Sebelum berinvestasi sebaiknya kita mengetahui terkait hal-hal yang berhubungan dengan investasi itu sendiri, tidak hanya kita dituntut untuk memahami keuntungan semata melainkan kita harus memahami terkait resiko yang harus dihadapi dalam investasi apapun itu jenisnya, karena semua taka akan lepas dengan apa yang namanya resiko itu sendiri. Kita tahu bahwa dalam investasi pastinya ada orientasi yaitu perubahan nilai atau value yang lebih baik atau lebih tinggi diwaktu yang akan dating. Oleh karena itu kita memposisikan sebagai pemiliki modal atau sebagai investor harus cerdas dalam memilih investasi sebelum melakukan keputusan investasi.
Banyak pilihan dalam berinvestasi sesuai dengan pribadi masing-masing terkait minat yang diinginkan, misalnya investasi di tabungan, properti, deposito, emas, saham, reksadana, obligasi, usaha (wirausaha) dan masih banyak yang lainnya. Dalam konteks ini kita mengetahui bahwa apapun jenis investasi itu pasti memiliki resiko dan resiko itu memiliki kadar yang sangat bervariasi ada yang low risk ada juga yang hight Risk, ini artinya kita sebagai investor ingin memilih yang mana, itu tergantung individunya, perlu diingat bahwa semakin tinggi resiko potensi pengembalian juga akan tinggi, begitu juga semakin rendah resiko maka semakin rendah pula pengembalian yang akan diperoleh, dan itu selalu beriiringan. Oleh karena itu ada istilah portofolio investasi yang mana bertujuan untuk memanajemeni resiko yang akan dihadapi yakni bertujuan untuk meminimalisir resiko itu sendiri, yang sering kita dengar yakni jangan menaruh telur dalam satu keranjang jika terjatuh maka akan pecah semua, makna yang bisa kita ambil bahwa modal yang akan kita investasika tidak hanya terfokus pada satu investasi saja melainkan beberapa investasi dengan tujuan ketika satu invetasi itu mengalami kerugian dan investasi yang lainnya megalami suatu keuntungan maka keuntungan inilah yang berfungsi untuk menutupi kerugian itu sendiri dan inilah yang dinamakan meminimalisir resiko itu sendiri.
Dalam investasi yang sudah dipilih pastinya tidak lepas dengan resiko itu sendiri, kita tahu bahwa investasi tabungan resiko yang dihadapi sangatlah kecil begitu juga keuntungan yang dihadapi juga kecil pula, kemudian investasi di property ada potensi yang menunjukkan bahwa semakin lama semakin mahal harganya walaupun juga masih memiliki potensi resiko seperti tergusur, sengketa, rusak dan kebakaran, investasi emas yang juga memiliki potensi penurunan walaupun secara jangka panjang emas juga memiliki potensi kenaikan, kemudin investasi di usaha atau sebagai wirausaha ini juga memiliki banyak resiko seperti produk gagal, produk tidak laku, kebangrutan akan tetapi ada hal yang sangat menarik dalam investasi di usaha dimana kita dituntut untut selalu berfikir kreatif, inovatif dan strategis sehingga kita dituntut untuk selalu berfikir maju kedepan mengikuti perkembangan dan menyesuaikan kondisi saat ini, dengan itu dalam usaha tentunya akan terus bisa berkembang, mampu beroperasi, bersaing dan sukses.
Begitu juga dalam investasi di pasar modal seperti investasi di saham, reksadana dan obligasi tentunya kita harus mengetahui terkait apa yang nantinya akan kita peroleh dan apa saja kerugian yang akan di dapatnya. Kita tahu bahwa investor di pasar modal hanya mengharapkan dua hal yang di peroleh dari investasinya yaitu capital gain, keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan beli, saya ambil contoh : kita beli harga sahan A di harga Rp. 2.000,- per saham, kemudian jual di harga Rp. 2.500,- per saham, selisih harga jual dan beli sebesar Rp.500,- inilah yang disebut dengan capital gain dimana investor memperoleh keuntungan sebesar Rp. 500,- , high return saham juga memiliki sifat high risk (dapat naik secara cepat begitu juga turun secara cepat) maka pemodal harus terus memantau pergerakan harga saham. Kemudian yang kedua yang diharapkan investor yaitu dividen, yaitu keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. besarnya deviden ditentukan oleh dalam rapat umum pemegang saham (rups), perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada pemegang saham tergantung kondisi perusahaan. perusahaan rugi maka deviden tidak akan dibagikan pada tahun berjalan.
Setelah kita mengetahui keuntungan dari saham maka kita juga harus mengerti resiko dari saham itu sendiri, dimana ada dua resiko yang harus dipahami dan dimengerti bahwa dalam berinvestasi di saham memiliki resiko antara lain yaitu capital loss, Kerugian yang diperoleh dari selisih harga jual dan beli, saya ambil contoh : kita beli harga sahan A harga Rp. 2.000,- per saham, kemudian kita jual di harga Rp. 1.500,- per saham, harga saham dikhawatirkan terus turun sehingga dijual dan mengalami kerugian sebesar Rp. 500,- per saham, inilah yang disebut dengan capital loss dimana investor mengalami kerugian sebesar Rp. 500,-. Kemudian kerugaian yang selanjutnya yaitu risiko likuidasi, dimana perusahaan dinyatakan bangkrut walaupun kita tahu bahwa gak ada satupun perusahaan yang menginginkan untuk bangkrut akan tetapi potensi itu tetap ada, jika perusahaan terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham, jika tidak ada sisa kekayaan perusahaan maka pemegang saham tidak akan memperoleh apa-apa, resiko terberat bagi pemegang saham sehingga pemegang saham dituntut untuk terus mengikuti perkembangan perusahaan.
Kemudian investasi di obligasi, dimana obligasi adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. obligasi memiliki karakteristik antara lain yaitu memiliki masa jatuh tempo, nilai pokok utang, kupon obligasi, peringkat obligasi (kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi). kemudian keuntungan memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon, keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain). dan memiliki tingkat resiko relatif rendah, resiko perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi maupun risiko perusahaan tidak mampu mengembalikan pokok obligasi, resiko tingkat suku bunga (interest rate risk), suku bunga naik maka nilai obligasi turun dan sebaliknya.
Macam obligasi antara lain obligasi korporasi (corporate bonds). ex : diterbitkan oleh telkom, indosat, atau perusahaan non publik seperti pln, pegadaian, dll., obligasi pemerintah (government bonds). terdiri dari obligasi rekap, obligasi penjamin dan surat utang negara (sun). obligasi pemerintahan daerah (municipal bonds) yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintahan daerah. Obligasi dari Sisi Tingkat Suku Bunga atau Kupon yang ditawarkan antara lain Fixed Rate dimana Obligasi yang memberikan kupon dengan prosentase yang tetap. Contoh : obligasi A diterbitkan dengan tingkat kupon fixed rate sebesar 14% per tahun selama 5 tahun. Kemudian Floating Rate, dimana Obligasi yang besarnya kupon tidak dipatok tetap, melainkan berdasarkan ukuran tertentu. Contoh : obligasi B, diterbitkan selama 5 tahun dengan kupon 2 % diatas SBI. Tergantung perkembangan tingkat suku bunga SBI selama periode 5 tahun. Kemudian Obligasi syariah antara lain Obligasi syariah Mudharabah dimana Obligasi yang diterbitkan dengan mengacu kepada sistem bagi hasil. Kemudian Obligasi syariah Ijarah, dimana Obligasi yang diterbitkan dengan mengacu kepada sistem pembayaran sewa. Dan masih banyak lagi investasi-investasi yang lainnya yang perlu kita pelajari dan pahami.
Ini adalah gambaran kondisi IHSG yang perlu kita ketahui yang diambil dari IDX berikut: dimana dalam grafik kita mengetahui bahwa diakhir tahun 2019 bulan Desember posisi IHSG menunjukkan angka masih berada dikisaran 6.000 (5.900-6.400), dan volume perdagangan menunjukkan dikisaran 36.000 (Million). Kemudian saat terjadi pandemic diawal tahun 2020 mulai Januari terus mengalami penurunan sampai bulan februari dan terus turun paling rendah di bulan Maret 2020 yang menunjukkan IHSG turun di kisaran hampir mencapai di angka 3.900. dan kemudian berangsur-angsur mulai kembali dengan berjalannya waktu sampai dengan bulan Maret 2021 yang berada di kisaran antara 5.900-6.400.
Berikut gambaran stock price indeks yang diambil dari IDX
Berikut gambaran Indeks Sectoral yang diambil dari IDX
Banyak hal yang perlu didalami dalam dunia investasi maka belajarlah terlebih dahulu dan cerdas dalam memilih investasi itu menjadi kunci utama, tidak hanya ikut-ikutan saja melainkan perlu mendalami analisis terlebih dahulu baik fundamental maupun tehnikal dan kemudian bisa mengambil keputusan dalam berinvestasi, memahami resiko dan keuntungan terkait investasi apapun itu jenisnya itu menjadi dasar utama sebelum kita melakukan investasi. Jika kita masih pada posisi sebagai pelajar maka pelajari secara mendalam terkait investasi agar bisa mengambil keputusan dalam berinvestasi yang terbaik dan investasi paling utama sebagai seorang pelajar adalah ilmu itu sendiri sebagai sekala prioritas, yang nantinya akan bermanfaat diwaktu yang memang sudah di butuhkan. Pelajarilah, Pahamilah, dan Ambil Keputusan. Sukses semoga bisa menjadi investor yang sukses dan bisa memberikan manfaat untuk sekitar dari hasil investasi.
Semoga bermanfaat, WAllahu A’lam Bishowab.
0 komentar:
Posting Komentar