Seminar Nasional Pasar Modal Syariah

Pemberian Cindramata Kepada Narasumber dari MUI Malang Bapak Drs. KH. Chamzawi M.HI.

Kuliah Tamu Manajemen

Bersama pimpinan manajemen dan pemateri kuliah tamu dengan tema menumbuhkan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif dan mandiri.

Ekonomi Kreatif

Narasumber dalam rangka Turba PCNU Kota Malang Tematik terkait ekonomi kreatif di MWC NU Lowokwaru Ranting Dinoyo

Seminar Nasional

Narasumber Seminar Nasional Economic Outlook, Prospects And Future Of The Indonesian Economy,(Bersama Ketua Komisi C DPRD tk 1 Jatim)di FE UNUSIDA Sidoarjo.

Penyuluhan UMKM

Narasumber Penyuluhan terkait administrasi sederhana UMKM di Desa Sutojayan Kabupaten Malang.

Senin, 12 Juli 2021

SHALAWAT THOBIBI QOLBI

Perintah Allah agar hambanya melafadzkan sholawat sangat tegas. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56, Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Artinya :Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh

Dalam ayat tersebut secara terdapat ketegasan untuk seorang hamba melakukan sholawat. Karena Allah dan para malaikat saja bersholawat kepada Nabi. Dan Allah juga menegaskan untuk orang-orang beriman agar bersholawat.

SHALAWAT THOBIBI QOLBI

Arabnya:

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِيْ وَحَبِيْبِيْ وَطَبِيْبِ قَلْبِيْ وَجَسَدِيْ وَرُوْحِيْ سَيِّدِيْ رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ , الصَّادِقِ اْلأَمِيْنَ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ


Latinnya :

Allahumma sholli wasallim ‘ala Sayyidi wa habibi wa thobibi qolby wa jasadi warrukhi Sayyidi Rosulillah Muhammad dibni Abdillah, Asshodiqil ‘amin wa ‘alla alihi washohbihi ajma’in.

Artinya :

“Yaa Allah, Semoga Engkau curahkan keselamatan serta salam atas shalawat yang ku baca, kepada Kekasihku, Pengobat hatiku, jiwa dan ragaku yaitu junjunganku yang menjadi utusan Allah, Muhammad bin ‘Abdillah, bergelar Al-Amin. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurah kepada seluruh keluarga dan sahabat.”

Mari kita semua selalu Bersholawat kepada junjungan Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, Semoga kelak kita semua mendapatkan Syafaatnya, Amiinn Al Fatihah

 


Shalawat Tibbil Qulub

Shalawat Tibbil Qulub 

Arabnya :

  اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَقُوتِ الأرْوَاحِ وَغِذَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ  

Latinnya :

Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammadin thibbil qulûbi wa dawâ-ihâ wa ‘âfiyatil abdâni wa syifâ-ihâ wa nûril abshâri wa dliyâ-ihaa wa qûtil arwâhi wa ghidâ-ihâ wa ’alâ âlihî wa shahbihî wa sallim.   

Artinya :

“Ya Allah, berikanlah rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya, serta menjadi makanan pokok dan asupan gizi bagi ruhani. Juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau memberikan keselamatan.”  

Perintah Allah agar hambanya melafadzkan sholawat sangat tegas. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56, Allah SWT berfirman:


إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Artinya :Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh

Dalam ayat tersebut secara terdapat ketegasan untuk seorang hamba melakukan sholawat. Karena Allah dan para malaikat saja bersholawat kepada Nabi. Dan Allah juga menegaskan untuk orang-orang beriman agar bersholawat.

Mari kita semua selalu Bersholawat kepada junjungan Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, Semoga kelak kita semua mendapatkan Syafaatnya, Amiinn Al Fatihah 


 

Sholawat Al Fatih

Sholawat Fatih Teks Arab :


اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الحَقَّ بِالحَقِّ وَالهَادِي اِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ


Shalawat Al-Fatih Tulisan Latin :
 

Allahumma shalli wasallim wabaarik 'alaa sayyidinaa Muhammadinil faatihi limaa ughliqa, wal khaatimi limaa sabaqa wannaashiril haqqi bil haqqi walhaadii ilaa shiraathikal mustaqiimi, shallallaahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa ash haabihi haqqa qadrihii wamiqdaa rihil 'adziim.


Arti sholawat Al Fatih :

"Ya Allah curahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang dapat membuka sesuatu yang terkunci, penutup dari semua yang terdahulu, penolong kebenaran dengan jalan yang benar, dan petunjuk kepada jalanMu yang lurus. Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada beliau, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya dengan sebenar-benar kekuasaanNya yang Maha Agung."

Perintah Allah agar hambanya melafadzkan sholawat sangat tegas. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56, Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Artinya :Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh

Dalam ayat tersebut secara terdapat ketegasan untuk seorang hamba melakukan sholawat. Karena Allah dan para malaikat saja bersholawat kepada Nabi. Dan Allah juga menegaskan untuk orang-orang beriman agar bersholawat.

Mari kita semua selalu Bersholawat kepada junjungan Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, Semoga kelak kita semua mendapatkan Syafaatnya, Amiinn Al Fatihah





Shalawat Munjiyat

Lafal Shalawat Munjiyat adalah sebagaimana berikut:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٌ تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْاَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَابِهَاجَمِيعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَابِهَا اَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ

Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât

 “Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan shalawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami; dengan shalawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi; dengan shalawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.” 

Arti dari Shalawat Munjiyat sendiri adalah “Shalawat Penyelamat”.

Perintah Allah agar hambanya melafadzkan sholawat sangat tegas. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56, Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya :Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh

Dalam ayat tersebut secara terdapat ketegasan untuk seorang hamba melakukan sholawat. Karena Allah dan para malaikat saja bersholawat kepada Nabi. Dan Allah juga menegaskan untuk orang-orang beriman agar bersholawat.

Mari kita semua selalu Bersholawat kepada junjungan Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, Semoga kelak kita semua mendapatkan Syafaatnya, Amiinn Al Fatihah

wat Munjiyat secara lengkap adalah sebagaimana berikut: اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât “Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan shalawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami; dengan shalawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi; dengan shalawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.” Arti dari Shalawat Munjiyat sendiri adalah “Shalawat Penyelamat”.

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/109411/shalawat-munjiyat--bacaan--sejarah-dan-keutamaannya
===
Yuk, install NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS (s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.
lafal Shalawat Munjiyat secara lengkap adalah sebagaimana berikut: اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât “Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan shalawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami; dengan shalawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi; dengan shalawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.” Arti dari Shalawat Munjiyat sendiri adalah “Shalawat Penyelamat”.

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/109411/shalawat-munjiyat--bacaan--sejarah-dan-keutamaannya
===
Yuk, install NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS (s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.

Sholawat Nariyah

 Bacaan Sholawat Nariyah Arab:

أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Bacaan Sholawat Nariyah Latin:

Allahumma shollì sholaatan kaamìlatan Wa sallìm salaaman taaman ‘ala sayyìdìnaa Muhammadìn Alladzì tanhallu bìhìl ‘uqadu, wa tanfarìju bìhìl kurabu. Wa tuqdhaa bìhìl hawaa’ìju Wa tunaalu bìhìr raghaa’ìbu wa husnul khawaatìmì wa yustasqal ghomaamu bì wajhìhìl karììmì, wa ‘alaa aalìhì, wa shahbìhì ‘adada kullì ma’luumìn laka.

Artinya :  “Ya Allah, berikanlah sholawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjunganku Baginda Nabi Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya juga ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, serta memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, juga kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki.”

Perintah Allah agar hambanya melafadzkan sholawat sangat tegas. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56, Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya :Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh

Dalam ayat tersebut secara terdapat ketegasan untuk seorang hamba melakukan sholawat. Karena Allah dan para malaikat saja bersholawat kepada Nabi. Dan Allah juga menegaskan untuk orang-orang beriman agar bersholawat.

Mari kita semua selalu Bersholawat kepada junjungan Nabi Agung Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, Semoga kelak kita semua mendapatkan Syafaatnya, Amiinn Al Fatihah

Senin, 05 Juli 2021

Analysis of the Impact of Financial Knowledge, Financial Attitudes and Personality on Financial Management Behaviors in Creative Industries

Analysis of the Impact of Financial Knowledge, Financial Attitudes and Personality on Financial Management Behaviors in Creative Industries

Muhammad Sulhan, Muhammad Nanang Choiruddin

Abstract
 
The creative industry in Indonesia currently has a positive contribution to the economy in Indonesia and is one of the driving forces for economic growth in Indonesia. The problem that often occurs in creative industries is their financial management behavior which is related to the lack of financial knowledge, financial attitudes and personality of creative industry players. The purpose of this study was to analyze the Financial Management Behavior of creative industry players in Malang Raya by relating the problems of financial knowledge, financial attitudes, and personality of the creative industry players. This type of research is descriptive quantitative with research subjects are creative industry players in Malang Raya with a sample of 60 creative industries. The method of data collection was done by interviewing, distributing questionnaires and documentation. Data analysis in this study was carried out with the help of Smart PLS3 software by testing the outer model and inner model, after tabulating the data with the Excell software. The results of this study indicate that the financial management behavior of creative industry players in Malang Raya is quite good, only in the preparation of financial reports there are still many who have not done it. Meanwhile, financial knowledge, financial attitudes, and personality of creative industry players in Malang Raya are good. Other results of this study indicate that the financial attitudes and personality of creative industry players in Malang Raya have a significant positive influence on their financial management behavior. Meanwhile, the financial knowledge of creative industry players in Malang Raya does not have a significant influence on their financial management behavior. The variable that most dominantly influences the financial management behavior in creative industry players in Malang Raya is the personality variable of the creative industry players. These results indicate that the personality aspect is the dominant factor affecting the success of creative industry players in their financial management behavior.

Keywords: financial knowledge, financial attitudes, creative industries

DOI : https://doi.org/10.2991/assehr.k.210421.081
Sumber : https://www.atlantis-press.com/proceedings/iconetos-20/125955716

 

Jumat, 02 Juli 2021

Biografi KH. Abdul Wahab Hasbullah

Biografi KH. Abdul Wahab Hasbullah

Kyai yang satu ini adalah sosok kyai sejati yang selalu mengayomi dan memberikan kesejukan kepada umat. Kearifan, pengetahuan dan pengalaman hidupnya menjadikannya sebagai sosok yang sangat disegani dan dihormati oleh rakyat Indonesia, khususnya kalangan umat Islam terlebih kalangan warga nahdhiyin. Beliau telah mengukir sejarah yang gemilang dalam meletakkan prinsip-prinsip agama dan kehidupan sebagai kunci dan pegangan hidup bermasyarakat dan bernegara. Berbagai macam prestasi perjuangannya telah diraihnya dengan cemerlang. Perannya di semua lini kehidupan, politik, budaya, agama menjadikannya sebagai kyai multikultural yang menjadi tokoh simbol perjuangan anak bangsa.

Riwayat Hidup dan Keluarga

Pemikiran-pemikirannya selalu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan solusi dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan, baik persoalan keagamaan maupun kebangsaan. Pengalaman hidupnya di tiga zaman telah membentuk pribadi yang arif dan bijaksana. Beliau lahir pada bulan Maret 1888 M. dari pasangan Kyai Chasbullah dan Nyai Lathifah di Tambakberas Jombang. Keluarga Chasbullah, pengasuh pondok Tambakberas ini masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan ulama paling masyhur di awal abad ke-20 yang juga berasal dari Jombang, yaitu KH Hasyim Asy’ari.

Silsilah Nasab

Nasab KH Hasyim Asy’ari dan Kyai Chasbullah bertemu dalam satu keturunan dengan KH. Abdussalam. Jika diurut ke atas, nasab keluarga ini akan bermuara pada Lembu Peteng, salah seorang raja di Majapahit.

Wafat

Wafatnya KH. Wahab Chasbullah Sebelum wafat KH. Wahab masih sempat menghadiri Muktamar NU ke-25 di Surabaya dan terpilih sebagai Ro’is ‘Am PBNU. Pun juga masih bisa memberikan suaranya bagi partai NU dalam pemilu tahun 1971. Menurutnya menghadiri Muktamar NU dan memberikan suara pada pemilu adalah bagian dari salah satu perjuangan, karena perjuangan adalah bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan. Tetapi empat hari setelah Muktamar NU di Surabaya, kyai yang banyak berjasa terhadap bangsa ini dipanggil kehadirat Allah swt. Beliau wafat pada 29 Desember 1971 di kediamannya yang sederhana di kompleks pesantren Tambakberas, Jombang.

Pendidikan

Sejak kecil beliau dididik secara langsung oleh ayahnya. Beliau diajari pendidikan agama, seperti membaca al-Qur’an, tasawuf, dsb. Setelah dipandang cukup, KH. Wahab berkelana ke berbagai pesantren untuk berguru, di antaranya di Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Pesantren Mojosari-Nganjuk di bawah bimbingan Kyai Sholeh, Pesantren Tawangsari-Surabaya, dan Pesantren Bangkalan-Madura di bawah bimbingan langsung KH Cholil Bangkalan yang masyhur itu. Oleh Kyai Kholil, Kyai Wahab disuruh berguru di Pesantren Tebuireng, Jombang. Di berbagai pesantren inilah KH. Wahab menimba pengetahuan dan pengalaman. Beliau mempelajari kitab-kitab penting keagamaan sampai mahir.

Pada usia 27 tahun KH. Wahab meneruskan pendidikannya ke Makkah. Di kota suci itu beliau berguru kepada ulama terkenal diantaranya KH. Machfudz Termas, KH. Muhtarom Banyumas, Syekh Ahmad Chotib Minangkabau, KH. Bakir Yogyakarta, KH. Asya’ri Bawean, Syekh Said al-Yamani dan Syekh Umar Bajened. Semua itu menambah lengkapnya wawasan sosial dan pengetahuan keagamaan KH. Wahab. Melihat riwayat pendidikannya, tidak heran jika di kalangan ulama dan para pejuang sebayanya, KH. Wahab tampak paling menonjol di segi wawasan pemikiran dan pengetahuannya. Seperti kebiasaan pola hidup di pesantren, KH. Wahab pun hidup dengan sangat sederhana. Untuk memenuhi nafkah keluarganya, KH. Wahab berdagang apa saja yang penting halal. Di antaranya beliau pernah berdagang nila dan pernah menjadi perwakilan sebuah biro perjalanan haji. Karena banyaknya bidang usaha yang digeluti, beliau mempercayakan pengelolalaan usahanya kepada orang lain dengan cara bagi hasil. KH. Wahab selalu dilukiskan sebagai orang yang energik, penuh semangat, ramah dan berwibawa.

Silsilah Keilmuan
  • KH Hasyim Asy’ari
  • Syekh Mahfudz At-Tarmasi
  • KH. Muhtarom Banyumas
  • Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau
  • KH Bakir Yogyakarta
  • KH Asya’ri Bawean
  • Syekh Said al-Yamani
  • Syekh Umar Bajened

Jasa dan Karya Beliau 

Pendirian NU

Pancaran sinar wajahnya menyimpan aura kelembutan dan kasih sayang. Selain pemurah kyai yang satu ini sulit untuk marah dan dendam. “Meskipun orangnya kecil, beliau tampak selalu bersikap gagah,” kata KH Saifuddin Zuhri, salah seorang pengagumnya. Selanjutnya KH. Saifuddin Zuhri juga melukiskan bahwa KH. Wahab adalah ulama yang mempunyai pengetahuan sangat luas, tidak terbatas pada bidang agama saja. Orang yang pernah dekat dengannya tidak pernah jemu mendengarkan uraian kata-katanya yang serba baru dan selalu mengandung nilai-nilai kebenaran. KH. Wahab bukan termasuk golongan ulama “klise”. Tindak tanduk dan tutur katanya selalu orisinal yang keluar dari perbendaharaan ilmu dan pengalamannya. Beliau tidak pernah merasa canggung saat berbicara di muka ribuan manusia. Beliau tidak bangga bila berbicara di hadapan orang banyak, begitu juga tidak pernah kecewa bila yang mengerumuni sedikit orangnya. Selain karena kecerdasan otaknya, retorika penyampaiannya juga menarik sehingga setiap uraian kata-katanya dapat didengar dan dicerna dengan baik dan tidak membosankan.

Bagi warga NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia, KH. Wahab tidak sekadar tokoh dan pendiri, melainkan juga sebagai simbol pemersatu, yang menarik juga adalah tradisi intelektualnya di kalangan ulama pesantren. Diceritakan bahwa KH. Wahab mendirikan, memelihara dan membesarkan NU dengan ilmunya, baru kemudian dengan harta dan tenaganya. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika orang menyebut KH. Wahab adalah ruh sekaligus motor penggerak NU, sejak NU berwujud kelompok kecil yang tidak diperhitungkan sampai menjadi jam’iyah Islam terbesar di Indonesia. Agak sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan sosok KH. Wahab Chasbullah.

Meminjam istilah KH. Abdul Wahid Hasyim, KH. Wahab dijuluki sebagai “kyai merdeka”. Sepanjang sejarah perjuangannya, kyai dari Jombang ini memang berjiwa bebas, berpendirian merdeka, tidak mudah terpengaruh lingkungan sekeliling. “Bukan “pak turut” (selalu ikut-ikutan)”, istilah KH. Saifuddin Zuhri. Bahkan sampai cara berbicara, berjalan dan berpakaian pun beliau tidak meniru orang lain. Kyai nyentrik ini mempunyai ciri khas dalam berpakaian, selalu memakai surban. Hingga suatu ketika menurut cerita KH. Saifudin Zuhri saat KH. Wahab berbicara dalam sidang parlemen sebelum naik ke podium beliau terlebih dahulu membetulkan letak serbannya. Pada saat itu ada orang nyeletuk, “Tanpa serban kenapa sih?”. Sambil menunjuk serbannya, KH. Wahab kontan menjawab, “Ini Serban pangeran Diponegoro!, beliau, Kiai Mojo, Imam Bonjol, Teuku Umar semuanya pakai serban”.

Mendengar perkataannya seluruh peserta sidang tertawa semuanya sehingga ruangan sidang dipenuhi gelak tawa anggota parlemen. Kiai Penuh Prestasi Prestasi-Prestasi KH. Wahab Chasbullah sangat banyak sekali. Seperti mendirikan kelompok diskusi Tashwirul Afkar tahun 1914, mendirikan pergerakan Nahdlatul Wathan dan Syubbanul Wathan bersama KH. Mas Mansur, memprakarsai pembentukan Komite Hijaz, memprakarsai berdirinya NU. Di bidang jurnalistik, dia merintis majalah Suara Nahdhatul Ulama yang terbit setengah bulan sekali. Beliau memandang, bahwa dengan majalah gagasan-gagasan NU dapat tersebar secara lebih efektif dan efisien.

Pejuang Kemerdekaan

Sebelumnya gagasan NU hanya dijalankan melalui dakwah dari panggung ke panggung dan pengajaran di pesantren. Selain itu beliau bersama dengan tokoh NU lainnya membeli gedung di Jalan Sasak 23 Surabaya sebagai pusat aktivitas NU. Berangkat dari gagasn KH. Wahab di bidang jurnalistik ini kemudian menyusul terbitnya majalah-malajah lain, seperti Suluh Nahdlatul Ulama dipimpin Umar Burhan, Terompet Ansor dipimpin Tamyiz Khudlory dan majalah Penggugah yang berbahasa Jawa dipimpin oleh K. Raden Iskandar yang kemudian digantikan Saifuddin Zuhri. Dari tradisi jurnalistik ini, NU pernah mempunyai jurnalis-jurnalis ternama seperti Asa Bafaqih, Saifuddin Zuhri dan Mahbub Junaidi. KH. Wahab juga dikenal sebagai pengatur strategi perjuangan yang baik dalam kancah politik Islam. Beberapa prestasinya adalah seperti pembentukan MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia), GAPPI (Gabungan Partai Politik Indonesia) dan Masyumi.

Lewat pergerakan inilah KH. Wahab terlibat dengan tokoh-tokoh terkemuka, seperti K. Mas Mansur, Dr. Sukiman, Abikusno Cokrosuyoso, Mr. Sartono, Sukarjo Wiryopranoto, Amir Syarifuddin, dsb. Tidak salah lagi, jika KH. Wahab dikategorikan salah seorang yang mempunyai andil terbesar dalam meletakkan dasar-dasar organisasi NU. Hampir di semua sektor beliau menggagas ide-ide yang cemerlang untuk perkembangan NU mulai dari tradisi intelektual, jurnalistik, peletak dasar struktur Syuriah dan Tanfidziyah NU, sampai siasat bertempur di medan laga. Karena beliau mempunyai prinsip, “kalau kita mau keras harus punya keris.” Artinya kalau ingin besar seseorang harus mempunyai kekuatan, baik kekuatan politik, militer maupun batin. Selain prestasi-prestasi yang tersebut di atas perlu dicatat juga dalam diri KH. Wahab adalah keaktifannya dalam gerakan-gerakan melawan penjajah untuk membebaskan negara ini dari kungkungan penjajajah seperti dibuktikannya dalam Laskar Hizbullah pimpinan KH. Zainal Arifin, Laskar Sabilillah pimpinan KH. Masykur dan Barisan Kyai pimpinan beliau sendiri untuk berperang melawan penjajah.

Komite Hijaz sebagai Benteng Islam Aswaja

Prestasi gemilang lainnya adalah keberhasilannya memperjuangkan kepentingan kaum sunni untuk mendapat perlindungan dan kebebasan di negara Arab Saudi dalam Kongres Dunia Islam di Mekkah. Pada saat itu Raja Saud Arab Saudi melarang berkembangnya faham sunni di negara kekuasaannya. Akan tetapi karena usulan KH. Wahab beserta tokoh-tokoh Islam yang tergabung dalam Komite Hijaz, diantaranya KH Bisri Syansuri, K. Ridwan Semarang, KH Raden Asnawi Kudus, K. Nawawi Pasuruan, K. Nachrowi Malang dan K. Alwi Abdul Aziz Surabaya akhirnya Raja Saud membebaskan faham sunni hidup dan berkembang di Mekkah.

Dalam khutbah iftitah terakhir sebagai Rois ‘Am, KH. Wahab mengharapkan supaya NU tetap menemukan arah jalannya dengan selalu menyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah swt. sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan melalui cara-cara yang sesuai dengan akhlak Ahlussunnah wal- Jama’ah. Beliau juga mengingatkan agar kaum Nahdliyin kembali pada jiwa Nahdlatul Ulama tahun 1926 atau lebih dikenal dengan khittah NU 1926. Demikianlah sosok KH. Wahab Chasbullah, kyai yang diberkati memperoleh kesempatan hidup dalam tiga zaman, zaman penjajahan, zaman kemerdekaan (orde lama) dan zaman pembangunan (Orde Baru). Maka tak heran jika pengalaman dan sejarah hidupnya selalu dikenang sepanjang masa karena jasanya yang tidak sedikit. Dan masih banyak teladan yang ditinggalkannya untuk dijadikan ibrah bagi generasi penerusnya. Semoga kita bisa meniru dan meneruskan perjuangan-perjuangannya, amiin….

Sumber: almihrab.com 

Pelopor Kebebasan Berpikir


KH. A. Wahab Hasbullah adalah pelopor kebebasan berpikir di kalangan Umat Islam Indonesia, khususnya di lingkungan nahdhiyyin. KH. A. Wahab Hasbullah merupakan seorang ulama besar Indonesia. Ia merupakan seorang ulama yang menekankan pentingnya kebebasan dalam keberagamaan terutama kebebasan berpikir dan berpendapat. Untuk itu kyai Abdul Wahab Hasbullah membentuk kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran) di Surabaya pada 1914.

Mula-mula kelompok ini mengadakan kegiatan dengan peserta yang terbatas. Tetapi berkat prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat yang diterapkan dan topik-topik yang dibicarakan mempunyai jangkauan kemasyarakatan yang luas, dalam waktu singkat kelompok ini menjadi sangat populer dan menarik perhatian di kalangan pemuda. Banyak tokoh Islam dari berbagai kalangan bertemu dalam forum itu untuk memperdebatkan dan memecahkan permasalahan pelik yang dianggap penting.

Tashwirul Afkar tidak hanya menghimpun kaum ulama pesantren. Ia juga menjadi ajang komunikasi dan forum saling tukar informasi antar tokoh nasional sekaligus jembatan bagi komunikasi antara generasi muda dan generasi tua. Karena sifat rekrutmennya yang lebih mementingkan progresivitas berpikir dan bertindak, maka jelas pula kelompok diskusi ini juga menjadi forum pengkaderan bagi kaum muda yang gandrung pada pemikiran keilmuan dan dunia politik.

Bersamaan dengan itu, dari rumahnya di Kertopaten, Surabaya, Kyai Abdul Wahab Hasbullah bersama KH. Mas Mansur menghimpun sejumlah ulama dalam organisasi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) yang mendapatkan kedudukan badan hukumnya pada 1916. Dari organisasi inilah Kyai Abdul Wahab Hasbullah mendapat kepercayaan dan dukungan penuh dari ulama pesantren yang kurang-lebih sealiran dengannya. Di antara ulama yang berhimpun itu adalah Kyai Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), Kyai Abdul Halim, (Leimunding Cirebon), Kyai Alwi Abdul Aziz, Kyai Ma’shum (Lasem) dan Kyai Cholil (Kasingan Rembang). Kebebasan berpikir dan berpendapat yang dipelopori Kyai Wahab Hasbullah dengan membentuk Tashwirul Afkar merupakan warisan terpentingnya kepada kaum muslimin Indonesia. Kyai Wahab telah mencontohkan kepada generasi penerusnya bahwa prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat dapat dijalankan dalam nuansa keberagamaan yang kental. Prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat tidak akan mengurangi ruh spiritualisme umat beragama dan kadar keimanan seorang muslim. Dengan prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat, kaum muslim justru akan mampu memecahkan problem sosial kemasyarakatan dengan pisau analisis keislaman.

Pernah suatu ketika Kyai Wahab didatangi seseorang yang meminta fatwa tentang Qurban yang sebelumnya orang itu datang kepada Kyai Bisri Syansuri. “Bahwa menurut hukum Fiqih berqurban seekor sapi itu pahalanya hanya untuk tujuh orang saja”, terang Kyai Bisri. Akan tetapi Si Fulan yang bertanya tadi berharap anaknya yang masih kecil bisa terakomodir juga. Tentu saja jawaban Kyai Bisri tidak memuaskan baginya, karena anaknya yang kedelapan tidak bisa ikut menikmati pahala Qurban. Kemudian oleh Kyai Wahab dicarikan solusi yang logis bagi Si Fulan tadi. “Untuk anakmu yang kecil tadi belikan seekor kambing untuk dijadikan lompatan ke punggung sapi”, seru kyai Wahab.

Dari sekelumit cerita di atas tadi, kita mengetahui dengan jelas bahwa seni berdakwah di masyarakat itu memerlukan cakrawala pemikiran yang luas dan luwes. Kyai Wahab menggunakan kaidah Ushuliyyah “Maa laa yudraku kulluh, laa yutraku julluh”, Apa yang tidak bisa diharapkan semuanya janganlah ditinggal sama sekali. Di sinilah peranan Ushul Fiqih terasa sangat dominan dari Fiqih sendiri.

Sumber : https://www.pcnutulungagung.or.id

 

Kamis, 01 Juli 2021

Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kapitalisasi Pasar Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan yang Tercatat di Indeks JII70 Periode 2017-2019)

Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kapitalisasi Pasar Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan yang Tercatat di Indeks JII70 Periode 2017-2019) 

Achmad Haris Setiawan, Muhammad Nanang Choiruddin

Abstract: This study aims to find the effect of profitability and dividend policy on firm value with market capitalization as a moderating variable for companies listed on the JII70 Index for the 2017-2019 period. This research is a quantitative research type with a sample population of 104 companies listed in the JII70 Index listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2017-2019 period. Furthermore, purposive sampling was carried out to obtain 34 companies that fit the criteria. The results obtained in this study indicate that there is a significant influence between profitability and market capitalization on firm value, only dividend policy has no significant effect on firm value. Meanwhile, the MRA test shows that market capitalization is not able to partially moderate the relationship between profitability and dividend policy on firm value.

Keywords: Profitability, Dividend Policy, Firm Value, Market Capitalization  

 PDF

References

Al-Qur’an Terjemahan & Asbabun Nuzul. (2009). Al Malik. Surakarta.CV AlHanan.
Dewi, L.P.U Kartika & Wirasedana.(2012). Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Perusahaaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udatayana 23(2), 813-841.
Fuad, Munir. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta; PT Gramedia Utama.
Ghozali, I (2012) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harrison Jr, W, T., Hongren, C,T Thomas,C, W & Suwardy. T. (2011). Akuntansi Keuangan Internasional Edisi 8 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hermuningsih, S., & Wardani, D. K. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia dan Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 13(2).
Murhadi.W.R. (2013). Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat.
Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh Kebijakan Deviden, Likuiditas, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, (7), 4070.
Rifqiawan, R. A. (2015). Pengaruh Profitabilitas dan Kapitalisasi Pasar terhadap Nilai Emiten Jakarta Islamic Index. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 6(2), 21-36.
Rochmah, S. A., & Fitria, A. (2017). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan: kebijakan dividen sebagai variabel moderating. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi (JIRA), 6(3).
Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh Kebijakan Deviden, Likuiditas, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, (7), 4070.
Ulfa, R., & Asyik, N. F. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 7(10).
Weston & Copeland (1997). Manajemen Keuangan Jilid II. Jakarta :Binarupa Aksara.
www.idx.co.id diakses Oktober 2020. 
 
Sumber : http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/bisei/article/view/1571