Dalam perkembangan sebuah perusahaan tidak terlepas dari perkembangan dan penurunan. Tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Keuntungan merupakan persyaratan kelangsungan hidup perusahaan. Diperlukan ukuran-ukuran atau indikator-indikator keuangan untuk mengetahui keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yaitu untuk menghasilkan keuntungan tersebut, hasil tersebut dapat dikatakan maksimal atau belum diukur dengan menggunakan angka-angka tertentu. Indikator-indikator tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan yang disusun secara periodik, yang secara umum merupakan laporan neraca. Hal yang paling penting untuk menganalisis laporan keuangan ialah dengan perhitungan rasio keuangan.
Analisis rasio laporan keuangan merupakan penelitian yang berkelanjutan, adi dalam analisis raso laporan keuangan ini tidak hanya dilakukan satu periode saja, namun setiap tahun analisa ini wajib dilakukan, untuk mengetahui bagaimanaa perkembangan perusahaan tersebut dalam setiap tahun. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian secara mendasar dari analisis rasio keuangan, Mengetahui jenis-jenis rasio keuangan beserta cara menghitung.
PEMBAHASAN
Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Bambang Riyanto rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Menurut Weston analisis rasio keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi, memungkinkan seseorang menelusuri sejarah suatu perusahaan dan menilai posisi keuangannya saat ini, serta memungkinkan bagi manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan keuangan perusahaan dan dengan demikian dapat mencari cara-cara yang tepat untuk mendapatkan dana.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa pengertian Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat analisis yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat pada laporan keuangan.
Analisis rasio ini bertujuan untuk membandingkan status dan kinerja suatu perusahaan. Dalam praktik analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi:
1. Rasio Neraca, dengan membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.
2. Rasio Laporan Laba Rugi, dengan membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.
3. Rasio antar laporan, dengan membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran) baik yang terdapat di neraca ataupun di laporan laba rugi.
Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Menurut Dewi Meutia, Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu. Artinya jika perusahaan ditagih, maka mampukah perusahaan memenuhi hutang jangka pendek dan hutang yang telah jatuh tempo. Rasio likuiditas terdiri dari:
a. Current Ratio
Current ratio atau rasio lancar mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang lancar menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Sehingga, semakin besar rasio semakin likuid atau semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi utang jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar x 100%
Apabila rasio lancar 1:1 atau 100%, berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rata-rata current ratio untuk standar industri adalah 200% atau 2 kali, sehingga apabila rasio ini diatas 200% berarti banyak aktiva yang menganggur. Akitva lancar yang dimaksud adalah kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.
b. Quick Ratio
Quick ratio atau rasio cepat megukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar tanpa menggunakan persediaan. Persediaan tidak diperhitungkan karena kurang likuid dibandingkan dengan kas, surat berharga, dan piutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Quick Ratio = (Aktiva Lancar-Persediaan) / Utang Lancar x 100%
c. Cash Ratio
Cash ratio atau rasio kas mengukur kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutupi utang lancar. Rasio ini sangat akurat dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek karena hanya memperhitungkan komponen aktiva lancar yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya. Rumus yang digunakan adalah:
Cash Ratio = (Kas + Surat Berharga) / Utang Lancar x 100%
Rasio Solvabilitas
Menurut Barus, Sudjana dan Sulasmiyati, rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi untang jangka pendek dan utang jangka panjang. Rasio solvabilitas dapat dipahami juga sebagai rasio yang mengukur berapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Rasio solvabilitas terdiri dari:
a. Total Debt to Asset Ratio
Rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukan proporsi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada aktiva semakin besar, yang berarti resiko keuangan meningkat. Rasio ini juga menghitung presentase dana yang disediakan kreditur. Rumus yang digunakan adalah:
Total Debt to Asset Ratio = Total Utang/ Total Asset x 100%
b. Total Debt to Equity Ratio
Total debt to equity ratio adalah rasio perbandingan antara total utang dengan modal sendiri yang berupa saham atau surat-surat berharga lainnya. Rasio ini mengukur proporsi modal yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari utang. Rumus yang digunakan adalah:
Total Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas x 100%
Rasio Profitabilitas
Menurut I Made Sudana, Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri dari:
a. Return on Assets (ROA)
Return on Assets adalah rasio yang mengukur kemapuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. semakin besar ROA, maka semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:
Return on Assets = Laba Setelah Pajak / Total Asset x 100%
b. Return on Equity (ROE)
Return on Equity adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan dengan modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi manajemen pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh perusahaan. Rumus yang digunakan adalah:
Return on Equity = Laba Setelah Pajak / Total Equitas x 100%
c. Net Profit Margin
Net profit Margin adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini menggambarkan efisiensi seluruh bagian, yaitu produksi, pemasaran, personalia dan keuangan yang terdapat dalam perusahaan. Rumus yang digunakan adalah:
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak / Penjualan x 100%
d. Return on Investment
Return on Investment adalah tingkat pengembalian atas investasi dan efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam rangka menghasilkan laba. Rumus yang digunakan adalah:
Return on Investment = Laba Setelah Pajak/ Total Aktiva x100%
Rasio Aktivitas
Menurut I Made Sudana, Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. rasio aktivitas juga dapat dipahami sebagai rasio yang menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan. Rasio aktivitas terdiri dari:
a. Inventory Turn Over
Inventory turn over adalah rasio yang mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah terjual selama periode tertentu. Angka ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin efektif dan efisien pengelolaan pesediaan untuk menghasilkan penjualan. Rumus yang digunakan adalah:
Inventory Turnover = Penjualan/Persediaan
b. Fixed Asset Turn Over
Fixed asset turn over adalah rasio yang mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap seperti gedung, kendaraan, mesin dalam menghasilkan penjualan bagi perusahaan. semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif pengelolaan aktiva tetap oleh manajemen perusahaan. Rumus yang digunakan adalah:
Fixed Asset Turnover = Penjualan/Asset Tetap
c. Total Assets Turn Over
Total assets turn over adalah rasio yang mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan dalam perusahaan. Semakin besar rasio ini semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rumus yang digunakan adalah:
Total Assets Turnover = Penjualan/Total Asset
Daftar Rujukan
Bambang Riyanto, 2010, “Manajemen Keuangan teori dan Aplikasi”, (Yogyakarta:BPFE), Hlm.329.
Barus, DKK, 2017 “Penggunaan Rasio Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan (Studi pada PT. Asra Otoparts Tbk dan PT. Goodyear Indonesia Tbk yang Go Public di Bursa Efek Indonesia)”, (Malang: Jurnal Administrasi Bisnis), Hlm.24,
Dewi Meutia, 2017,” Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT Smartfren Tbk”, (Aceh: Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi), Hlm.4.
Elisa, Jurnal Analisa Rasio Laporan Keuangan pada PT. Jasa Sarana Citra Bestari Cabang Bengkalis Menurut Perspektif Islam. hal.56.
I Made Sudana, 2015, “ Teori dan Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga), Hlm.25.
0 komentar:
Posting Komentar