Productivity
is the measure of how well resources are brought together in
organization and utilized for accomplishing a set of results.
Productivity is reaching the highest level of performance with the least
expenditure of resources. (Paul Mali, 1978: 6). Dalam hal ini ada
dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Seperangkat hasil atau performa. Disini kita melihat efektivitas. Penggunaan sumber-sumber ini menyangkut efisiensi.
Variable internal yang mempengaruhi produktivitas, antara lain: Managerial processes, menyangkut perihal merencanakan organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Managerial
Leadership, berhubungan dengan tujuan perusahaan, penyediaan kondisi
kerja, ruangan, ventilasi, peralatan yang dapat mendorong pekerja
bekerja lebih giat. Motivation,
yaitu factor-factor yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja
lebih produktif, meningkatkan prestasi, mengurangi kesalahan, dan
meningkatkan efisiensi
Variabel eksternal yang mempengaruhi produktivitas, antara lain: Government regulation, yaitu peraturan yang dibuat pemerintah. Union, yaitu organisasi karyawan/ serikat pekerja. Inovation, menyangkut penemuan baru di bidang teknologi
Motivasi
adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan,
keinginan dan dorongan/ impuls. Kekuatan motif ini dapat berubah karena: Terpuaskan kebutuhan. Adanya hambatan
Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow. Maslow
berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk
melukiskan dan meramalkan motivasinya. Menurut Masklow ada lima kategori
kebutuhan manusia, yaitu: Physiological needs, safety (security),
social (affiliation), esteem (recognition), dan self actualization.
Teori Motivasi Hawthorne. Untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya fakto human
relation. Jika karyawan mendapat perhatian khusus secara pribadi
terhadap dirinya dan juga terhadap kelompoknya, maka produktivitasnya
akan meningkat. Hal ini juga disebut sebaga “ Manajemen Tepuk “ yang
memberikan andil dalam meningkatkan produktivitas.
Teori X dan Teori Y (Douglas Mc. Gregor). Manajer
yang menganut teori X akan menganut system pengawasan dan disiplin yang
ketat terhadap para pekerja. Sedangkan teori Y berpendapat bahwa semua
orang sebenarnya bersifat kreatif, yang harus dibangkitkan atau
dirangsang oleh pimpinan. Inilah tugas manajer, yaitu membangkitkan daya
kreasi para pekerja. Teori X dan Y hanya memberikan kecenderungan
orang. Orang yang menganut teori Y untuk hal tertentu, namun ia juga
harus memimpin dan mengawasi para pekerja menurut teori X.
Teori Pola A dan Pola B (Chris Argyris). Teori
Pola A beranggapan bahwa orang atau individu tidak punya perasaan,
tidak terbuka, suka menolak eksperimen, dana tidak mau menolong orang
lain. Pola B beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada
tenggang rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau
menolong orang lain.
Teori Hygiene (Frederick Herzberg). Menurut
Hezberg bila orang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka mereka
akan memperhatikan lingkungan sekitar tempat kerjanya, sebaliknya bila
orang merasa senang dengan pekerjaannya maka ia akan memperhatikan
pekerjaannya. Faktor yang meningkatkan kegairahan kerja antara lain:
administrasi dan kebijaksanaan, supervise, kondisi kerja, hubungan
interpersonal, uang, status dan security. Sedangkan factor motivator
antara lain: prestasi, penghargaan atas pekerjaan, tantangan pekerjaan,
bertambah tanggung jawab, ada kemungkinan meningkat lebih maju.
Teori ekpektasi/harapan (Vroom). Menurut
Vroom motif seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan adalah fungsi
nilai dan kegunaan dari setiap hasil yang mungkin dapat dicapai/
ekspektasi dengan persepsi kegunaan suatu perbuatan dalam usaha
tercapainya hasil tersebut.
Teori motivasi model Porter dan Lawyer. Menurut Porter dan Lawyer dalam organisasi bisnis, para wirausahawan harus menilai struktur imbalan dengan hati-hati melalui perencanaan yang teliti, dan uraian yang jelas tentang tugas-tugas
Teori Prestasi (Achievement Theory) dari Mc Clelland. Menurut Mc Clelland pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga kebutuhan, yaitu: Kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation). Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement).
Teori Z (William G.Ouchi). Karakteristik organisasi tipe Z adalah: Mengharapkan pekerja bekerja seumur hidup di perusahaan tersebut, Bekerja dengan penuh rasa intim, Penuh
dengan system informasi yang serba modern dan memilikki system
pembukuan mutakhir, tetapi pengawasan yang tegas secara eksplisit tidak
ada, Keputusan diambil secara kolektif, Tidak terlalu menekankan pada perolehan laba, Masing-masing orang dapat membuat kebijaksanaan dan bekerja secara otonom, tanpa pengawasan ketat karena mereka dipercaya.
0 komentar:
Posting Komentar