Kita semua seyogyanya selalu berusaha melatih diri jangan terpengaruh oleh dunia, karena kalau digambarkan dunia itu seperti fatamorgana tampak ada sesuatu dari kejauhan tapi sebenarnya saat didekati tidak ada apa-apa, apa artinya kita tidak butuh dunia? Butuh, akan tetapi sebagai wasilah atau perantara menuju akhirat kelak dengan memaksimalkan amal kebaikan yang ada di dunia yang dikerjakan, akan tetapi jangan terpengaruh oleh dunia itu sendiri apalagi sampai Hubud Dunya (Cinta Dunia) agar kita tidak menjadi budaknya dunia, dalam hal ini sudah jelas bahwa kita butuh cara bagaimana kita bisa memahami Hal tersebut dan mencapai pada fase dimana kita bisa tidak terpengaruh oleh dunia itu sendiri dan itu perlu dilatih (di riyadohi), dan semua tentunya dibutuhkan pengetahuan atau ilmu yang harus kita pelajari dalam hal ini menuntut ilmu sangat diwajibkan bagi semua muslimin dan muslimat, dimana dalam memahami dan ingin sukses urusan dunia berarti butuh ilmu dunia,begitu juga memahami dan ingin sukses urusan akherat juga butuh ilmu akherat, seperti yang disampaikan oleh Imam Syafi'i RA:
قال الشافعي رحمه الله تعالى : العلم أفضل من من صلاة النافلة وقال : ليس بعد الفرائض أفضل من طلب العلم، وقال : من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم.
Imam Syafi’i RA berkata : Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunnah. Beliau berkata : Tidak ada amalan setelah amalan fardhu yang lebih utama daripada menuntut ilmu. Dan beliau juga berkata : Barangsiapa yang menginginkan (kebahagian) dunia hendak lah dengan ilmu barangsiapa yang menginginkan (kebahagian) akhirat hendaklah dengan ilmu.“
Begitu juga jika kamu melakukan urusan dunia maka niatkan dengan suatu yang baik agar itu menjadi amal akhiratmu, misalkan kamu bekerja maka niatkan untuk mencari nafkah yang halal untuk keluargamu dan untuk sangune ibadah, jika kamu berbisisnis maka niatkan untuk ibadah, gae sangune ibadah saget damel membantu sekitar, saget damel ibadah Haji ke Baitullah, dan apa saja yang kamu kerjakan apapun itu hendaknya niatkan yang baik agar bernilai ibadah dan menjadi amal akheratmu kelak, karena sesungguhnya amal yang dikerjakan jika tidak diniatkan maka tidak sah.
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya seseorang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Biarkan dunia yang mengejar kita dan jangan terpengaruh oleh dunia karena hanya fatamorgana dan jadikan dunia sebagai wasilah perantara untuk menuju akhirat, dan niatkan yang baik dan ibadah dalam melaksanakan urusan dunia agar tercatat sebagai amalan akherat kelak.
Semoga kita semua selalu dinaungi Oleh RahmatNya dan selalu diberikan ketetapan Iman Islam dan dijadikan Hamba yang selalu bersyukur dan selamat dan sukses di Dunia dan Akherat, Amiinn,
Al Fatihah
Wallahualam Bissawab
0 komentar:
Posting Komentar