihadapkan pada dua kondisi, yakni keuntungan dan resiko yang dihadapi. Karena semakin besar keuntungan yang akan diterima investor, maka resiko yang dihadapi juga akan semakin besar. Sehingga portofolio merupakan salah satu cara investor untuk meminimalkan resiko. Berikut tips dasar dalam memilih portofolio saham, diantaranya:

1.    Tentukan strategi portofolio apa yang akan dipilih;

Menentukan strategi ini penting untuk dilakukan oleh investor dan investor harus berhati-hati dalam memilih strategi yang tepat. Pada dasarnya, ada dua strategi yang dapat dipilih investor dalam membentuk portofolio saham, yaitu strategi portofolio pasif dan strategi portofolio aktif. (Bgs.Wiksuana, 2009)

Strategi portofolio pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi atau melakukan jual beli saham yang bisa menghasilkan abnormal return. Investor dalam hal ini hanya akan mengikuti indeks pasar. (Bgs.Wiksuana, 2009) 

Di sisi lain, strategi portofolio aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan abnormal return. (Bgs.Wiksuana, 2009)

Sehingga jika investor menginginkan abnormal return, maka investor bisa menggunakan strategi portofolio aktif. Dalam penelitian (Khajar, 2011) juga menyebutkan bahwa pembentukan portofolio optimal dengan strategi aktif (metode indeks tunggal) mampu menghasilkan return yang lebih unggul dibandingkan portofolio dengan strategi pasif, meskipun harus menanggung risiko yang lebih besar.

2.    Tentukan jenis perusahaan yang akan dijadikan portofolio;

Setelah menentukan strategi, investor bisa menentukan jenis perusahaan yang akan dijadikan portofolio. Untuk investor pemula, penulis menyarankan untuk melakukan portofolio pada perusahaan yang termasuk dalam kategori blue chip, seperti contoh LQ45. Karena perusahaan LQ45 merupakan perusahaan yang memiliki performa yang baik dan banyak investor yang berminat untuk menginvestasikan dananya ke saham LQ45. Hal ini menyebabkan saham ini liquid atau mudah diperjualbelikan sehingga dapat membentuk portofolio dengan hasil optimal antara risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan. (Oktaviani & Wijayanto, 2015)
 
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, L. S. (2011). Who wants to be an irrational investor: portofolio artikel investasi saham di Harian Kontan. Jakarta: Gramedia.
Bgs.Wiksuana, I. G. (2009). Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Investasi Momentum di Pasar Modal Indonesia. JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, 73-84.
Dr. Musdalifah Azis, S. M., Prof. Dr. Sri Mintarti, M., & Maryam Nadir, S. M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
IDX. (n.d.). SAHAM. Retrieved from Idx.co.id: https://www.idx.co.id/produk/saham/
Khajar, I. (2011). STRATEGI AKTIF PASIF DALAM OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM INDEKS LQ-45. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 221–229.
Oktaviani, B. N., & Wijayanto, A. (2015). APLIKASI SINGLE INDEX MODEL DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM LQ45 DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX. Management Analysis Journal, 189-202.
Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, M. C. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.